clingy : 15

7.1K 677 19
                                    


Lisa pov.

Saat ini aku tengah memainkan ponselku sambil menunggu Jennie berdandan.

Kenapa wanita kerap sekali lama merias wajah? Aku saja yang wanita tulen tidak selama dan seribet itu.

Hanya memoles wajah dengan pelembab setelah itu memakai lip balm agar bibir tebal ku tetap seksi dan tidak pecah-pecah.

Tanpa di rias wajahku sudah sempurna hehe.

Aku beranjak dari sofa, menghampiri Jennie dan berjongkok di sampingnya.

"Ooh princess ku, sudahkah kau selesai merias wajah mu?" Aku bermain drama berlutut mengambil tangan Jennie lalu mengecupnya.

"Ooh prince wanitaku, tunggulah princess mu hampir selesai" balas Jennie mengelus lembut pipiku.

"Berapa menit lagi kiranya princess ku, prince wanita mu hampiri dua jam menunggumu merias wajah cantikmu. Bisakah lebih cepat sedikit princess ku?"

"Tss hentikan drama bodoh ini, tunggu lima menit lagi honey, sabar sedikit ck" lalu Jennie menggambar alisnya.

"Lima menit berujung dua jam, kata itu tidak bisa di percaya baby" aku cemberut.

"Aku harus cantik honey, memangnya kau mau mempunyai kekasih yang jelek?" Tanya Jennie tanpa menatapku.

"Kau sudah sangat cantik baby, tanpa merias wajah pun mau tetap cantik dan tidak jelek sama sekali" kataku.

"Gombal" Jennie mendesis tapi pipinya memerah seperti tomat.

"Aku serius baby, kau cantik apa adanya" aku mengusap pipi mandunya.

"Tss mulutmu manis honey, sudah ayo berangkat" kata Jennie setelah memoles lipstik di bibir tipisnya.

Aku mengulurkan tanganku membantu Jennie berdiri.

"Cantik sekali" aku takjub memandangi wajah Jennie, memang kekasihku ini cantiknya tidak manusiawi.

"Hentikan, aku malu honeyyy" rengek Jennie malu ku pandangi terus-menerus.

"Hahahaha ya baiklah baby. Ayo" aku menggenggam tangan Jennie membawanya keluar dari kamar.

Jennie tersenyum menyandarkan kepalanya di lenganku.

Baiklah waktunya memberikan kejutan!

-

"Honey.. sudah sampai belum? Mataku perih"

Saat ini aku menuntun Jennie dengan mata tertutup dengan kain merah.

"Ini kita baru sampai. Tunggu sebentar, kau boleh membuka penutup mata mu setelah aku menghitung satu sampai lima" kataku lalu bergegas mengambil bunga yang ada di atas meja.

"Lama" Jennie cemberut.

"Sebentar baby" aku menghidupkan lilin dan menoleh ke samping kanan dan kiri memastikan hiasan bunga dan kota-kota yang disusun rapi serta ada lampu kelap-kelip berwarna putih yang menerangi setiap huruf yang ada di kotak.

"Cepatlah honey.. mataku sudah gatal" rengek Jennie.

Kkkhh tidak sabar sekali kekasihku ini.

"Iya baby, aku akan mulai menghitung"

"Ekhm"

Aku menetralkan suaraku, bertekuk lutut kemudian mengeluarkan kotak cincin dari dalam saku blazer ku.

Oke aku pasti bisa.

Huhh!

"Satu" aku mulai menghitung.

clingy [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang