clingy : 11

5.2K 738 21
                                    


Lisa pov.

"Hik hiks aku demam honey" Jennie merengek mendusel kan wajahnya di leherku.

Kemarin Jennie banyak menangis, tidak mau berhenti meksipun aku sudah membujuknya dengan eskrim.

Dan lihat apa yang terjadi sekarang, tentu saja kekasihku menjadi sakit karena terlalu banyak menangis berteriak.

Jika sedang sakit begini Jennie berkali-kali lipat lebih manja dari biasanya, dia akan terus merengek, mengeluh sakit ini dan itu, tidak boleh berjarak dengannya, dan masih banyak lagi lainnya.

"Iya sayang aku tahu. Ini minum dulu obatmu, jangan ada alasan tidak bisa di telan dan pahit untuk di gigit. Aah buka mulut mu baby" aku menyodorkan sebutir obat ke mulut Jennie.

"Aaaak tidak mau.. itu benar-benar pahit dan susah untuk di telan. Hik hik tidak mauu" Jennie menggeleng menutup mulutnya.

Nah kan, apa aku bilang. Banyak drama kucing satu ini.

"Biar cepat sembuh baby" aku mengusap wajahnya yang pucat.

Jika sudah begini aku jadi sedih, Jennie-ku sakit dan aku tidak tega melihatnya.

"Tidak! Aku akan tersedak honey, obat itu mungkin nyangkut di tenggorokan mungilku" alasan sekali manusia menggemaskan ini.

"Tidak akan baby, coba dulu hemm"

"No honeyyy" rengek Jennie mengepak-ngepakkan kakinya.

"Baiklah, aku akan menghancurkan obatnya dan kau akan meminumnya dengan cepat oke? Kau ingin seperti bayi kan jika meminum obat harus di hancurkan dulu"

"Ya honey" angguk Jennie dengan lesu.

"Arasseo. Tunggu disini dan aku akan kembali dengan cepat"

"Tidak mau, aku ikut honey jangan tinggalkan bayimu" manja Jennie merentangkan kedua tangannya seperti bayi.

Tidak ada gunanya menolak permintaannya, dia akan menangis keras seperti aku telah memukulnya disini.

Jadi aku memilih menggendongnya ala bayi koala.

"Bayiku manja sekali hemm" aku menepuk-nepuk pantatnya sambil berjalan ke arah dapur.

"Xixixi" Jennie terkikik membenamkan wajahnya di lekukan leher ku.

Aku mendudukkan Jennie di atas kitchen set, Jennie cemberut mengayunkan kaki pendeknya.

Selagi Jennie masih anteng aku mengambil dua sendok makan lalu menghancurkan obat Jennie.

Setelah selesai aku menyediakan segelas air putih untuk di minum Jennie.

"Sudah honey?" Jennie mempoutkan bibirnya.

"Hemm, ayo cepat buka mulutmu baby" aku mengarahkan sendok ke mulutnya.

"Kasih air sedikit untuk memudahkan ku menelan obatnya, honey"

Aku menurut meneteskan sedikit air kedalam obatnya.

"Sudah kan? Sekarang minumlah"

Jennie menghela nafas berat, tentu dia tidak punya alasan lagi untuk menolak obatnya.

"Rrrggh p-pahit aku butuh air honey!"

Aku memberikannya dan membatu Jennie memegangi gelasnya.

"Huweek~" Jennie ingin muntah dan aku siap memijit tengkuk belakangnya.

"Gwenchana?" Aku khawatir menggenggam tangan Jennie.

"Hikss pahit Nini tidak menyukainya" Jennie menangis lagi dan aku tentu harus bersabar menghadapi suasana hatinya.

"Utututu bayi ku kepahitan hemm, gwenchana kau hebat sudah berhasil meminum obatnya. Sssh berhenti menangis oke" aku memeluknya mengusap-usap lembut punggungnya.

"Tidur hiks Nini mengantuk" cicit Jennie mengucek matanya.

"Ya tentu Nini-ku harus tidur dan beristirahat agar kondisi tubuhnya cepat membaik" aku kembali menggendong Jennie membawanya masuk kedalam kamar.

"Cuddle Lili" kata Jennie dengan suara seraknya.

"Tentu baby. Skin to skin?" Aku tersenyum menaik turunkan alis ku.

"Eum" angguk Jennie dan menyandarkan kepalanya di bahu ku.

Chup

Aku mencium lama keningnya.

"Cepat sembuh Nini"

Jennie mengangguk saja karena dia sudah sangat mengantuk sekarang.

•••

Tbc

05/08/23

Nini atit.

Vote komen lanjut.

clingy [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang