12. Mahasiswa Baru

60K 2.4K 24
                                    

Hari berganti hari, Kini sudah tiga bulan Adira menjadi istri dari seorang Gema. Dosen tampan dan cuek itu. Tak ada satupun dipikiran Adira untuk membayangkan rasanya enak menjadi istri dari idola para teman-temannya di kampus. Adira hanya berfikir, dia harus bertahan hidup tanpa memikirkan apapun.

Selama tiga bulan ini hubungan mereka masih sama. Monoton tidak ada kebahagiaan apapun. Adira yang hanya fokus dengan kuliahnya sedangkan Gema fokus bekerja sebagai dosen.

Meskipun begitu Gema tidak akan lupa dengan statusnya sebagai suami Adira. Bahkan jika di rumah Gema selalu memperhatikan kesehatan gadis itu. Mulai dari membuatkan Adira makanan, mengirimkan susu ibu hamil setiap malam, bahkan melarang Adira melakukan apapun.

Menurut Adira, laki-laki itu menjaganya bukan karena anak yang dikandung Adira. Tapi karena Gema kasihan kepada Adira dan dia takut kepada orang tuanya itu. Buktinya selama tiga bulan ini, Gema tidak satupun bertanya tentang kesehatan sang bayi. Bahkan Gema pun tidak memperhatikan kandungan Adira bahkan menyentuhnya. Yang Adira benci dari Gema, dia dengan tega menyuruh Adira untuk tidur di lantai dengan kasur yang tipis selama berbulan-bulan.

Yaps, Bisa dibilang Gema belum menerima pernikahan itu.

Adira bersyukur selama kehamilannya saat ini tidak menyusahkan. Dia tidak pernah mengalami morning sickness seperti yang dirasakan ibu hamil. Bahkan Adira tidak merasakan apapun yang membebankan kehamilannya. Mungkin pertama-pertama saja dia merasakan nyeri, sesudah itu dia aman-aman saja.

Apakah itu semua dirasakan oleh Gema? Yaps, benar sekali. Gema tersiksa selama beberapa bulan karena Adira.

Seperti hari ini, laki-laki itu berlari mondar-mandir ke toilet di kampus untuk memuntahkan cairan bening saja. Gema mencengkeram kran dengan kuat menatap wajahnya di cermin.

"Sialan! Kenapa harus gue yang rasain ini" Gumam Gema sangat kesal.

Gema mencuci wajahnya dengan air beberapa kali. Setelah itu menarik tisu asal dan bergegas keluar toilet untuk kembali mengajar.

Brakk!

Dirinya dibuat terkejut karena menabrak seseorang dan menjatuhkan ponsel milik orang itu cukup keras.

"Maaf saya tidak sengaja" Gema menunduk mengambil ponsel milik orang itu.

"My Handphone" orang itu merebut ponselnya yang sedikit retak dibagian layar.

"Sorry" ucap Gema lagi.

"Oh No"

"Saya akan benerin HP kamu, saya akan tanggung jawab" ucap Gema meminta ponsel orang itu.

Orang itu mendesis. "no need, I can buy a new one again" kesalnya langsung bergegas pergi dari hadapan Gema.

Gema mengernyit. "Kaya pernah liat"

Tidak ingin memikirkan itu, Gema melanjutkan jalannya lagi untuk ke ruangan dia mengajar. Yaps, kelas Ekonomi.

Gema menghembuskan nafas beratnya, mengapa orang yang dia tabrak berdiri didepan ruangan tersebut? Gema sangat tahu dari Kepala studi jika hari ini ada mahasiswa baru, tapi tidak setelat ini untuk berangkat ke kampus. Gema benar-benar kesal, tapi dia harus bersabar untuk menjadi dosen yang baik.

"Are you Gabriel?" Tanya Gema membuat laki-laki itu menoleh.

Gema tahu mahasiswa baru itu pindahan dari Inggris, pantes tadi saat Gema menabraknya laki-laki itu berkata Inggris kepadanya.

"I am a lecturer at the Faculty of Economics" ujar Gema.

"Jadi kamu dosen" jawab Gabriel membuat Gema tercengang. Mengapa tidak bilang jika dia bisa berbahasa Indonesia.

GEMA: MY DOSEN HUSBAND  [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang