56

3.3K 271 11
                                    

NORMAL POV

"Apa yang kamu lakukan di sini?" Mina dengan tegas bertanya sambil berdiri.

"Uh-uhm... Ms. Kim menyuruhku untuk mencetak beberapa dokumen untuknya, lalu aku tersesat di stasiun percetakan." Jongin menjawab sambil gagap.

Tapi Jihyo Unnie mengatakan bahwa dia sedang menuju ke ruangan ini. Mina berpikir sambil menatap Jongin dengan skeptis.

"Lalu kenapa kamu terburu-buru pergi keluar?" Mina bertanya lagi sambil mengetuk lantai sesuai keinginannya.

"K-karena, petugas keamanan di dalam memarahiku karena masuk tanpa izin." Jongin mencoba terdengar normal saat menjawab kali ini.

Itu sangat masuk akal. Mina mengangguk dalam pikirannya.

"Kalau begitu pergilah sekarang. Lakukan apa yang disuruh Ms. Kim." Mina berkata dengan tenang sebelum berbalik.

"Ms Mina," Jongin memanggilnya membuat dia berbalik lagi.

"Di mana tempat percetakan lagi?" tanya Jongin sambil menggaruk lehernya.

Mina menggelengkan kepalanya menunjuk ke kamar ke-3 di sisi kiri.

"Pergilah ke sana. Pintu kaca di ruang 3 ada di sebelah kiri. Ada juga karyawan di sekitarmu, kamu bisa menanyakannya jika kamu masih tidak bisa menemukannya." Jongin mengangguk dan Mina meninggalkannya di lorong.

Jongin, menghela nafas lega sambil memegangi dadanya.

"Woooh... hampir saja."

NORMAL POV END

+++

LISA POV

"Ini adalah krim topikal dan salep yang terbaik untuk bekas lukanya. Itu hanya luka kecil jadi ini yang terbaik untuknya." Dr. Lee memberi obat yang ku minta.

Kami sebenarnya berada di dalam kantornya ketika meminta obat untuk bekas luka jennie.

Jennie sebenarnya ada di dalam mobil sekarang. Aku meninggalkannya di sana karena dia sedang tidur nyenyak dan tidak ingin mengganggunya karena jennie terlihat lelah.

"Terima kasih, Dr. Lee. Nah, saya harus pergi sekarang. Jennie sudah menunggu di mobil." Kataku dan tersenyum padanya berdiri dari kursiku.

"Tidak masalah, Ms. . Biarkan aku mengantarmu keluar." Katanya mengikutiku.

"Apa dia masih merasakan sakit pada bekas lukanya?" Dia bertanya saat kami berjalan keluar dari rumah sakit.

"Dia mengatakan padaku bahwa dia tidak merasakan sakit lagi," jawabku.

"Senang mengetahuinya. Baiklah, hubungi aku jika kamu membutuhkanku, oke? Aku akan selalu siap." Dia berkata dan menepuk punggungku tetapi aku menariknya ke dalam pelukan.

Dr. Lee seperti pergelangan kaki saya. Dia adalah PD ku sejak masih kecil dan kami menjadi sangat dekat setelah itu.

Tapi, dia selalu memperlakukan ku secara profesional karena dia mengatakan bahwa aku adalah bosnya dan dia takut dengan sisi lain ku yang menurut ku itu sangat lucu.

"Aku akan. Aku akan pergi sekarang. Hati-hati, Dr. Lee." kataku sambil tersenyum padanya.

"Kamu juga." Dia berkata dan aku mengucapkan selamat tinggal padanya.

Itu 30 menit berkendara ke rumah jennie dan dia masih tidur.

Aku memarkir mobil di tempat parkir  sebelum  turun dan pergi ke sisi lain mobil ku.

Aku membuka pintu mobil melihat jennie yang mendengkur pelan dengan bibir sedikit terbuka.

Aku tersenyum saat melihat 30 menit mengangkatnya dengan gaya pengantin.

SWEET DEMISE | JENLISA ADAPTATION ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang