Part 32

77 10 3
                                    

semua kerdus telah selesai ia tumpukkan meninggi, seolah kerdus itu bagaikan tangga menuju kesebuah ventilasi.

"Bismillah...", ucapnya dan sebelah kakinya mulai menaiki kardus.
kardus ini bisa menahan berat badan reyhan. perlahan ia menaiki satu persatu kardus.

kini, telah tiba ia dikardus terakhir.
ia, membuka kunci kunci ventilasi itu, dan ia berhasil membukanya.

Ia melihat keluar arah jendela ventilasi, diluar sana hanya banyak pepohonan yang rindang bisa dibilang posisinya saat ini jauh dari kota. ia melihat ke arah bawah, ternyata cukup tinggi untuk ia bisa menapakkan kakinya kebawah.

ia menarik nafasnya lalu dihembuskannya "patah kaki ga masalah deh, yang penting lolos aja dari tempat ini", ujarnya meyakini dirinya.

perlahann kakinya keluar dari jendela, lalu bdan dan kepalanya.

hupp...

ia melompat cukup tinggi, ia mendarat dengan sempurna dengan keadaan berdiri tegap.

"gini doang, belum seberapaaa dah", ucapnya dengan pede.

ia melihat ke arah kanan kirinya, ia berfikir kemana ia akan lewati. Semua disekitarnya sama, seperti tidak ada petunjuk jalan keluar

ia berjalan mengelilingi rumah ini, dari sisi kiri hingga ke kanan.
yaps, ia menemui sebuah jalan tanah seperti menuju ke arah jalan keluar.

ia berlari mengikuti arah  jalan tanah itu,
walaupun keadaannya sangat lemah, itu tak membuat dirinya patah semangat.

•••

kini geyhan dan inne telah tiba tepat dihalaman rumah yang mewah dan megah. inne terpukau melihat kemewahan rumah ini, tinggi dan kokoh.

geyhan hanya tersenyum melihat mamanya yang takjub dengan sekitarnya saat ini.

"yaudah, masuk kedalam yuk mah", ajaknya sembari mengambil tangan inne

"T-tapi rey...", ucap inne sehingga mereka berhenti melangkah.

geyhan hanya menaikkan kedua alisnya menunjukkan kebingungan.
"k-kenapa mah?",

"Ini rumah siapa Rey, kamu main ajak masuk ajaa", protes inne kepada geyhan

geyhan hanya tertawa dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah mamahnya.
"udah, ga usah segan gitu. ikutin aku aja aman kok, yuu...", geyhan menenangkan inne dan membawanya masuk kerumah.

kini mereka telah memasuki rumah tersebut, lagi dan lagi inne dibuat diam takjub melihat kemegahan didalam rumah ini. luas, dinding dilapisi emas dan beberapa barang mewah.

"Udah mama duduk disini dulu ya",
ucap geyhan sembari menarik kursi dan menyuruh inne duduk.

inne duduk dengan mata yang masih berkeliling melihat seluruh isi rumah ini. "ini rumah siapa si, Rey?", tanya inne lagi dan lagi.

geyhan bingung apa yang harus ia jawab, jika ia menjawab jikalau rumah ini miliknya. yang ada membuat inne curiga dan heran.

"ehh, ini rumah bos kerja reyhan.
Jadi reyhan selalu nginap disini, bantu bantu dia mah", jelas geyhan berusaha meyakini mamahnya

inne sempat terdiam dan coba mencerna penjelasan geyhan.
inne hanya mengangguk.
sedikit lega untuk geyhan, karna inne masih mempercayainya.

KEINGINANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang