71

2.8K 252 0
                                    

POV JENNIE

Saat eomma mengantar kami ke rumah sakit, kata-kata eomma terus terngiang di kepalaku. Bagaimana aku bisa begitu bodoh? Aku seharusnya tidak melakukan itu. lisa sudah melakukan segalanya untukku.

Aku begitu termakan oleh duniaku sendiri. Memikirkan penderitaannya karena ketidaktahuanku menusuk jiwaku.

Oh Ghad. aku sangat bodoh!

"Ya, kamu bodoh." Kata eomma sambil melihat jalan.

"Ya, aku bodoh," aku mengakui sambil mendesah berat. Merefleksikan bagaimana aku telah menyaksikan kerinduan di mata lisa namun secara sadar mengabaikannya adalah tampilan lengkap dari kebodohan ku sendiri.

"Apa aku meremehkannya, eomma?" Kataku, suaraku pecah saat aku menatap ke luar jendela, merenungkan semua pengorbanan yang telah dilakukan lisa untukku. 

Apa yang telah ku lakukan untuk membalasnya? Aku meninggalkannya, sesuatu yang seharusnya tidak kulakukan.

Aku merasakan tangan eomma di tanganku, membuatku menatapnya, air mata mengalir di wajahku sekali lagi. Kesadaran tentang bagaimana aku telah menyebabkan rasa sakit lisa memukul hati ku berkali-kali.

"Sayangku, dibutuhkan keberanian untuk menghadapi kekuranganmu sendiri dan mempertanyakan tindakanmu. Menyadari kemungkinan bahwa kamu mungkin telah menerima begitu saja adalah langkah penting menuju pertumbuhan dan pemahaman. Ingat, tidak ada orang yang sempurna, dan kita semua membuat kesalahan dalam hidup kita. hubungan. Alih-alih memikirkan masa lalu, fokuslah pada saat ini dan masa depan. Ungkapkan penyesalan yang tulus dan keinginan untuk berubah. Beri tahu dia bahwa Anda menyadari pentingnya kehadirannya. Tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata, anakku. Dan jika kamu benar-benar mencintainya, tunjukkan padanya melalui perilakumu bahwa dia dihargai dan disayangi," kata eomma sambil menyeka air mata dari pipiku.

"Kau mencintainya, kan?" eomma bertanya, dan aku mengangguk dengan penuh semangat sambil menangis.

"Aku mencintainya, eomma. Sungguh. Dan aku merasa sangat bodoh," kataku, menutupi mataku saat air mata mengalir di wajahku.

"Tidak apa-apa, anakku. Kesalahan terjadi, tetapi yang paling penting adalah bagaimana kamu menanggapinya dan belajar darinya. Cinta adalah perjalanan yang penuh dengan pasang surut, dan pada saat-saat refleksi inilah kita memiliki kesempatan untuk menjadi lebih baik. versi diri kita sendiri. Dan jangan khawatir, Lisa mencintaimu. Dan eomma juga mencintaimu."

Aku memegang tangannya di pipiku dan bersandar ke sentuhannya. "Aku juga mencintaimu, eomma . Terima kasih," kataku, sekali lagi diliputi emosi.

"Aku tahu. Sekarang hapus air matamu dan buat dirimu rapi. Lisa mungkin berpikir dia akan menikah dengan seorang Mandu yang jelek," canda eomma, membuatku tertawa dan protes main-main saat aku menyeka air mataku.

"Kau selalu menggodaku, eomma," rengekku, dan eomma hanya tertawa.

"Oke, kita sudah sampai," kata eomma sambil memarkir mobil. 

aku melihat tempat parkir rumah sakit yang luas dan mengagumi ukurannya. 

"Ini masih rumah tunanganmu," tambah eomma  sambil menunjuk logo rumah sakit yang berinisial M.B.

"Aku tahu, eomma," kataku bangga. 

lisa sudah mencapai begitu banyak. Bodoh bagi ku untuk membandingkan pencapaian kami ketika dia tidak pernah memandangnya seperti itu.

Keberhasilan lisa adalah kebanggaannya, dan itu tidak boleh mengurangi apa yang telah ku capai atau membuat merasa tidak mampu, terutama karena dia tidak pernah membuat ku merasa seperti itu.

SWEET DEMISE | JENLISA ADAPTATION ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang