Eighth chapter! Enjoy! 💜
Mian aku up-nya telat banget 😭
Mian juga kalau banyak typo 😭
Please baca sampai bawah. *maksa* bercanda deng hehe. ada pertanyaan yang harus dijawab dan ini penting buat kelanjutan kegiatan menulisku :")Setelah drama yang terjadi di flat, ketiga gadis yang tidak lain adalah Yeji, Ryujin,dan Chaeryeong duduk di meja makan, menyantap makanan tanpa suara. Hanya ketukan sendok dan garpu yang terdengar disana. Terlihat jelas ketiganya terjebak dalam pikiran masing-masing.
Jisu sedang beristirahat di kamarnya, di temani sang rekan kerja, Soobin. Sementara Yuna masih mengurung diri di kamarnya. Tak berniat keluar walau sudah menimbulkan keributan, hingga tangan Yeji terluka. Setelah selesai salah satu diantara mereka angkat bicara.
"Eonni, bagaimana tanganmu sekarang? Apa darahnya masih menetes?" Yeji menoleh pada Chaeryeong yang bertanya.
"Tidak, pendarahannya sudah berhenti." Chaeryeong bernapas lega mendengarnya, sementara Ryujin yang tengah meneguk air minum melirik sekilas pada Yeji.
"Ayo bicara setelah membereskan meja makan." Usulnya yang disetujui keduanya.
Setelah selesai mencuci piring dan membereskan meja. Mereka kembali duduk di meja makan dengan aura yang cukup serius dan mencekam.
"Eonni, mengapa kau tidak memberitahu kami tentang situasi Yuna waktu itu?" Yeji menggigit bibir bawahnya mendengar pertanyaan Ryujin yang semakin menyudutkannya.
"Sepertinya Yuna marah karena menganggap kita tidak peduli padanya. Lalu mengapa eonni baru pulang ke rumah hari ini? Kemana kau selama dua hari terakhir?" Lagi pertanyaan Ryujin kembali membuat Yeji semakin merasa bersalah.
"A-aku... aku-"
"Tunggu dulu... apa ini?" Yeji terkesiap ketika Ryujin menyibakkan rambutnya dan melihat apa yang ia sembunyikan dibalik itu. "Eonni... kau..." Buru-buru Yeji menutupi bekas gigitan disana dengan rambut panjang miliknya. Sementara Ryujin hanya bisa tertawa hambar ketika mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
"Ha, apa ini? Kalian sungguh bersenang-senang ketika Yuna di rawat? Aku tak bisa mempercayainya." Yeji dan Chaeryeong hanya bisa menundukkan kepala mereka kala mendengar sarkasme Ryujin.
"Setelah lari dari masalah, kalian malah bersenang-senang? Bagus sekali. Sepertinya hanya aku yang tidak tahu apapun disini." Merasa kesal, Ryujin berniat memasuki kamarnya. Namun baru saja bangkit dari tempat duduknya ia menemukan pintu kamar Yuna terbuka menampakkan presensi sang pemilik dengan ransel berukuran besar tersampai di bahunya.
"Y-yuna... mengapa kau membawa tas sebesar itu?" Yuna berdecak mendengar pertanyaan Yeji masih dengan keterkejutan yang cukup kentara.
"Kau baru peduli sekarang? Kau baru peduli di saat aku hendak pergi? Terima kasih atas kepedulianmu itu, eonni. Tapi aku sudah tidak membutuhkannya sekarang." Tentu hal itu mengundang keterkejutan ketiga orang disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Broken Promises (TXTZY)
Mystery / ThrillerMereka hanya lima orang gadis biasa yang berjuang bersama untuk mencapai impian masing-masing. Persahabatan mereka begitu dekat layaknya saudara. Tidak ada hal yang mereka sembunyikan. Kecuali... Masa lalu mereka... Apa yang terjadi jika ada yang in...