Tujuh belas

262 29 1
                                    

Si rambut pirang

Semester baru membuat perasaan asahi agak bersedih. Biasanya dia akan selalu bertemu dengan jaehyuk, tertawa dan bercanda melupakan kelelahan belajarnya. Kali ini hanya angin yang menemaninya duduk di pinggir sungai.

Entahlah perasaannya sangat hampa walau teman-temannya selalu menemaninya kemanapun. Tapi kalau jatuh cinta bukannya selalu ingin dekat dengan kesayangan?

"Kangen" gumam asahi pada dirinya sendiri.

Tumben saja asahi mau sendirian kesini. Biasanya dia malas melihat banyaknya pasangan dan dirinya sendirian.

Ternyata sendirian duduk disini tidak begitu buruk walau ditengah2 orang berpasangan.

Sret!

Seseorang tiba-tiba duduk di sebelah asahi yang membuatnya sedikit kaget.

"Ruto! Lo ngagetin" asahi.

"Hehe tadi liat lo keluar kampus, terus aneh pergerakannya jadi gue ikutin, takut kenapa-kenapa" haruto membabying asahi.

"Dasar stalker!" Asahi memukul haruto yang tidak begitu bertenaga.

"Kenapa kesini sendirian? Gue pikir lo bakal ke toko bunga itu lagi" haruto.

"adeknya yang gue suka kenapa harus menjilat kakaknya" gumam asahi.

"Ya lebih bagus dong, Deketin kakaknya buat dapetin adeknya? Seenggaknya udh dapet lampu ijo dari kakaknya" gumam haruto.

Asahi menatap haruto. "Gue bukan orang kayak gitu ya"

"Aigoo" haruto mengasak rambut blonde asahi sambil tersenyum.

Asahi menepis tangan haruto yang merusak rambutnya. Lalu memegang rambutnya yang sudah tumbuh warna hitamnya di dekat akar rambut.

"Itu bukan hal negatif sa, kecuali lo ngerugiin kakaknya" gumam haruto melihat asahi yang merapikan rambutnya.

"Lagian kakaknya udah ngasih lampu ijo kok" gumam asahi.

Ia kembali memandangi sungai yang tenang dengan angin yang berhembus kencang bersamaan dengan tarikan nafas panjangnya.

"Baru jalan seminggu rasanya sepi banget, gini ya namanya rindu?" Gumam asahi membuat haruto menatapnya heran.

"Coba hubungin lagi udah?" Tanya haruto.

"Chat gue belom dibales sampe sekarang, emang kelas praktikum sibuk banget sih jadi gue gak heran" asahi.

Haruto terdiam dan menikmati angin yang menghembusnya juga.

"Ruto ya.. gue mau ganti rambut, boleh kan ya?"

"Hmm? Kalo itu yang buat lo nyaman lakuin lah, udah berapa lama lo blonde coba" haruto mengingat awal asahi memutuskan mewarnai rambutnya menjadi blonde sebelum jadiannya dengan jihoon.

"Gue nyaman kayak gini, tapi mau ganti aja, lo tau kan trend yg orang klo patah hati mengubah gaya rambutnya?" Asahi yang seolah menggurui haruto.

"Hah? Emang lo lagi patah hati??" Haruto yang melihatnya cringe.

"Engga sih, tapi kayak patah hati hehe"

"Tai hahaha ditinggal bentar doang sa" haruto tertawa diikuti oleh asahi yang tertawa.

"Gue liat emang lo lebih bahagia sekarang ya sa, gue jadi seneng liatnya" gumam haruto.

Asahi tersenyum mengingat bagaimana haruto selalu berada di sebelahnya, menjadi penguat asahi dikala abusive jihoon.

Feeling (Jaesahi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang