Dua puluh satu

234 35 1
                                    

Villa

Jaehyuk menatap jeongwoo yang terlihat awuk-awukan. Terlihat seperti ada keterpaksaan di wajahnya. Lagian juga villa ini milik teman ayahnya jeongwoo. Masa jeongwoo gaikut sih??

"Ngapa muka lo si, sat?" Tanya jaehyuk.

"Gausah banyak tanya dah, lo pikir sendiri aja" jeongwoo yang sedikit melirik ke belakang dan langsung beranjak masuk ke dalam villa.

Asahi baru saja keluar dari kamarnya dan ingin menyapa kedua temannya yang baru saja datang. Berpapasan dengan jeongwoo yang sangat tidak enak mukanya. Awalnya sih mau menyapanya tapi tidak jadi karena jeongwoo melengos pergi begitu saja.

"Jeongwoo masih patah hati kah?" Tanya asahi saat berada di samping jaehyuk.

Jaehyuk mengangguk sambil tersenyum. Lalu haruto datang dan membawa banyak barang yang terlihat sangat lelah. Asahi dan jaehyuk segera menolongnya.

"bujuknya susah, sorry ya telat banget" haruto.

"Gwenchana! Lo udh berhasil ngajak dia kesini aja udh mantap" asahi memberikan jempol sambil mengangkat bawaan banyak yang di bawa haruto.

Jaehyuk jadi berpikir. Ini kan acaranya untuk bisa memberi kejutan pada asahi, kenapa jadi ribet perkara jeongwoo patah hati.

Yasudahlah namanya juga hidup.

Sampai langit pun berubah menjadi gelap. Keberadaan villa dari kenalan bapaknya jeongwoo memang sangat indah, berada di pinggir pantai. Dibuat beberapa balkon di ruang terbuka bagian belakang dan ada tempat api unggun. Itu semua sudah dipersiapkan.

Jeongwoo masih duduk termenung dengan jaket tebalnya di pinggir pantai dan api unggun yang menyala. Udara malam korea apalagi pada akhir2 tahun begini memang sangat dingin.

Sret.

Jeongwoo melirik siapa yang datang menganggu lamunannya. Itu jaehyuk yang tiba-tiba duduk di sebelahnya. Mungkin jeongwoo akan muak kalau itu adalah haruto.

Setiap hari setiap saat haruto selalu menemaninya dan menyemangatinya. Tapi tetap saja hati jeongwoo masih patah, padahal sudah berjalan hampir dua bulan. Itulah kenapa jeongwoo sedikit muak dengan haruto.

Tak ada obrolan setelahnya, hanya nafas yang terdengar berat. Entahlan topik apa yang harus mengawali obrolan mereka.

"Jangan berlarut-larut, hidup lo nanti stuck disitu doang" akhirnya jaehyuk mengeluarkan suara.

Jeongwoo hanya bedecak, seperti menyepelekan.

"Gue gatau sakit hati lo sama apa engga kyk gue diselingkuhin dulu, cuman jangan buat khawatir orang lain yang perhatian sama lo" jaehyuk.

Tak ada jawaban dari jeongwoo. Dia hanya diam menarik nafas panjangnya terus tapi tetap mendengar perkataan jaehyuk.

"Aigooo gimana cara balikin mood lo ya, acara yang peruntukan buat kejutan asahi sepertinya akan gagal" lanjut jaehyuk seperti nada kecewa.

"lo mau nyalahin gue?" Akhirnya suara jeongwoo keluar juga.

"Bukan gue yang ngomong, gue gaakan nyalahin patah hati lo sih karena gue jg pernah merasakan, jadi yang tau cuman lo, kita udah berusaha hibur dan buat lo lupain tp ya balik lagi ke lo sih" terdengar jaehyuk kecewa tapi menjaga tutur kata agar jeongwoo tidak sakit hati lagi.

Jeongwoo lagi-lagi menarik nafasnya panjang.

Sebenarnya dibalik kata kekecewaan jaehyuk, dia sedikit bingung pada jeongwoo. Haruto, asahi dan dirinya sudah berusaha membujuk jeongwooo untuk moveon atau melupakan rasa patah hatinya, menghiburnya dengan hangout misal.

Feeling (Jaesahi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang