Part 3

143 18 1
                                    

Hari mulai semakin larut malam
tak ada lagi orang yang melakukan kegiatan diluar.

Jam menunjukkan pukul 12.00 malam.

rumah reyhan sangatla sunyi dan disekitarnya gelap hanya cahaya rumahnya saja.

inne sudah tidur terlebih dahulu, sedangkan reyhan...

ia duduk di sebuah ayunan, yang berada dibawah pohon besar didepan halaman rumahnya.
itulah tempat ternyaman bagi reyhan, apapun keadaannya ia selalu ke situ untuk menenangkan hatinya.

ia terduduk sendiri dengan gerakan ayunan yang sangat pelan.
ia hanya diam melamun dengan tatapan yang kosong namun dibalik itu, ada pikirannya yang sedang ribut.

"huffftttt...",

hela nafas reyhan, seperti ada pikiran yang ia simpan namun ia tak tau bagaimanakah cara keluar dari pikiran ini.

"andai saja, dirumah ini anggota keluarganya lengkap. rasa percuma saja rumah sebagus ini namun anggotanya tidak lengkap",

"aku iri, aku selalu iri dengan orang yang hidupnya berkembang dengan sosok seorang ayah. apalah dayaku? dari umurku 2 tahun aku tidak pernah melihat ayahku bahkan wujudnya aku tidak tau seperti apa.
mama memang selalu memenuhi kehidupan ku, Bahkan dirumah ini ia menjadi 2 peran. tak hanya menjadi seorang ibu saja perannya tapi ia juga sekaligus menggantikan peran ayahku",

Reyhan mengeluarkan semua unek unek yang ada didalm pikirannya.

tanpa disadari reyhan, ada mamanya yang berdiri didepan pintu.
inne mendengar semua ucapan reyhan dari awal, ucapan itu sedikit membuat sedih inne.

"m-maafkan mama rey. Andaikan saja dulu ayah sama mama ga ribut ga ada masalah. pasti kita sedang berkumpul. pasti keluarga kita lengkap, pasti kamu bakalan senang kalau kamu ada saudara kembar nak. maafin ibu ya rey...",

ucap inne dengn dirinya sendiri.
ia pun bergegas kembali kekamarnya, ia membiarkan reyhan sendiri agar ia bisa menenangkan fikirannya.

<<<<<<<<<<<<<<<<<>>>>>>>>>>>>>>>>

angkot itu berhenti disebuh terminal.
lumayan jauh geyhan pergi.
geyhan mulai turun dari angkot dan tak lupa ia membayar ongkosnya.

sekarang geyhan tak tau sedang berada dimana, dan ia pun tak tau akan kemana.
dan akan tidur dimana ia malam ini dan akan tinggal dimana untuk selamanya.

bahkan uang untuk modal makannya saja tak banyak, baju yang dibawanya pun tak begitu banyak.

Ia melihat sekelilingnya, kemana ia akan pergi.
dan ia melihat sebuah masjid, ia memutuskan untuk beristirahat disana sementara. ia pun langsung bergegas untuk kesana.

awalnya ia berfikir ia akan tinggal dimarkasnya, namun baginya akan gampang ditemukan dengan keluarganya.

tibanya ia disana, ia membuka alas kakinya perlahan ia memasuki masjid dengan kebingungan.
ia mencoba mencari pemilik Masjid untuk menumpang tidur dimasjid ini.

<<<<<<<<<<<<<<<<<<>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Sementara di rumah,
smua orang sudah tidur, kec arafi ia masih terduduk diteras rumahnya.

Ia merenungi sikapnya kepada anaknya tadi.
semua penyesalan datang kepadanya
ia juga khawatir, dimana anaknya tidur dimana anaknya makan.

KEINGINANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang