Debaran

79 11 0
                                    

...

"Jadi kalian semua fans saya?" Tanya Nabhan dengan senyum di bibirnya. Dia meminum kopi kemasan yang ada di hadapanya dengan menatap ke arah Seli dan Melodi yang tengah melotot tajam ke arah Satrio.

Satrio baru saja membongkar rahasia besar kedua gadis tersebut, bahwa Melodi dan Seli sangat mengidam-idamkan Nabhan. Nabhan yang mendengarnya tentu saja sedikit terkejut, bukan karena Melodi, justru karena ia kaget Satrio dan Seli mengenalnya dengan cukup baik disaat mereka sama sekali tidak pernah bertemu maupun berkenalan.

Nabhan tau, pasti ini semua berkat ulah gadis kecil yang sekarang tengah panik tersebut, Melodi. Tapi itu bukanlah masalah yang harus dia persoalkan, justru Nabhan merasa senang, dia tahu bahwa Seli dan Satrio adalah sosok sahabat yang baik.

"Satrio sempak" lirih Melodi sambil memijat dahinya yang sepertinya sudah mulai pening karena ulah Satrio.

"Sumpah bukan temen gua" lirih Seli pun sambil menatap ke arah lain. Dia hanya memikirkan satu hal di dalam hati terdalamnya, reputasi di depan sang abang-abangblenya ini sudah hancur lebur.

"Santai aja. Saya gak marah kok, malah seneng. Ternyata saya punya penggemar tetap," Nabhan kembali menggoda dengan ucapannya, yang semakin membuat kedua anak gadis tersebut sudah tak berkutik lagi.Apalagi Melodi yang sudah sangat malu. Tolong ingatkan kepada Melodi untuk membuat perhitungan setelah ini kepada Satrio.

" Buset, muka lu pada kenapa? Udah kaya kebelet berak. Merah banget." ucap Satrio santai, sambil memakan es batu sisa dari minumannya yang telah tandas.Bukannya tidak tahu dengan apa yang sedang terjadi dengan kedua sahabat manisnya itu, hanya saja sekali-kali ia membalas keisengan yang biasanya keduanya lontarkan kepadanya. Lagian juga Nabhan tidak akan terlalu serius menanggapi masalah ini, santai saja, pikirnya.

"Diem lu!" Ucap Melodi sengit.

"Udah, kalian tenang aja. Saya gak marah."Ujar Nabhan berusaha membuat Melodi maupun Seli tidak panik dengan hal demikian.

"Udahlah gak asik nih Satrio. Lu bayar sendiri pokonya!" Ucap Seli masih dengan tatapan sengitnya kepada Satrio. Perkataan Seli sukses membuat Satrio ketar-ketir dibuatnya. Masalahnya adalah dia memsan banyak makanan dan minuman, jikalau demikian dia rugi bandar dibuatnya.Sebagai pecinta gratisan garis keras tentu ini menjadi permasalahan yang serius bagi Satrio.

"Gak-gak, konsepnya gak gitu, gini-gini, ibaratnya nih ya—"

"Bodo amat," ucap Seli tak mau dibantah

"Saya gak ikutan, semuanya salah Satrio," ucap Nabhan sambil mengangkat kedua tangannya. Membuat Satrio bertambah kecemasannya.

"Lah, lu gimana si bang. Gua udah baik ini ngasih tau rahasia  para gadis manis. Gak bisa gitu dong."Ujar Satrio dengan tampang melas ke arah Nabhan.

"Bisa aja, gak ada yang gak bisa di dunia ini?"Tolong ingatkan kepada Satrio bahwa Nabhan sama saja seperti kedua sahabatnya yang sering kali membuat jantung kecilnya ini berdetak dan harus mengelusnya dengan sabar. Sekali lagi tolong bantu Satrio untuk tetap tenang sekarang.

"Lah ini makanan gua gimana, gue cuma bawa duit lima ribu."

