Well, aku tahu ini bener-bener telat dan ngaret banget. But I've busy with a lot of things yesterday. I'm really sorry about that 😭🙏🏻 semoga kalian suka dengan update'an terakhir sebelum aku hiatus sampai bulan oktober nanti. Enjoy 💜 oh iya! Mian juga kalau banyak typo karena aku gak review lagi mengingat udah telat banget 😭😭
■■■■
Disinilah Yeji sekarang, berdiri di depan sebuah rumah tua yang berlokasi cukup jauh dari pemukiman. Sebenarnya ia takut, tapi Yeji sudah muak bila mendapat pesan misterius yang malah mengancam keselamatan para sahabatnya.
Oh ayolah, ia baru saja berbaikan dengan teman-temannya. Takkan ia biarkan siapapun mengusik persahabatan mereka lagi. Bahkan jika ia harus mengorbankan nyawanya, Yeji tak peduli. Keselamatan para sahabatnya adalah prioritasnya saat ini.
Menghela napas panjang, Yeji akhirnya mengambil satu langkah mendekat menuju pintu yang sudah tertutup debu. Seperti rumah tua pada umumnya, kesan angker begitu terasa ketika Yeji berdiri di depan pintu, siap untuk membuka kenopnya.
"Ingat tujuan awal mengapa kau datang kemari, Yeji." Gumamnya pelan sebelum membulatkan niat memutar kenop dan...
"Uhuk, uhuk! Ugh! Aku benci debu halus!" Yeji terbatuk karena disambut oleh debu halus dari dalam rumah.
Matahari perlahan terbenam dan pencahayaan disana sangatlah minim. Akhirnya Yeji harus menyalakan fitur senter yang terdapat dalam ponselnya. Apa ia memberitahu teman-temannya tentang hal ini? tidak. ia tidak ingin membuat mereka khawatir dan akan menyelesaikan masalah ini sendiri.
"Keluar kau bajingan!" umpat Yeji dengan lantang kala telah masuki rumah itu lebih dalam.
"Berhenti mengganggu hidupku dan juga teman-temanku!" pekiknya lagi menumpahkan semua emosi yang sudah lama ia pendam.
"Siapa kau sebenarnya? Apa yang kau tahu tentang masa laluku?! Cepat keluar dan tunjukkan sosokmu padaku!" teriaknya lagi dan tak lama berselang Yeji dapat mendengar suara derap kaki mendekat padanya.
"Kau memanggilku, Sayang?" Bisik seorang pria yang sukses membuat bulu roma Yeji meremang. "Apa kau memang selalu gegabah dengan datang sendirian kemari?" tambahnya sambil mencengkram kedua bahu gadis itu pelan, sebelum akhirnya membalik paksa tubuhnya.
"Tapi... tak apa. Aku senang kau datang sendirian." Cahaya dari fitur senter itu sedikit menyinari pria yang kini berdiri di depannya. Yeji mendongak dan melebarkan mata, tak percaya dengan apa yang ia lihat kini.
"K-kau... kau..."
"Benar, Yeji. Aku adalah mimpi burukmu." Tentu hal ini benar-benar sangat mengejutkan Yeji. Ia berharap semua ini hanyalah mimpi di siang bolong.
"Hahaha! Hentikan semua lelucon ini, Yeonjun. Aku tahu kau hanya mengerjaiku bukan? Ayo katakan sesuatu!" nihil, pria itu tidak bereaksi apapun dan malah menarik salah satu sudut bibirnya.
"Kau pikir ini lelucon? Sayang sekali aku harus memupus harapanmu itu." Yeonjun menangkup wajah Yeji menggunakan telapak tangannya, mengusap ibu jarinya lembut pada pipi gadis yang kini gemetar hebat.
"Aww, apa kau takut sayang? tenang saja, aku tidak akan menggigitmu." Yeonjun mendekat pada telinga Yeji dan berbisik. "Aku lebih suka memakanmu hidup-hidup, daripada hanya menggigitmu." Lagi tubuh gadis itu menegang. Ia bahkan kehilangan kontrol akan tubuhnya sendiri. seakan mati rasa, Yeji hanya diam di tempatnya.
"K-kenapa... kenapa kau jadi seperti ini, Yeonjun? Dimana Yeonjun yang ku kenal selama ini?" Mengalami gejolak batin yang cukup kuat, membuat Yeji terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Broken Promises (TXTZY)
Mistério / SuspenseMereka hanya lima orang gadis biasa yang berjuang bersama untuk mencapai impian masing-masing. Persahabatan mereka begitu dekat layaknya saudara. Tidak ada hal yang mereka sembunyikan. Kecuali... Masa lalu mereka... Apa yang terjadi jika ada yang in...