Holllaaaaaa
Yuk yang gemes sama Kakack Andika mari merapat, kita sentil ginjalnya bareng-bareng."Saya sudah seringkali menemui pasien yang tidak sadar akan kehamilannya, rata-rata itu adalah pasangan baru yang tidak mengenali tanda-tanda perubahan di tubuhnya karena kehamilan. Ya, mereka seringkali dilarikan ke rumah sakit karena banyak hal, bisa jadi mereka mual berlebih, sakit kepala berkepanjangan, atau yang lainnya. Banyak penyebab, dan itu wajar. Yang tidak wajar adalah saat ibu hamil tersebut sampai malnutrisi, nggak bisa makan berlarut-larut, muntah terus-terusan, dan semuanya di abaikan, jadinya ya kayak Ibu Shireen sekarnag ini."
Panjang lebar, dokter bernama Indra Irawan tersebut menjelaskan pada Andika yang hanya ditanggapi oleh Andika dengan anggukan bego, ya anggukan bego karena otak pintar Andika sekarang ini sama sekali tidak berfungsi. Dan rupanya hal tersebut ditangkap oleh dokter Indra tersebut, bertugas di UGD selama bertahun-tahun membuat Indra seringkali menemui orang-orang random dan tidak biasa macam Andika, dan Dilla yang masih menangis diluar sana, hingga akhirnya dokter Indra memilih memperingkas penjelasan.
"Intinya, kondisi Ibu Shireen tidak baik, dia harus dirawat karena kurang gizi. Kondisi Ibu sangat mempengaruhi perkembangan janin, janin bisa tumbuh cacat atau tidak sempurna, itu sebabnya saya meminta persetujuan Anda sebagai wali pasien untuk tindakan rawat inap dan juga dokter kandungan. Biar dokter kandungan yang menjelaskan lebih lanjut tentang diagnosa saya barusan."
Andika mengangguk kaku, sedari tadi pandangannya kosong dan kini dia mulai angkat bicara. "Dokter bilang tadi usia kandungannya berapa?"
Dokter Indra mengerutkan dahinya, ada perasaan janggal mendapati reaksi Andika sekarnag ini, dari rambut cepak Andika dan tubuh tegapnya yang terawat, dokter Indra tahu jika Andika orang militer, namun dokter Indra buru-buru menepis prasangka pribadinya dan berusaha seprofesional mungkin. "Saya tidak bisa mengatakan dengan pasti berapa usia kandungan Bu Shireen, usia kandungan di tentukan dari HPHT pasien, saya memperkirakan usianya 8-9 minggu, tapi mungkin bisa lebih mengingat perkembangan janinnya bisa jadi terlambat karena Ibunya tidak sadar kehadirannya."
Andika menghirup nafas kasar, jawaban dari dokter barusan bukannya meringankan dadanya yang sesak namun justru bagai sebuah godam yang memukul kepalanya kuat-kuat dengan cara yang sangat menyakitkan. Tidak, perlahan Andika menggelengkan kepalanya pelan mengusir pemikirannya sendiri. Tidak, tidak mungkin hal itu terjadi. Kembali Andika mensugesti dirinya sendiri, namun bayang-bayang apa yang terjadi padanya beberapa bulan yang lalu terbayang-bayang jelas dibenaknya.
Dan sungguh itu sangat mengusik Andika, hingga tanpa Andika sadari dia berdiri dengan cepat membuat dokter residen dan juga perawat turut terkejut dengan sikap Andika ini. Ya, mereka tahu Andika pasti terkejut sama seperti Dilla yang menangis diluar sana mendapati seorang perawan tiba-tiba dikabarkan hamil, tapi reaksi Andika justru lebih mirip seperti maling yang ketahuan.
"Kalau begitu saya permisi, dok. Saya akan segera mengurus administrasinya. Terimakasih atas penjelasan dokter dan akan saya sampaikan pada keluarga Shireen nantinya."
Satu hal yang Andika ingin lakukan sekarang adalah menghilang secepatnya dari hadapan dokter, rasanya Andika seperti tercekik tidak bisa bernafas, namun tepat saat tangan Andika menyentuh handle pintu, dokter Indra kembali bersuara.
"Tolong cari dan sampaikan kepada siapapun yang bertanggungjawab atas kehamilan Ibu Shireen untuk tidak lari dari apa yang sudah dia perbuat. Katakan padanya jangan membuat dosa lebih banyak, sudah berzina hingga menghadirkan nyawa yang tidak berdosa setidaknya bertanggungjawablah atas nyawa tersebut."
".............."
"Seorang bayi tidak pernah bisa memilih lahir dari orangtua yang mana, sekalipun lahir dari sebuah perbuatan yang berdosa, bayi itu tidak salah apapun. Tidak adil membiarkan pihak perempuan yang menanggung semuanya sendirian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersamamu, Aku Terluka
RomanceCover :by Pinterest Edit : by Canva Shireen Al-attas, putri ketiga dari pengusaha parfum yang ternama tersebut kini terusir dari keluarganya. Hal yang sama sekali tidak pernah dia sangka akan terjadi di dalam hidupnya. Berawal dari Shireen yang di...