"Sukurin, makanya jadi orang jangan cepu. Kena karma tuh. Pokonya kita gak usah temenan, makasih sama hari-harinya."ucap Melodi dramatis

"Sama, makasih sama hari - harinya selama ini. Semoga lu dapat temen yang lebih baik," sambung Seli.Satrio kembali panik dibuatnya, nampaknya rencana nya untuk mengerjai keduanya gagal total. Justru berakhir kepada dirinya sendiri, senjata makan tuan.

"DIH! Kagak- kagak, konsepnya gak gitu. Etdah, ngapa jadi gini endingnya. Iya-iya gue yang bayar semuanya." Ujar Satrio memancing agar Melodi dan Seli tidak marah kepadanya. Senjata terakhir yang biasanya ampuh dia gunakan.

"Maaf, gak nerima sogokan traktiran," ucap Melodi mulai merapikan barang-barangnya begitupun Seli. Nabhan hanya menatapnya penasaran sedikit tersenyum dengan drama yang diciptakan oleh ketiga orang tersebut. Khususnya matanya menatap lekat ke arah Melodi yang terlihat jelas hanyalah berpura-pura merajuk kepada Satrio.

"Album exsis 2 biji," ujar Satrio dengan harapan mampu membujuk dua sahabatnya itu.Satrio ingat bahwa kedua sahabat karibnya ini sangat menyukai dan fans garis keras salah satu boyband legend  yang berasal dari negeri Korea Selatan itu.Namun justru Satrio mendapatkan toyoran keras di kepalanya.

"EXO Satrio, E-X-O, EXO.!" Ucap Seli penuh penekanan.

"Iya itu maksudnya, typo mulut gua." ucapnya mengeles, masih dengan cengiran bagai orang tak bersalah.

"Oke deal, dua ya!" Ucap Seli sambil mengulurkan tangannya, diikuti oleh Melodi yang juga mengulurkan tangan kanannya, tetapi belum sempat ketiga tangan tersebut saling berjabatan getaran ponsel di meja mengalihkan fokus Melodi.Melodi segera mengambil handphonenya, lantas tertera panggilan dari sang mamah, tanpa berlama-lama dia pun segera mengangkatnya,

"Halo Mah?"

"..."

" APA!"

"..."

"Melodi kesana mah.Mamah tenang ya. Miya bakal baik-baik aja, Melodi yakin." Tanpa mendapatkan jawaban dari sang mamah sambungan telfon tersebut terputus.

"Adek lu kenapa Mel?" Tanya seli khawatir, melihat wajah Melodi yang begitu panik setelah menerima panggilan dari sang Mamah.

"Miya Sel, Dia masuk rumah sakit. Keserempet mobil," ucap Melodi dengan suara payau. Melodi segera bergegas dengan tangan gemetar. Bersamaan dengah hal tersebut sebuah tangan mendarat di pundaknya dengan elusan yang terasa sangat menenangkan.Ya dia adalah Nabhan, dia berusaha untuk menenangkan melodi agar tidak cemas. Melodi menoleh ke arahnya dan Nabhan lantas membalasnya lewat tatapa yang menenangkan.

"Jangan panik, everything will be alright. Semua bakal baik-baik aja. Sekarang kita ke rumah sakit, abang akan anterin kamu." tanpa berkata-kata, Melodi menganggukkan kepalanya.

"Kalian pulang duluan aja, biar Melodi sama saya."

"Tapi—"

"Kalian pasti mengerti keadaanya kan." ujar Nabhan menyela yang diangguki oleh Seli dan Satrio. Melodi segera beranjak bersama Nabhan, dengan tangan Nabhan yang menggenggam Melodi erat, "Gue duluan," ucap Melodi sambil tersenyum kepada kedua sahabatnya.Satrio dan Seli menganggukan kepalanya, berdoa agar semuanya baik-baik saja.

"Jangan takut, fighting," ucap seli mengepalkan tinju. Berusaha membuat sahabatnya itu tidak cemas atau takut.

Melodi tersenyum kembali dan berkata lirih, "maaf ya diri sendiri, kembali bilang semuanya bakal baik-baik aja, padahal di dadanya debar-debar. Melodi takut denger kata-kata yang bikin hati Melodi nyut-nyutan kaya dulu,mah."

•••
TBC

MELODI Yang MemilukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang