Terlihat kardus kardus kecil bertempukan di dekat pintu kamar Olivia. Tampak di temani dengan kekasihnya Justin, Olivia sedang sibuk mempacking barang barang nya untuk segera berpindah kamar. Satu persatu pakaian mulai ia masukan ke dalam sebuah kotak khusus, namun tidak semua pakaian ia pindahkan ke kamar baru nya itu. Hanya barang barang kesayangan milik nya saja yang akan ia alihkan ke kamar barunya, ia tidak ingin barang barang kesayangan nya di tinggal di kamar lama nya itu.
"Non? Ini sudah semua tah? Mau tak bawain ke kamar sebelah iki,"
Ucap salah satu pembantu rumah yang sedang membantu Olivia.
"Sudah pak Tarman. Di rapihkan dulu saja disana ya. Biar nanti saya saja yang beresin,"
"Oh ya sudah non,"
"Untuk yang lainnya kalian bisa lanjut ke pekerjaan kalian ya, biar ini saya yang bereskan,"
Perintah Olivia kepada para pembantu yang ada disana.
"Baik non, permisi.."
Leos para pembantu tersebut.
Justin menghampiri Olivia yang sedang sibuk merapihkan pakaian yang ada di dalam lemari nya.
"Ehem.. Hai nona manis??"
Olivia tidak menggubris panggilan itu, dan terus melanjuti pekerjaan nya.
"Serius amat sih neng, abang kok di cuekin terus sih?"
Justin menyenggol kecil lengan Olivia hingga Olivia terlihat sedikit kesal.
Olivia sedikit mendecik
"Ih, diem."
"Diih bocil marah.." Justin menyenggolnya kembali
"Iiii Justin diem dulu ! Nanti bisa berantakan lagi !"
Justin tersenyum miring lalu merangkul pinggang ramping Olivia lalu menarik nya.
Olivia menoleh ke arah Justin sambil membulatkan mata nya dan menelan ludah keras. Ia sangat tekejut dengan perlakuan kekasihnya itu.
Olivia melihat tatapan dalam Justin yang rasanya seperti ingin melahapnya kala itu. Olivia terlihat salah tingkah, tidak pernah ia melihat kekasihnya memberi tatapan sedalam itu.
"J-Justin? Kammmm..."
Tanpa memberi aba aba Justin mencium bibir Olivia sambil mengeratkan rangkulan pinggang Olivia.
Sambil mencengkram lengan Justin, Olivia pada saat itu sontak langsung kaku, jantung nya berdegup kencang. Seketika itu juga ia seperti ingin pinsan rasanya. Olivia bingung harus berbuat apa kala itu, karna ia belum pernah menerima ciuman seperti ini.
Justin lalu melepaskan ciuman nya dengan lembut lalu mengusap bibir Olivia yang sedikit basah, ia menatap Olivia dengan dalam.
"Diem kan? Makanya jangan bawel."
Olivia pada saat itu hanya membulatkan mata nya sambil mulut menganga dengan kondisi kaku memegang lengan kekasihnya itu.
"Hey? Kenapa? Gak suka ya?"
Justin bertanya kepada Olivia dengan raut wajah yang kebingungan.
Dengan ekspresi yang masih terkejut Olivia berkata
"Eh.., anu.."
"Baper hmm?"
"Eh.., apaan sih? Kamu gak ngasih aba aba dulu."
"Sengaja. Biar kamu diem. Uda ah lanjut lagi beresin kamar nya."
Justin melepaskan rangkulan nya sambil menunjukkan ekspresi yang dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSED (why you so obsessed with me?)
Horror"Jadi pacar gue! Atau lo mati!" Olivia tidak dapat berkutik pada saat itu. Badan nya seketika kaku, gemetar tidak karuan sambil merintihkan kesakitan. Dia tidak menyangka sahabatnya ini akan melakukan hal seperti itu kepadanya. Ini seperti mimpi bur...