Sesampainya di rumah orang tuanya Alex di hampiri oleh kakak tertua nya sambil menggendong seorang anak kecil yang memeluk pundak ibunya.
"Mama kambuh lagi tuh, lo kemana aja sih? Orang tua lagi sakit juga,"
Alex tidak menggubris kakak nya itu dan memilih untuk segera naik ke kamar ibunya.
Di dalam kamar sudah terbaring sesosok wanita paruhbaya yang sedang lemah dengan di temani oleh seorang wanita disamping nya.
Wanita paruhbaya tersebut menyadari akan kehadiran Alex pada saat itu. Alex hanya terdiam ketika melihat kondisi ibunya yang sudah lemah terbaring di tempat tidur.
"Tumben lo pulang, kemana aja lo?" Tegur seorang wanita yang ada di samping ibunya Alex. Wanita tersebut merupakan kakak kedua Alex.
"Lo gantian jaga mama, gue mau keluar dulu istirahat." Ketus wanita tersebut sambil meleos keluar kamar.
Alex lalu menghampiri ibunya sambil duduk di samping nya.
"Syukur lah kamu pulang nak.."
"Mah?"
Alex mencium tangan ibunya dengan lembut sambil mengusap kening ibunya.
"Mama gimana sekarang? Udah mendingan?"
"Lumayan nak.. oh iya kemarin Bianca kesini jenguk mama,"
Alex hanya terdiam ketika mendengar nama Bianca dari mulut ibunya.
Bianca termasuk wanita yang sudah menjadi bagian dari keluarga Alex. Karena keluarga Bianca sudah sangat akrab dengan keluarga Alex sejak orang tua mereka masih terbilang muda. Keluarga Alex berencana untuk menjodohkan Alex dengan Bianca, dengan tujuan bisnis.
"Aku uda putus sama dia mah. Jadi gak usah sebut sebut nama dia lagi di keluarga ini." Ucap Alex sambil memberikan wajah yang dingin
"Apa maksud mu itu? Mama tidak mengerti,"
"Dia sudah ada pengganti nya mah, tenang saja. Lagipun aku sudah bosan saja sama dia, dan kita uda gak cocok aja"
"Kamu ini ada ada saja, kamu tidak jauh berbeda dengan papa mu dulu"
"Sudah lah mah, gak usah nginget lagi masalalu. Dia kan uda gak ada, gara gara sekertaris sialan itu." Sarkas Alex pada ibunya.
"Tapi mama kesian sama Bianca, gimana nasib nya kalau dia tanpa kamu?"
"Halah, gak perlu khawatir mah.. Bianca kan cantik, dia gak bakalan kehabisan cowok juga."
Ibunya Alex hanya terdiam sambil di ikuti dengan raut wajah melas kepada Alex.
>>>>>>>
Sebulan berlalu, Olivia tampak sedang berkemas untuk berangkat ke Canada melanjutkan pendidikan nya. Ia tampak menyusun beberapa berkas dan juga menyiapkan barang barang yang akan dibawanya.
Kalau ditanya tentang terror, semenjak Olivia jatuh sakit ketika itu, ia sudah jarang menerima terror dari orang misterius itu. Itulah yang membuat Olivia agak sedikit lega karena ia bisa sedikit leluasa untuk menyiapkan cita cita nya.
Justin sang kekasih telah kembali ke prancis dikarenakan masa liburan nya yang telah usai. Olivia tampak sedih karena kekasihnya itu tidak dapat mengantarkan nya ke bandara nanti. Ia tampak belum merasa puas karena ia masih ingin berlama lama Dengan kekasihnya nya itu. Namun apa boleh buat, ia tidak bisa melarang kekasihnya untuk mengejar cita citanya seperti layaknya dia sendiri.
Olivia yang sedang sibuk membereskan barang yang akan di bawanya, terdengar suara notifikasi di HP nya yang tergeletak di sebelahnya itu. Sontak Olivia menoleh ke arah ponsel nya dan melihat isi notifikasi tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSED (why you so obsessed with me?)
Horror"Jadi pacar gue! Atau lo mati!" Olivia tidak dapat berkutik pada saat itu. Badan nya seketika kaku, gemetar tidak karuan sambil merintihkan kesakitan. Dia tidak menyangka sahabatnya ini akan melakukan hal seperti itu kepadanya. Ini seperti mimpi bur...