In the Car

51.5K 101 1
                                    

Sandro menjemputku di rumah Jessy karena aku mengerjakan tugas praktek untuk besok bersama Jessy di rumahnya sepulang sekolah. Pria itu tiba-tiba mengatakan ingin bertemu denganku, katanya ia sakau tidak melihatku selama tiga hari ini ditambah aku tak mau menerima panggilan video darinya, ia tak marah memang tapi mengatakan kesal padaku.

"Kita sudah tiga hari tidak bertemu kalau-kalau kamu lupa, Sya." Balasnya saat aku mengatakan akan langsung pulang ke rumah selepas dari rumah Jessy. Aku tahu ia kesal dari nada datar yang ia lontarkan.

"Mas tahu aku sibuk ngerjain tugas praktek dan bimbel untuk masuk universitas." Balasku tak mau kalah.

"Oh ya benar, kau sibuk sekali dan aku sangat luang seperti pengangguran yang tidak punya pekerjaan."Sarkasnya membuatku terdiam.

"Tidakkah kau ingin bertemu denganku sebentar saja? Tidakkah kau merindukan sentuhanku? Belaianku dan keperkasaanku? Karena aku merindukkannya, merindukan hangatnya tubuhmu di bawahku, merindukan desahan manjamu, tidakkah kau sama denganku?" Lanjutnya membuatku secara langsung mengingat aktifitas kami beberapa hari lalu. Jujur saja, aku merindukannya, aku juga ingin memeluk dan bersetubuh lagi dengan batang gagahnya, semalam dia mengajakku untuk melakukan panggilan video sambil memuaskan kelamin kami tapi aku menolak karena mama dan papa belum juga tidur.

"I do. Aku juga pengen ketemu mas dan rindu sentuhanmu, Mas."

"Yaudah ayo ketemu, biar aku jemput. Kirim alamat rumah temanmu itu."

Dan di sinilah aku berakhir, menuntaskan tugas praktek secepat mungkin dan menunggu Sandro menjemputku. Mobil putihnya berhenti di depan pagar rumah Jessy lalu aku masuk begitu saja. Sebenarnya, aku ingin pulang saja sehabis dari rumah Jessy karena cukup lelah mengerjakan tugas praktek yang selalu datang menyerbu di akhir masa SMA-ku dan jadwal bimbel yang padat.

"Mana seragam sekolahmu?" Tanyanya sebelum menjalankan mobil.

"Aku ganti, tadi sempat mandi di rumah Jessy." Aku memang sempat mandi di rumah Jessy karena merasa cukup lepek dan seperti bebek kecebur, lainnya sih karena aku tidak mau Sandro melihatku lepek dan bau keringat karena beraktifitas seharian.

"Padahal aku ingin melihatnya secara langsung." Sebelah tangannya yang tidak memegang kemudi, ia letakkan di pahaku, mengelus naik turun lalu meremas-remasnya pelan.

Aku tahu mulutnya memang penuh godaan dan kata-kata manis, tapi aku belum juga terbiasa karena teman tidurku yang lalu-lalu hanya sebatas bersetubuh sekali dua kali lalu tidak berkomunikasi lagi.

"Aku nggak mau kamu melihatku seperti bebek kecebur," mataku memandang ke jalanan yang asing bagiku. "Mau kemana kita?" Tanyaku bingung.

"Ke apartemenku." Aku menoleh padanya cepat



Cuplikan Karyakarsa

"Sebentar lagi masa sewa apartemennya udah mau habis makanya aku pindah."

Sandro semakin menekan jari telunjuknya saat aku meletakkan tanganku di kejantanannya dan meremas batangnya yang menyembul dari balik celana kerja yang ia gunakan. Aku menurunkan resleting celananya dan meremas-remas batang Sandro dari luar celana dalam. Pria itu melenguh sambil meremas vaginaku dan kemudi mobil, menyalurkan gairahnya.

"Ahh mas!" Jeritku senang.

***

Yang mau versi panjangnya silakan meluncur ke karyakarsa! Disana chapternya lebih cepat update!

Gara-gara Dating AppTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang