3 : Azalea

161 22 53
                                    

            

Setelah perbincangan singkat dengan Zura dan juga asumsi Rein bahwa Crimson Rain bisa jadi adalah salah satu siswa di sekolah mereka ini, Valevi dan Alka semakin semangat untuk menemukan siapa sebenarnya penulis dibalik novel (b)angs(a)t ini.

Karena itu, sepulang sekolah, Valevi dan Alka memulai kembali penyelidikan abal-abal mereka hanya demi mencari si Crimson Rain. Mereka memulai dari awal saat mereka menemukan novel ini, karena itu saat ini mereka berada di belakang gedung sekolah, di gedung perpustakaan yang kosong itu.

"Lu yakin nih Lep?" Alka yang penakut mulai merinding saat dirinya mengikuti Valevi masuk ke dalam perpustakaan horor ini. Valevi hanya mengangguk singkat, bahkan tanpa menghentikan langkahnya. 

Alka memperhatikan Valevi yang dengan cermat memeriksa setiap sudut ruangan, layaknya seorang detektif sungguhan. Setelah itu, dia berhenti di depan pintu tempat mereka menemukan novelnya, lalu Valevi mengambil novel yang sudah ia bawa itu dan membukanya.

Alka mengernyit bingung. "Lu mau nyari tau yang nulis apa mau nyari bukti kasus pembunuhan sih? Ga jelas amat,"

Valevi mengabaikan pertanyaan Alka ini, memusatkan seluruh perhatiannya ke dalam novel yang ia buka ini. Sepertinya dia sedang memahami tulisan sang penulis, tetapi begitu lembar pertama ia buka, sebuah jarum tiba-tiba muncul dari dalam buku!

Karena terkejut, Valevi melempar novel Azalea itu, tetapi jarum itu berhasil melukai tangannya.  Valevi mengibaskan lukanya, membuat darahnya menetes mengenai buku novel yang saat ini masih terbuka.

"Heh Lep, lu gak papa?" Alka panik melihat Valevi yang berdarah, dia segera mendekati temannya ini.

Valevi yang masih sedikit terkejut itu membalas," gak papa kok, cuman kaget kok di buku ada jarum."

Alka lalu memungut jarum jahit kecil yang terjatuh dekat dengan darah Valevi, tetapi seakan ada energi sihir yang melingkupinya, jarum itu juga menusuk jari telunjuk Alka. Darahnya menetes di atas darah Valevi, membuat noda di novel itu.

Secara tiba-tiba buku novel itu mengeluarkan asap, dan belum sempat Valevi dan Alka memahami apa yang sebenarnya terjadi, sebuah cahaya yang muncul karena asap itu menyambar mereka dan menariknya masuk ke dalam novel!

"HEH??? CHOTO MATTE NANI KORE??"

                              〰〰〰

Ini adalah sebuah lorong yang gelap dan lembab.

Valevi dan Alka begitu terkejut saat mendapati mereka berada di sebuah lorong berbata merah yang gelap, samar-samar tercium aroma tanah yang basah. Belum sempat mereka mengetahui di mana mereka saat ini, sebuah suara yang mirip dengan mbak-mbak google translate berdengung di telinga mereka.

"Valevi Arga Kusuma, Dika Alkareina, selamat atas keberhasilan kalian dalam memasuki novel Azalea."

"APE?? HEH LU BILANG APE BARUSAN? MASUK NOVEL AZALEA?"

"Benar. Kalian telah terpilih untuk masuk ke dimensi novel Azalea, untuk menyelesaikan cerita ini."

Sebagai pembaca setia novel misteri dan juga transmigrasi, Valevi dan Alka tentu saja tidak asing dengan fenomena seperti ini. Tetapi karena logika mereka mengalahkan fantasi mereka, Alka dengan segera menyela ucapan sistem itu tidak santai, "maap aja nih ye mbak, kenapa jadi kita yang kepilih? Bahkan pake acara masuk ke novelnya segala, pake cara apa barusan anjir? Santet versi terupgrade?"

Valevi yang kesal dengan bicara Alka yang ngalor-ngidul itu langsung menggeplak kepala Alka dengan tidak santainya.

"Heh mbak, mumpung gue masih baik nih ye, mending gausah neko-neko. Balikin kita ke perpus sekarang! Gue cuman kepo siapa yang ngerjain pake novel bangsat kek gini ngapa malah gue diseret masuk ke dalam novel? Mabok mbak?"

Azalea : Tale of AzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang