Empat

356 35 3
                                    

Peka

"Maafin aku sa, kamu tau kan aku suka kelepasan kalo udh marah-marah" ucap jihoon sambil memohon memegang tangan asahi lembut dan mengusap pipi yang merah akibat tamparannya kemarin.

Asahi hanya bisa menarik nafasnya dalam. Bak seperti dejavu, seolah hal sama dilakukan jihoon setelah tenaganya terlepas untuk menyakiti asahi. Meminta maaf dan bermanja. Sungguh asahi sangat malas menanggapinya.

Tapi asahi malah gagal fokus sama tangan jihoon yang terluka dan memerah. Terlihat segaris luka dan memar seperti terbentur sesuatu. Bahkan asahi tak ingat jika tangan jihoon terbentur atau tersayat setelah memukulnya kemarin?

"Tangan kamu kenapa?" Tanya asahi yang beralih memegang tangan jihoon sekarag menatap lukanya.

"berantem" jawab santai jihoon yang membuat asahi menatapnya.

"Kamu abis berantem???" Asahi menatap mata jihoon.

Jihoon mengangguk bangga dan tersenyum tanpa ada salah.

"Berantem sama siapa?" Tanya ragu asahi.

"Kamu kepo banget sih sayang, ini urusan aku, jangan ikut campur ya takut kamu kenapa-kenapa" jihoon sambil tersenyum.

Bukannya merasa terlindungi, asahi malah bergidik ngeri dengan jawaban jihoon. Sedikit berandal nakal memang jihoon.

"Emang apa hubungannya sama aku?" Tanya asahi yang menambah kebingung.

"Ya gatau sih, cuman jaga-jaga aja" ucap jihoon seolah lupa dengan permintaan maafnya.

"Kamu gak jawab pertanyaan aku, yaudah aku ambil obat dulu biar luka kamu cepet sembuh" asahi beranjak tapi tangannya ditarik oleh jihoon begitu saja.

Asahi yang merasakan tarikan sedikit kasar lalu menatap jihoon tajam. Apa jihoon benar-benar lupa permintaan maafnya beberapa menit lalu?

"Gausah, kamu udh jadi obat aku kok" jihoon tersenyum sambil menariknya dan mulai mendekap asahi.

"Cih gombal kamu ga mempan, luka ya tetep luka perlu di obatin" tolak asahi yang segera melepaskan dekapan jihoon dan beranjak mengambil kotak obat.























Kling!

"Selamat datang, ada yang bisa.. oh?" hyunsuk terdiam saat tau siapa yang datang.

Pria yang dikenal hyunsuk sejak dua bulan lalu. Pria itu lebih muda darinya, bahkan seumuran dengan adik sepupunya.

"Hyung.." panggilnya.

Hyunsuk mengalihkan fokusnya alias meninggalkan hal yang sedang ia kerjakan dan beranjak pergi pada pria yang baru saja datang.

"Ada apa jihoon? Ada yang bisa dibantu, apa mau cari bunga?" Tanya hyunsuk sambil membalasnya dengan senyum.

"Anu.."

"Ada apa? Katakan saja"

"Hyung.. udh makan siang belum?"

Hyunsuk mengangkat satu alisnya dan menatap jam tangannya. "Makan siang? Sekarang??"

Pukul menunjukan setengah tiga sore. Bagaimana bisa mengajak makan siang di jam segini??

"Lo belom makan siang?" Tanya hyunsuk.

Jihoon mengangguk malu.

"Yaudah gue temenin, telat banget jam makan lo, cepet ih makan nanti sakit ribet lagi" hyunsuk mendorong-dorong jihoon setelah melepaskan apron nya.

Feeling (Jaesahi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang