"Adira gak mau makan dari pagi"
Gema yang baru saja pulang mengejar, menaruh tas kerjanya asal di kursi ruang tamu.
"Dia dimana bun?"
"Di pinggir kolam"
Gema bergegas menghampiri Adira yang duduk dipinggir kolam dengan melamun.
"Sebenarnya kamu kenapa sih Adira?"
Adira menoleh kearah Gema yang datang dengan marah-marah.
"Kalo kamu gak terima dengan keputusan saya bilang saja, gak usah bunuh anak sayang perlahan-lahan seperti ini"
Adira mengerucutkan keningnya tidak mengerti maksud Gema. Dia beranjak bangkit dan berhadapan dengan laki-laki itu.
"Maksud pak Gema apa?"
"Kamu menolak memberikan anak itu kepada saya dan Reyna?" Tanya Gema sangat penasaran.
"Kalo menolak bilang saja, jangan menyakiti anak saya dengan berdiam diri tidak perduli dengan kondisi dia, bahkan kata bunda kamu belum makan dari pagi" omel Gema.
Adira menghembuskan nafasnya kasar lalu duduk dikursi pinggir kolam. "Adira gak laper bukannya Adira mau membunuh Dede bayi"
"Kamu marah sama saya?"
Adira menggeleng. "Adira gak marah, bukannya kita udah sepakat dengan keputusan pak Gema? Adira bakalan kasih Dede bayi tapi pak Gema harus buat cita-cita Adira tercapai"
Gema menelan salivanya sedikit malu lalu duduk di kursi dekat dengan Adira.
"Terus kenapa kamu terlihat sedih? Ada masalah?" Tanya Gema penasaran.
Adira mengangguk. "Tapi gapapa kok"
"Ck, kalo ada masalah cerita sama saya. Jangan dipendam sendiri nanti berdampak sama kandungan kamu" tutur Gema benar-benar sangat posesif.
Adira menghela nafasnya gusar, laki-laki ini benar-benar sangat cerewet.
"Iya pak Gema, Adira ngerti kok. Adira gak akan melukai Dede bayi, tenang aja" ucap Adira meyakini Gema.
"Yaudah sekarang kamu makan, kasihan anak saya kelaparan didalam"
"Suapin ya" manja Adira meringis tanpa dosa.
Gema memutarkan bola matanya malas. "Gak usah manja"
"Yaudah kalo gitu Adira gak mau makan. Lagian ini kan kemauan Dede bayi bukan Adira"
"Iya saya suapin, saya ambilin dulu nasinya" pasrah Gema beranjak bangkit membuat Adira tersenyum dengan senang.
"Cuma pak Gema yang perduli dengan Adira" gumam Adira menatap kearah depan.
"Sehat-sehat Dede bayi, semoga Adira bisa membalas kebaikan pak Gema"
*****
Keesokan paginya Adira pergi seorang diri tanpa meminta ijin kepada Siapapun termasuk Gema. Dirumah untung saja Bu Sera sedang pergi ke pasar, jadi tidak ada yang melarang Adira untuk pergi.
Dirinya pergi ke kantor polisi untuk bertemu pak Derry. Entah apa yang mendorong dia untuk bertemu, tapi saat ini Adira sudah berada disana.
Adira meremas jemarinya duduk dihadapan sang Ayah yang enggan menatap kearahnya.
"Ngapain kamu kesini?" Tegur pak Ferry dengan ketus.
"Adira udah ketemu mamah pah"
Pak Ferry menoleh seketika karena terkejut dengan ucapan Adira.
![](https://img.wattpad.com/cover/345417712-288-k440416.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA: MY DOSEN HUSBAND [Sudah Terbit]
AcakGema Alam, Dosen tampan yang baru saja mengalami perpindahan mengajar di universitas Airlangga. Semangat dan kenyamanan dia mengajar menjadi sumber utama keresahan orang tuanya. Pasalnya, kedua orang tua Gema ingin anaknya itu mewarisi apa yang kake...