clingy : 02

8.1K 857 51
                                    


Author pov.

Tok.. tok

Pintu ruangan Jennie di ketuk, Lisa yang awalnya asik menyusu kini terhenti setelah mendengar suara ketukan pintu.

"Permisi dokter Kim"

"Sudah dulu ya honey" Jennie mengusap lembut pipi Lisa.

"Ck mengganggu saja" Lisa terpaksa berhenti menyusu karena seorang perawat mengetuk pintu.

"Nanti lanjut lagi" Jennie mencium pipi Lisa dan segera memperbaiki pakaiannya.

Tok.. tok

"Dokter Kim"

"Aissh tidak sabar sekali, ingin ku patahkan saja tangannya itu" Lisa beranjak dari sofa untuk membukakan pintu.

"Jangan macam-macam honey" peringat Jennie mengikuti Lisa dari belakang.

Ceklek

Lisa membuka pintu sedikit kasar, tatapannya datar menatap sang pelaku.

"Hehehe, ada Manoban ternyata" cengir perawat itu.

"Jisoo sialan" umpat Lisa.

"Hmm mulutmu honey" peringat Jennie.

"Dokter Kim, ini Appa Jisung ingin berbicara denganmu. Kalau begitu aku pergi, permisi and bye bye Lala.." Jisoo pergi sebelum di amuk Lisa.

Lisa hendak mengejar Jisoo tapi Jennie menahan pergelangan tangannya.

"Honey"

"Hisshh menyebalkan" Lisa mendengus menghentakkan kakinya.

"Aah hai Jennie" Jeno ayah Jisung itu tersenyum menyapa Jennie.

"Panggil kekasihku dokter Kim" Lisa melipat kedua tangannya.

"Diam lah honey" Jennie mencubit pinggang Lisa.

"Aaw sakit sssh" Lisa menggosok pinggangnya.

"Jeno-ssi, ada apa?" Jennie menatap Jeno.

"Begini, putraku tidak mau makan dia ingin kau yang menyuapinya. Bolehkah aku minta tolong padamu untuk menyuapi Jisung?"

"Tidak" kata Lisa dan lagi-lagi dia mendapatkan cubitan cinta di perutnya.

"Aaahh sakit" ringis Lisa.

"Boleh, aku akan menyuapi Jisung agar dia mau makan" kata Jennie.

"Terimakasih banyak Jennie" Jeno tersenyum senang.

"Tirirmikisih binyik jinni" ledek Lisa.

Jeno hanya acuh dengan Lisa.

"Hon-"

"Ya ya ya aku selalu salah di matamu" Lisa menekuk wajahnya.

Jennie menghela nafas pelan, memeluk lengan Lisa dan mengusap pinggang dan perutnya.

"Mianhae" bisik Jennie.

"Kalau begitu mari Jennie" ajak Jeno berjalan lebih dulu.

"Nee" Jennie menarik lengan Lisa ikut bersamanya.

"Aku tidak mau"

"Diam atau tidak ada uyyu lagi"

"Ancaman yang mengerikan"

Mau tidak mau Lisa ikut ke ruang rawat Jisung.

Ceklek

"Dokter cantik!" Jisung memekik senang begitu melihat Jennie.

Melihat putranya senang Jeno tersenyum ikut senang.

"Hai tampan" Jennie tersenyum mengacak-acak rambut Jisung.

"Dokter cantik, aku merindukanmu" bocah berusia lima tahun itu memeluk pinggang Jennie.

Lisa cemberut merasa cemburu dengan Jisung.

"Aku juga merindukanmu anak tampan" Jennie mengusap pipi Jisung.

"Aku bayimu" bisik Lisa memeluk leher Jennie.

"Iya. Tunggu sebentar honey, aku ingin menyuapi Jisung dulu hmm" kata Jennie dan Lisa mengangguk dengan amat terpaksa melepaskan pelukannya.

"Kau harus makan tampan, biar kau cepat sembuh dan bermain denganku" kata Jennie sambil menyuapkan bubur untuk Jisung.

"Aku tidak berselera dokter cantik, makanan rumah sakit rasanya sangat hambar dan tidak enak" kata Jisung disela kunyahan nya.

"Kkkhh anak ini, makanan rumah sakit memang seperti ini tampan. Aigoo makan yang banyak hemm, kau tampak kurus" Jennie dengan telaten menyuapi Jisung.

"Hihihii kalau dokter cantik yang menyuapi aku selalu berselera makan"

Lisa memutar matanya malas dengan kegenitan Jisung.

"Masih kecil saja sudah genit, cih"

"Putraku tidak genit"

"Kau kan yang menyuruh putramu untuk memanggil kekasihku kesini? Kau ingin mengambil kesempatan dengan menjadikan putramu sebagai perantara. Cih licik sekali kau" Lisa menatap tajam Jeno.

"Aku tidak begitu, kau berlebihan Lisa-ssi" kesal Jeno.

"Kau-"

"Dokter cantik, bagaimana jika dokter cantik menjadi Eomma ku saja? Aku ingin dokter cantik dan Appa menjadi orang tua ku"

Darah Lisa mendidih mendengarnya, dia memeluk Jennie dan menjauhkannya dari Jisung.

"Jennie kekasihku, kau tidak boleh mengambilnya dariku. Kau bocah genit aku tidak suka!" Lisa menunjuk Jisung.

"Jangan berani kau berteriak pada putraku!" Jeno menatap tajam Lisa.

"Honey hentikan" Jennie mencoba bersabar.

"Apa? Tidak mau, mereka licik ingin merebut mu dariku. Jangan pernah memanggil kekasihku dengan iming-iming menyuapi mu makan Jisung, aku tidak akan membiarkannya!"

"Appa.. hiksss aku hanya ingin dokter cantik menjadi Eomma ku hiks apa salahnya" Jisung menangis memeluk Jeno.

"Kau keterlaluan Lisa, kau lihat putraku masih sakit. Bisa-bisanya kau membuatnya menangis!" Marah Jeno.

"Hiksss Appa.. dia jahat ukhuk urghuk"

"Sssh tidak apa-apa sayang, Appa bersamamu" Jeno mengusap punggung Jisung.

Jennie mendesah kasar lalu dengan sedikit paksaan melepaskan pelukan Lisa.

"Berhenti honey"

"Tidak mau, ayo pergi" Lisa menarik tangan Jennie tapi Jennie balik menarik tangannya.

"Jangan membuatku marah Lalisa" Jennie menggetarkan giginya.

"Makanya ayo pergi"

"Tidak, aku ingin berbicara dengan Jisung"

"Lihat, kau membelanya dari pada aku. Apa kau juga tertarik ingin menjadi bagian dari mereka?"

"Jaga ucapan mu Lisa. Aku tidak ingin kita ribut di depan Jisung, diam lah sebelum aku marah padamu"

"Aku tidak mau!" Lisa meninggikan suaranya.

"Hiksss kau orang jahat, pergi dari sini!" Teriak Jisung.

"Kau yang jahat ingin mengambil Jennie dariku!"

"Lalisa! Keluar!"

Lisa menatap Jennie, tidak percaya kasihnya itu membentaknya dan bahkan menyuruhnya keluar.

"Oke Jennie Kim" Lisa sakit hati dan memilih keluar dari ruang rawat Jisung.

•••

Tbc

23/07/23

Lololo ga bahaya ta?

Mumpung lagi baik.

Vote komen lanjut.

clingy [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang