Kehidupan Adira dan Gema menjadi lebih baik. Mereka serius dengan perkataannya untuk saling membuka hati satu sama lain. Bahkan perlahan perlakuan mereka sangat berbeda, yang tadinya saling tidak perduli sekarang malah saling sayang dan perhatian.
Gema sangat memperhatikan kesehatan Adira saat ini, bahkan laki-laki itu selalu menemani kemanapun Adira pergi. Dia tidak ingin hal buruk terjadi lagi kepada anaknya. Itu sebabnya Gema sangat posesif kepada Adira.
Sekarang kegiatan Adira berubah drastis, dirinya tidak lagi berkuliah di kampus Airlangga melainkan dia belajar dirumah (home schooling) bahkan Adira juga sering ikut kelas online dikarenakan kandungannya yang sudah menginjak enam bulan.
Gema dan orang tuanya tidak menyarankan Adira untuk pulang pergi ke kampus. Apalagi sekarang Gema jarang ke kampus untuk mengajar karena Dia bekerja di perusahaan kakeknya bersama sang Ayah. Yaps, Gema sudah diangkat sebagai CEO untuk menggantikan pak Gundono yang akan pensiun. Namun, dengan garis keras Gema tetap menjadi Dosen karena perusahaan itu bekerja sama dengan kampus Airlangga.
Awalnya Gema terkejut, tapi dia tahu mengapa ayahnya itu selalu memaksa Gema untuk menikah. Kakeknya benar-benar dari keluarga konglomerat, bahkan sahamnya sangat banyak di Indonesia bahkan di luar negeri.
Tidak ingin berlalu takjub dengan apa yang dimiliki kakeknya. Gema mengajak Adira untuk berlibur di Bali dengan alasan babymoon.
Gema tidak ingin merepotkan Adira jika nanti anak itu lahir mereka akan liburan. Pasti Adira selalu menggendong bayi kecil itu dan membuatnya capek.
"Bali indah banget ya pak" ucap Adira dengan tangan yang tak lepas dari tangan Gema melihat kearah laut yang sangat indah. Mereka berdua berdiri di balkon penginapannya yang sangat mewah itu.
"Iya" jawab Gema seraya memandang wajah Adira yang sangat cantik.
"Pak Gema yakin kalo anak ini lahir mau membeli rumah di Sini?" Tanya Adira penasaran karena semalam Gema bilang jika dirinya akan membeli rumah untuk masa depannya dengan anaknya kelak.
"Saya gak pernah main-main dengan ucapan" ucap Gema membuat Adira tersenyum.
Gema menyelipkan rambut Adira yang terkena angin itu. "Asalkan kamu mau seumur hidup bersama saya"
"Saya mau tinggal dengan seseorang yang saya cintai dengan tulus" balas Adira membuat Gema mengernyit.
"Sampai sekarang kamu belum mencintai saya?" Tanya Gema penasaran.
"Apakah pak Gema mencintai saya?" Ucap Adira malah balik tanya.
Gema terdiam tak berkata apapun. Adira melepaskan tangannya lalu duduk dikursi kayu tak jauh dari dia berdiri, dengan sedikit kesusahan karena perutnya yang sudah membesar.
Gema menghembuskan nafasnya berat lalu berjongkok dihadapan Adira. "Untuk saat ini mungkin belum Adira. Tapi saya janji akan lebih berusaha lagi untuk mencintai kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA: MY DOSEN HUSBAND [Sudah Terbit]
SonstigesGema Alam, Dosen tampan yang baru saja mengalami perpindahan mengajar di universitas Airlangga. Semangat dan kenyamanan dia mengajar menjadi sumber utama keresahan orang tuanya. Pasalnya, kedua orang tua Gema ingin anaknya itu mewarisi apa yang kake...