33

5.8K 474 6
                                    

LISA POV 

"Berhentilah memainkan makanannya, Hun." kata ku dengan tenang dan tertawa kecil.

Kami sudah berada di restoran ini memakan makanan yang ku pesan beberapa waktu lalu. Tapi entah kenapa jennie terus memelototi makanan sambil memainkan makanan dengan kasar.

daging. Bukankah dia menyukai rasanya?

"Apa rasanya tidak enak? Apa kamu tidak suka makanannya?" tanyaku ingin tahu. jennie melihat ke arahku dan memelototiku. Dia dengan kasar mendorong makanannya ke mulutnya mengunyahnya dengan gigi yang menyapa. Aku menggigil di sekujur tubuhku saat dia menatapku.

ku pikir kita sudah baik? Apa aku melakukan kesalahan lagi? Aish.

"A-apakah aku melakukan sesuatu---" 

"YA KAMU MELAKUKAN SESUATU! LALISA! KAMU MELAKUKANNYA!" teriak jennie marah dengan kesedihan berlama-lama di matanya.

"A-aku melakukan apa?" tanyaku gugup cemas menatapnya.

"Kau benar-benar tidak tahu!?" Dia bertanya lagi sambil berteriak. Aku mengangguk kecil tidak tahu apa kesalahanku.

"Kamu menaruh hickey di leherku Lalisa! Dan orang-orang mengira kita melakukannya. Padahal sebenarnya kita tidak melakukannya!" Dia berteriak lagi sambil menunjuk bagian ungu di lehernya. Oh... karena hickey.

"A-apa kamu marah karena aku menaruh hickey padamu? Atau karena orang mengira kita melakukannya?" tanyaku gagap. 

"Karena, Hun. kita benar-benar tidak. Jangan pedulikan mereka. Oke?" aku tidak benar-benar tahu dari mana ini berasal. aku tidak terlalu keberatan dengan orang yang mempertahankan bisnisnya dengan orang yang tidak mereka kenal..

"Aku tidak terlalu peduli dengan pendapat mereka tentang lisa. Tapi... Tapi mereka mengira kita melakukannya. Padahal tidak." ujar jennie dengan napas frustrasi masih memelototiku.

"Eh? kita benar-benar tidak melakukannya." Kataku ragu-ragu karena dia sangat memelototi jiwaku.

"Itu intinya! Aku marah karena kita tidak melakukannya! Aku sangat bersemangat beberapa waktu yang lalu Lalisa! Dan kamu menyeretku ke sini untuk makan siang padahal sebenarnya kamulah yang seharusnya aku makan sekarang." 

mulutku terbuka lebar karena terkejut mendengar pengakuannya. Ya ampun. jennie ku supper vulgar. Bagaimana dia bisa mengatakannya di depan makanan.

Syukurlah di mana di area VIP. Jika tidak?.... aku benar-benar tidak tahu.

"Kau selalu membuatku bergairah hanya dengan melihatmu berdiri di depanku hanya dengan pakaian biasa, tapi kau masih terlihat sangat seksi. Kau menghisap leherku, menjilatnya dengan menggoda lalu... lalu... kau bertingkah seperti tidak melakukan apa-apa padaku dan selalu terlihat polos seperti ini." ujar jennie dengan rasa frustrasinya sambil mengerang dalam prosesnya.

Aku tidak sengaja menggigit bibirku setelah pengakuannya yang berani membuat mulutnya ternganga.

"Lihat? Sekarang kamu merayuku." Dia merengek dan melemparkan kertas tisu ke arahku. Aku tertawa kecil melihat Mandu yang menggemaskan ini.

"Aku tidak melakukan apa-apa. Hun. Kamu mencium bau stroberi itu sebabnya aku tidak bisa membantu untuk menjilat lehermu dan aku tidak benar-benar melakukan apa-apa, apodyopsismu hanya menendang." kataku dan mengedipkan mata padanya. Dan sebagai antrian, pelayan datang membawa karangan bunga.

aku berdiri dan pelayan memberi bunga. aku berterima kasih padanya dan dia pergi. Berjalan menuju jennie dan menyerahkan bunga itu sendiri dan tersenyum padanya.

"Selamat." Kataku sambil menyerahkan bunga itu padanya. Wajah frustrasinya berubah menjadi senyum manis saat menerima buket itu. Aku bersandar untuk mematuk dan mencerminkan senyumnya saat wajah kami hanya terpisah beberapa inci. "Aku mencintaimu. Maafkan aku telah merayumu secara tidak sengaja." Aku berbisik pelan dan mengecup bibirnya 3 kali.

SWEET DEMISE | JENLISA ADAPTATION ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang