Azalea : Tale of Azalea

8 : Kasus Marigold

Mayat wanita yang telah terbunuh dengan sadis tiba-tiba terjatuh tepat di hadapan Alkanrey yang sedang berada di perpustakaan Camelia. Sesaat setelah mayat itu jatuh tepat di hadapan Alkanrey, Farell yang entah darimana tiba-tiba datang dan segera menutup mata Alkanrey agar tidak melihat mayat mengerikan itu.
Dalam sesaat, berita tentang penemuan mayat ini segera menjadi topik hangat di  Fuchsia. Meski masih abu-abu, tetapi ada sebuah kebetulan yang cukup aneh di insiden ini. Mulai dari mayat wanita yang ternyata masih memiliki darah dari keluarga bagian Lavender, saksi mata yang kebetulan Alkanreya Lavender, dan putra angkat keluarga Lavender, Farell Radiata yang tiba-tiba muncul di tempat kejadian.
Para petinggi mulai berspekulasi jika pembunuh misterius ini menggunakan sihir terlarang dan menargetkan keluarga Lavender dilihat dari identitas korban dan dia sengaja menunjukkan perbuatannya di depan putri Lavender, tetapi keuntungan apa yang dia dapatkan? Bahkan jika dia memiliki dendam khusus dengan Arvine Lavender, mengapa dia membunuh salah satu dari keluarga Virindia, bukan keluarga utama? Dan lagi, mengapa dia menunjukkan pembunuhannya itu sekarang, saat sebuah acara resmi--pertemuan pemimpin keluarga--akan di selenggerakan besok?

Ziane dan Liam saling termenung di ruangan khusus mayat. Setelah melaporkan secara diam-diam kepada Yang Mulia tentang kasus ini, Ziane lalu kembali memeriksa mayat itu dan menggunakan kemampuan sihirnya dalam menyelidiki untuk kedua kalinya.

Menggunakan sihir, dia kembali menyaksikan bagaimana mayat ini tewas dengan cara mengenaskan, tetapi seakan pembunuh telah menyadari jika suatu saat mayat ini akan diperiksa dengan sihir, maka dia menggunakan sihir perlindungan untuk menutupi dirinya sehingga Ziane sama sekali tidak bisa melihatnya.

"Matanya dijahit saat dia masih hidup." Pernyataan Ziane ini seketika membuat Liam meremang. Ziane meneruskan sembari menutup matanya, "mulai dari mata, lalu hidung, lalu bibir ... kemudian menguliti pipinya dan menaburkan dengan garam. Bajingan ini bahkan menikmati perjuangan korban yang meronta-ronta untuk melepaskan diri dari rasa sakitnya, sampai kemudian dengan menggunakan pisau berlapis sihir bunga kematian jenis Azalea ... dia menyayat leher wanita ini secara perlahan sampai akhirnya wanita ini mati."

Ziane membuka matanya, menatap ke arah Liam yang mendengarkannya dengan serius. "Setelah wanita ini mati, ada segel dari sihir bunga terlarang yang ia gunakan, tetapi aku masih belum bisa mengidentifikasikan itu dari jenis apa. Bajingan ini benar-benar licik,"

"Tuan Ziane, apa Anda tidak melihat di mana sekiranya tempat dia melakukan pembunuhan?"

Ziane menggeleng. "Itu adalah tempat yang gelap. Saat mayat ini dijatuhkan di perpustakaan, aku curiga dia dipindahkan dengan sihir."

Liam membalas, "itu memang sihir, Tuan. Saya telah memeriksa seluruh perpustakaan dan tidak mendapati sepercik darahpun, padahal wanita ini baru saja dibunuh mengingat darahnya masih segar ... saat saya berada di tempat Nona Alkanrey melihat mayat ini, saya bisa merasakan samar-samar bekas energi sihir bunga perlindungan di sana. Sepertinya sihir ini digunakan untuk menutupi mayat sebelum dijatuhkan di depan Nona Alkanrey,"

Ziane, "tetapi bagaimana dia yakin jika Nona Alkanrey benar-benar akan mengunjungi perpustakaan? Ini tidak mungkin kebetulan kan?"

"Saya telah menginterogasi Irene, dia mengaku yang telah mengajak Nona Alkanrey ke perpustakaan. Tetapi, bahkan setelah menyelidiki Leon dan latar belakang keluarganya, dia benar-benar tidak memiliki hubungan dengan Tuan Arvine, Tuan." Liam membalas.

Setelah kasus ini mencuat, karena adanya keterlibatan Irene Sprengeri, pemimpin keluarga Sprengeri--Leon Sprengeri pun terpaksa mundur dari penyelidikan dan bersedia diinterogasi. Tetapi, Leon yang saat ini masih berusia 32 tahun--usia paling muda sebagai pemimpin keluarga bangsawan di Fuchsia--sama sekali tidak memiliki keterkaitan dengan Arvine Lavender.