Unexpected

294 21 3
                                    

"Gue suka lo" ucap Calum dengan wajah expressionless-nya

Duh, gue harus apa? Kan gue udah tau dari Cenna. Masa harus pura-pura kaget?

"Kita pacaran sekarang" Whattt?? Yang ini baru bikin gue kaget. Mata gue terbelalak lebar, hampir keluar dari tempatnya.

"Nggak bisa.." Jawab gue pelan, Calum masih menatap gue lekat-lekat tanpa berkedip. Yaampun kayak di hipnotis, melirik ke arah lain pun gue nggak bisa..

"I wish i could take your sadness away" pintanya lagi, kali ini dengan tatapan sendu. Gue menggigit bibir bawah, nggak tau apa yang harus gue lakuin buat sekarang..

"Ehm.. Kasih gue waktu ya" gue harus mempertimbangkan semuanya matang-matang. Calum emang baik dan good looking tapi gue nggak bisa buka hati gue sekarang. Gue bingung harus nolak dengan cara apa kalau kata-kata nggak bisa bikin dia mundur

"Sampe kapan lo ngestuck di masa lalu?" kata Calum yang mengingatkan gue sama Aubrie.

Setelah diem selama 5 menit, gue denger seseorang yang manggil nama gue sambil teriak..

"HATCHT!!!" Ouch. Gue lupa! Ini kan pelajaran frau Zia! Tanpa basa-basi gue langsung ninggalin Calum dan lari ke kelas. Disana udah ada frau Zia yang bertengger di depan kelas dengan kedua tanduk di kepalanya

"Apa frau?" Tanya gue sok polos

"Udah berapa kali kamu cabut?!"

"Ih perasaan nilaiku nggak ada yang kosong dan selalu bagus" Sanggah gue berharap frau Zia memberi pengampunan

"Vandra. Kita sedang membicarakan absensi!!" Teriaknya dengan suara yang bisa gue tebak udah naik 3 oktaf

"Ampun frau.. Jangan hukum lagi"
Seperti biasa, gue memasang puppy eyes yang mungkin bisa meluluhkan hati frau Zia

"7 lembar permohonan maaf dalam bahasa german, serta tanda tangan orang tua!" Astaga dragon. Nih guru kalo ngasih hukuman gak nanggung-nanggung. Hua. Bisa keriting jari-jari lentik nan indah ini.

"Dua hari lagi saya tunggu di meja saya!"

Gue cuma mengangguk nurut. Daripada ngelak, percuma nggak merubah apapun. Frau Zia memberikan kertas dan mengeluarkan barang-barang gue yang ada di kelas secara kasar hfft, selama satu jam kedepan gue nggak boleh ikut pelajaran German. Sialan.

Btw, Calum? Kok dia nggak di hukum?! Nggak adiiiiiiill.

Brakk

Nggak lama Calum keluar sambil menenteng tas ranselnya. Akhirnya dia kena juga.

Calum terdiam duduk di bangku koridor, begitu pun gue yang sibuk nyicil hukuman dari frau Zia.
Calum memandang ke arah gue sambil senyum tipis. Aneh. Gue cuma bales pake senyum sok ramah

"Lo suka bahasa?" Tanya Calum sembari mendekatkan posisi duduknya

"Banget" ugh! Calum, kenapa lo bisa santai banget? Padahal, dapet hukuman dari frau Zia itu hal yang paling dihindarin sama anak-anak di sekolah ini.

"Ikut gue" ajak Calum yang langsung narik tangan gue. Aduh, kemana lagi sih? Udah gue bilang gue nggak bisa jawab sekarang. Hfft

"Cal, gue nggak bisa. Nanti aja ya pulang sekolah" Calum langsung ngelepas tangan gue dan akhirnya gue bisa ngerjain hukuman dari frau Zia.

"Permohonan maaf dalam bahasa German? Lo tau darimana?"

"Cal, ini kan udah pernah kita pelajarin. Lo ngapain aja di kelas?
Ngelamun?" Gue heran sama Calum, ini baru aja di ajarin frau Zia minggu lalu dan dia udah lupa? Kebanyakan nonton film porno kali ya ckck

IridescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang