Chapter 10: First Encounter, and How We Met

175 25 29
                                    

Hello!!! Hari ini aku gak telat up yaaa hehe. Enjoy! 💜 mian kalau typo bertebaran 😭

Di flat-nya, Yeonjun tengah menyelesaikan beberapa pekerjaan yang ia bawa ke rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di flat-nya, Yeonjun tengah menyelesaikan beberapa pekerjaan yang ia bawa ke rumah. Dengan kacamata yang bertengger di batang hidungnya, ia terlihat begit fokus menatap layar laptop sambil sesekali mengetikkan sesuatu menggunakan keyboard.

Drrt... Drrt... Drrt...

Yeonjun mengalihkan pandangannya pada ponsel yang bergetar. Melirik nama pemanggil, kedua matanya melebar kala mengetahui siapa yang menelponnya saat ini.

"Yeji? Ada ap-"

"Yeonjuuuunnnn. Aku sangaaaattt merindukanmu." Tentu kening pria itu berkerut mendengar suara Yeji yang terdengar seperti...

"Yeji, apa kau mabuk?" Yeonjun melirik jam dinding yang menempel di kamarnya. "Di siang bolong seperti ini?"

"Tidak sayaang.... aku tidak mabuk.... hik!" Yeonjun menghembuskan napas berat. Sepertinya ia terpaksa harus meninggalkan sejenak pekerjaannya.

"Kau dimana sekarang?" Tanyanya sambil mematikan laptop miliknya dan meraih jaket.

"Aku? Di flat hehe."

"Aku kesana sekarang." Pip! Dengan itu Yeonjun memutus panggilan dan memilih untuk membawa laptopnya. Entah apa yang terjadi, namun sepertinya ada sedikit masalah pada gadisnya itu.

Singkat cerita, Yeonjun sudah tiba di gedung flat yang ditinggali oleh Yeji dan teman-temannya. Dengan ransel yang tersampai di bahunya, Yeonjun melangkah masuk dan menaiki elevator untuk menuju lantai tempat dimana gadis itu tinggal.

Bagaimana Yeonjun bisa mengetahuinya? Ingat ketika insiden Yuna hampir jatuh di atap gedung sekolah? Yeonjun ikut mengantar kedua gadis itu hingga depan pintu flat mereka. Dari sanalah ia bisa tahu di lantai berapa flat Yeji berada.

Tiba di depan pintu, Yeonjun menghela napas panjang sebelum akhirnya menekan bel dan menunggu hingga pintu terbuka.

"Yeonjun sayangku! Aku benar-benar merindukanmu." Tentu pria itu terkejut ketika Yeji langsung memeluknya erat, tepat setelah pintu terbuka. Tak ingin menjadi pusat perhatian, ia pun melangkah masuk, masih dengan Yeji yang mendekapnya.

"Yeji, apa yang terjadi padamu?" Lalu tatapannya beralih pada telapak tangan kiri gadis itu yang terbalut perban. "Yeji, ada apa dengan tanganmu? Apa kau terluka? Sudah kau obati belum?" Merasa khawatir, Yeonjun langsung membombardir gadis itu dengan rentetan pertanyaan yang hanya dijawab kekehan pelan.

"Hehe, aku tidak apa-apa, sayang. Sungguh!" Yeonjun menggelengkan kepalanya melihat sikap Yeji yang sedikit keras kepala.

"Aku akan membuatkanmu sup penghilang pengar." Ucapnya berlalu meninggalkan Yeji yang kini terduduk di lantai dengan kepala tertunduk.

The Broken Promises (TXTZY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang