•••
"Makasih banyak Bang Nabhan udah ajak Melodi jalan-jalan dan nganterin sampe rumah" Melodi tersenyum sambil membungkukkan badannya sebagai isyarat tanda terima kasih kepada Nabhan yang sudah meluangkan waktu dan tenaganya untuk mencoba membuat suasana hatinya jauh terasa lebih baik. Bertemu kembali dengan sosok yang dalam bayangannya selau ia khayalkan layaknya sosok orang tua baginya.
Nabhan hanya tersenyum sambil mengusap rambut Melodi, "Sama-sama.Maaf ya jalan-jalannya kali ini cuma ketemu sama Mamih."
"Abang,bagi Melodi ketemu tante Dewi itu jalan-jalan yang luar biasa dan itu buat Melodi seneng banget." Ucap Melodi sambil tersenyum dengan cerahnya.Nabhan hanya geleng-geleng kepala menanggapinya tetapi tak ayal hatinya merasakan kelegaan.
"Yaudah sana masuk, udah malem."
"Abang gak mau mampir ke dalem?" Tawar Melodi
"Gak usah, lain kali aja. Abang titip salam sama Orang rumah. Bilang juga makasih udah ijinin anak perempuannya jalan-jalan ke rumah Abang."
"Siap, laksanakan komandan!" Seru Melodi sambil mengangkat tangannya,memberikan hormat tanda menyetujui perintah tersebut. Nabhan pun lagi-lagi hanya terkekeh dibuatnya.
"Yaudah Melodi masuk, Abang hati-hati bawa motornya, jangan ngebut-ngebut!"
"Siap, Laksanakan tuan Puteri."Melodi hanya tersenyum malu mendengar jawaban Nabhan dan setelahnya Nabhan berlalu dengan deru motor yang semakin lama tak terdengar dan hilang dipandangan mata. Melodi lantas melangkah ke arah pintu rumahnya, tanpa menyadari interaksinya diamati oleh Miya dari balik tirai.
Melodi membuka pintu rumah, tetapi belum sempat melangkahkan kakinya dia dikejutkan dengan kehadiran sang adik yang sudah berdiri di hadapannya, "Ya ampun Miya, Kakak kaget!" Seru Melodi sambil mengusap dadanya.
"Hehehe, maaf Kak. Wih, kakak abis jalan sama Bang Nabhan?" Tanya Miya penasaran, Melodi mengangguk sambil berjalan ke arah ruang tamu untuk duduk, "Iya,Dek."
"Kenapa kakak gak aja Miya. Padahal Miya kepingin banget jalan-jalan sama Bang Nabhan." Seru Miya dengan wajah kecewa.
"Kakak juga gak ada niatan buat jalan sama Bang Nabhan. Tiba-tiba aja tadi kakak dijemput sama Bang Nabhan." Jelas Melodi dan Miya hanya mengangguk-anggukkan kepala mendengar penuturan sang Kakak.
"Terus tadi kakak kemana aja?" Tanyanya lagi.
"Gak kemana-mana. Tadi Kakak Cuma diajak mampir ke rumah Bang Nabhan terus ketemu sama tante Dewi. Oh iya, tadi Tante ada titip salam buat kamu."
"Ih Asik banget dong, Kak. Salam balik juga untuk Tante. Miya jadi pingin main deh ke rumah Bang Nabhan," Miya tersenyum sambil berharap bisa bertemu dengan kedua orang tua Nabhan. Sudah lama sekali rasanya dia tidak berjumpa dengan kedua orang itu.
"Next Time deh, kita main ke rumah Bang Nabhan. Nanti Kakak bilang sama Bang Nabhan." Ucap Melodi membuat Miya senang bukan main.
"Bener ya, Kak?. Yeay... Miya jadi gak sabar banget."
"Iya. Ngomong-ngomong orang rumah pada kemana? Kok sepi banget." Tanya Melodi yang heran melihat tidak ada tanda-tanda keberadaan kedua orangtuanya yang biasanya disaat seperti ini selalu berkumpul bersama adiknya, tentu saja tanpa dirinya. Namun dirinya cukup lega karena sejujurnya saat dia memasuki rumah Melodi sedikit cemas, takut mendengar sapaan dari sang mamah atau Papah yang kadang menusuk hatinya.
Walaupun dia sudah ijin untuk bermain ataupun kerja kelompok tetap saja kedua orang tuanya suka marah dan mengomentarinya banyak hal. Seolah-olah semua yang dilakukan tidak ada yang sesuai di mata mereka. Nyatanya tidak ada mereka, justru membuat hatinya sedikit lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELODI Yang Memilukan
Fantasía"Melodi memang bukan anak yang bisa memberikan banyak prestasi kepada mamah dan papah. Tapi bolehkah sedikit saja untuk menorehkan kebahagiaan kecil untuk Melodi. Hanya sedikit,tidak lebih. Setelah itu Melodi janji, Melodi akan terbang tinggi. Hingg...