Pict di multimedia, itu si Natta.
Natta itu tokoh baru dicerita ini, hehe siapa sih Natta? Baca aja dulu ;)
With love,
Kats x
---------------------------------------------
Keesokan paginya disekolah, seperti biasa gue yang datang paling pertama.Karena jarak antara sekolah dan rumah gue lumayan jauh, gue harus berangkat pagi biar gak telat.
Menit berlalu, kelas pun makin ramai.
Kini anak-anak udah pada berdatangan.
Gue ngeliat Aubrie, yang lagi jalan menuju kelas. Gue dan Aubrie duduk ditempat yang gak jauh. Biasanya Aubrie duduk di depan gue, dan gue duduk dibelakangnya. Ya, karena itu lah kita bisa akrab banget dan sering dihukum gara-gara ngobrol mulu.
Aura wajah Aubrie kali ini berbeda. Hmm, sedikit lebih jutek?
Ia menduduki kursi di belakang Nash yang berada di pojok, jauh dari tempat duduk gue..
Gue cuma diem, dan termenung mikirin Aubrie. Dia bahkan gak cerita sama gue kenapa tiba-tiba dia kayak gini. Padahal, kita udah berkomitmen.
Gue masih inget janji gue sama Aubrie bahwa gak akan ada rahasia diantara kita. Lo yang buat perjanjian itu, dan kenapa sekarang lo yang ngelanggar perjanjian kita, Brie?
Ini lah sifat Aubrie yang paling gak gue sukain. Dia gak mau ngasih tau, tapi gue harus tau.
Gue coba samperin Aubrie pas istirahat.
"Brie!!" Gue nyapa Aubrie dengan senyum ceria yang dibuat-buat.
Aubrie nampak cuek banget. Biasanya dia selalu noleh ke arah gue. Tapi kali ini beda, dia malah buang muka. Segitu marahnya lo sama gue, brie?
"Brie, please kasih tau dimana letak kesalahan gue" gue kira ini bakal bikin Aubrie noleh ke arah gue. Tapi dia tetep buang muka bahkan sambil melangkahkan kakinya menjauh dari gue
Laki-laki ini, yang kemaren ngasih sejuta kupu-kupu di perut gue, yang bikin detak jantung gue gak beraturan, yang kemaren baru aja nyium kening gue dengan tulusnya..
Kenapa sekarang jadi begini? Kenapa lo berubah secepet ini? Gue benci perubahan. Gue benci ngeliat orang yang gue sayang berubah jadi kayak gini dan sekarang jadi gak peduli 'lagi' sama gue.
"Kemaren, baru aja lo bikin gue bahagia. Tapi ternyata, kebahagiaan itu cuma sesaat"
Aubrie langsung menghentikan langkah kakinya.
Please, noleh.. Sekaliiii.. Aja..
Aubrie cuma berhenti sesaat, tanpa mau menoleh ke arah gue. kemudian melanjutkan langkah kakinya.
Kita emang deket dan selalu deket tapi sekarang, gue ngerasa lo begitu jauh dari gue.
Jam pelajaran kembali dimulai, gue ngerasa canggung.
Biasanya gue lagi ketawa-ketawa atau sekedar ngomongin hal gak penting sama Aubrie.. Tapi sekarang? Kerjaan gue cuma diem dan bengong. Pelajaran Ms.Pedda pun gak gue gubris. Padahal guru yang paling gue takutin di sekolah adalah Ms.Pedda tapi hari ini, entah rasa berani gue muncul darimana.. Tiba-tiba dengan beraninya gue gak merhatiin pelajaran dia sampe pulang.
"Lo kenapa murung gitu sih Van??"
Seorang perempuan berambut blonde, datang menghampiri gue dengan wajah cemasnya disaat ngeliat gue keluar dari kelas."Gak apa-apa kok. Emang muka gue murung ya?" Dusta gue pada Narinda
"Sepandai apapun lo nyembunyiin, tetep bakal ketauan sama gue" argh okay, gue emang gak bisa nutupin sesuatu dari Narinda. Dialah satu-satunya sahabat yang paling ngertiin perasaan gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iridescent
Teen FictionBerawal dari saling mengejek. Yang menjadikan mereka sepasang sahabat karib. Vandra Hatcht dan Aubrie Henrrie Apakah mereka akan terjerumus kedalam friendzone, layaknya sahabat menjadi cinta seperti yang lain? _______________________________________...