Part 17

109 15 4
                                    

terlihat seorang lelaki yang sedang menggunakan baju atasan putih dan bawahan hitam, dan terdapat tas yang di gendong di pundaknya.

lelaki itu sedang bersiap siap, ia mengumpulkan semua berkasnya lalu ia masukkan kedalam tasnya.

Tiba tiba, sosok wanita paruh baya berjalan mendekatinya dan memegang bahunya, sehingga lelaki itu memutarkan arah kehadapannya.

"M-mama...",

"reyhan, gimana udah semua?
udah di cek lagi semua barang atau berkas berkasnya?",  ucap wanita itu memastikan

"alhamdulilah udah semua", jawab reyhan

Wanita itu hanya tersenyum, ia menatap wajah anaknya dengan sangat dalam. banyak harapan yang ia tujukan kepada anak tunggalnya itu. Tiba tiba air matanya mengalir
Dengan cepat reyhan mengusap air mata wanita itu.

"Mah... mama kenapa nangis?", tanya reyhan sembari menghapus air matanya

"g-ga rey, mama cuma terharu sana kamu. kamu memang anak laki laki yang sangat bertanggung jawab, mama bangga sama kamuu rey...", ucap wanita itu mengelus rambut anak lelakinya

"justru reyhan yang bangga sama mama, mama selalu menjadi mama yang terbaik banget didunia. Tidak ada orang bisa mengalahkan kebaikan mama di dunia ini. reyhan bersyukur karna mama selalu mendukung apa yang reyhan lakukan", ucapnya pujanya terhadap inne

"mama doain aku ya, semoga tes aku lancar dan aku bisa lolos di kampus impian aku. Mama juga harus janji jangan nangis terus terus an", ucap reyhan Sembari menunjukkan jari kelingkingnya lalu dibalas inne.

Inne langsung memeluk tubuh anaknya itu reyhaan juga membalas pelukan mamanya, karna ia sudah tidak bisa bersama lagi dengan anaknya.
Ia sudah tidak bisa tinggal bersama lagi namun sebagai ibu ia harus terlihat tegar untuk anaknya.

"doa mama selalu menyertai kamu rey, dimana pun kamu berada. Pesan mama,
selama tes kamu jangan lupa untuk terus berdoa, insyaallah semuanya  akan berjalan lacar", jelas inne lalu melepaskan pelukannya

"Insyaallah mah",

"Yaudah reyhan harus berangkat yah ma, jaga baik baik diri mama hubungi reyhan kalau ada apa apa", pamit reyhan sembari mencium tangan mamanya

"Pasti rey, hati hatii ya",

Reyhan hanya tersenyum, kini ia mulai menaiki motor kesayangannya. perlahan lahan ia sudah tidak ada dihadapan mamanya

Saat itulah tangis inne pecah,
Ia sedih karna jauh dari anak satu satunya. Tapi sebagai orang tua ia harus mendukung masa depan anaknya.

"andai aja ayah kamu lihat ini rey, pasti ia merasakan penyesalan karna ia tidak pernah melihat anaknya yang ditinggalkan ini tumbuh dengan sukses", ucap inne

Ia memutuskan untuk masuk kembali kerumahnya.

----------------------------------------------------------

Geyhan merasakan bosan, karna ia hanya bisa terus menerus terbaring diranjang rumah sakit.

Jangankan untuk bangun, mengambil air disebelahnya saja ia tidak sanggup. Ia kesal dengan keadaannya sekarang karna ia tidak bisa apa apa seperti sebelumnya.

Arafi baru saja datang, karna ia habis menebus biaya rumah sakit.
Ia melihat geyhan yang sedang gelisah ia mendekati anaknya itu dan bertanya.

"kenapa gey?", tanyanya dengan halus

Geyhan hanya diam, ia tidak membalas jawaban arafi.
ia merasakan sesak didadanya matanya ia berkaca kaca karna ia menahan itu semua.
Ia tidak mau terlihat lemah dan cengeng dihadapan ayahnya.

KEINGINANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang