Chapter 15: More You Know It, More Pain You'll Get 🔞

231 16 21
                                    

Hi! I'm back! ada yang kangen sama lanjutan cerita ini? hihi. hope you enjoy it!
Caution! Long chap! 4025 words! (please baca notes sampai bawah yaa. ada surprise hihi)

Warning! this chapter contain mature theme (read: physical abuse) be wise to read!

Warning! this chapter contain mature theme (read: physical abuse) be wise to read!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuna POV


Hari ini, Kai oppa sedang pergi keluar untuk urusan pekerjaan dan meninggalkanku di rumah sendirian. Huft, aku benar-benar bosan, ditambah lagi keluarga Kai oppa sedang pergi ke luar kota dan baru akan kembali bulan depan.

Tak ingin jenuh oleh rasa bosan yang melanda, aku memilih untuk mengelilingi rumah milik Kai oppa. Percayalah, rumahnya sangat luas hingga saat pertama kali datang kemari aku sering tersesat. Tapi sekarang sedikitnya aku sudah mengetahui beberapa ruangan disini.

Melewati sebuah koridor, aku hanya tau beberapa ruangan saja. Namun aku belum pernah mengunjungi ruangan di ujung koridor ini. Saat aku bertanya pada Kai oppa, ia hanya menjawab bahwa ruangan itu adalah sebuah gudang yang sudah lama tidak dibersihkan. Jadi ia memintaku untuk tidak mengunjunginya karena takut aku menghirup banyak debu.

Awalnya aku percaya saja, karena aku sendiri memiliki alergi terhadap debu. Namun semakin lama aku malah jadi penasaran. Bolehkah jika aku mengintipnya sedikit? Untuk berjaga-jaga, aku akan menggunakan masker.

Baik, aku sudah siap dengan masker yang menutupi mulut dan hidungku. Perlahan ku putar kenop pintu yang ternyata tak terkunci. Satu hal yang membuatku sedikit curiga, pintu gudang ini tidak berderit.

Kai oppa mengatakan bahwa ruangan ini merupakan gudang yang sudah lama tidak dibersihkan. Sebelum membuka pintu ini, aku membayangkan bunyi derit yang khas karena pasti engsel pintunya sudah berkarat. Tapi ini tidak mengeluarkan suara sama sekali.

Perasaanku mendadak tak enak, bergegas aku mencari saklar lampu dan ketika penerangan menyala, tubuhku lemas seketika.

"A-apa ini? Mengapa... begitu banyak foto... menempel di dinding...?" Gumamku dengan tubuh bergetar. Langkah kakiku membawaku mendekat pada meja yang ku duga merupakan meja kerja Kai oppa.

Di atas meja tersebut terdapat beberapa dokumen dan juga folder berwarna merah dan hijau. Walau masih dilanda perasaan terkejut setengah mati, aku tak bisa menampik bahwa rasa penasaranku semakin mencuat.

"Astaga!" Lagi, tubuhku membeku ketika mengetahui bahwa dokumen di tanganku merupakan...


Akta Kematian


Jadi... selama ini Kai oppa membohongiku? Mengapa ia tega sekali padaku? Bermacam emosi mulai meluap di hatiku. Sedih, marah, dan kecewa bercampur jadi satu. Aku tak menyangka Kai oppa menyembunyikan fakta bahwa semua anggota keluarganya telah meninggal dunia.

The Broken Promises (TXTZY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang