Di kampus seperti biasa sebelum kelas di mulai Olivia mengambil beberapa buku nya di dalam loker pribadi miliknya.
cklek! suara kunci loker.
"Huh..." Olivia menghela nafas panjang.
"Kenapa Liv?" Tanya Helen pada Olivia.
Olivia hanya memajukan dagu nya ke arah dalam loker miliknya.
"Ah elaahh.. bunga mulu perasaan. Ngasih mah kebon nya kek sekalian." Ucap Helen sambil menggelengkan kepalanya.
Olivia hanya terdiam sambil menghela napas nya ketika melihat bunga yang setiap kali ada ketika ia membuka loker miliknya itu.
Bunga-bunga tersebut memiliki kartu tanda berbeda-beda. Dimana setiap orang yang memberi adalah orang yang berbeda-beda.
"Do you like it?"
Seorang pria tinggi menghampiri Olivia dari arah belakang dengan suara yang berat.
"Sam?" Olivia bertanya dengan dahi yang mengkerut.
"Yaa.. sorry, If I'm not polite enough to sneak in to open your locker..." Jelas Sam pada Olivia sambil menggaruk dahi nya.
"Aahh, that's fine."
"So? How about dinner tonight?"
Olivia berpikir sejenak untuk menolak tawaran Sam. "Hmm.. sorry Sam, but I have to do something urgent on my work tonight. Maybe next time?"
"Oh okey. No problem. Keep up the good work Olivia." Sam memaklumi tolakan dari Olivia.
"Okey, see you next time. I have to go." Sam lalu pergi meninggalkan Olivia sambil memberi isyarat satu lambaian tangan nya kepada Olivia.
"Okey.. thanks Sam!"
"Micheal udah, Laurent udah, Daniel udah, Kenzo udah, Anthony udah, Sam uda noh barusan. Tar besok siapa lagi neh Liv?" Usil Helen menghitung jari-jarinya sambil menyebutkan nama-nama pria yang telah beberapa kali datang hanya sekedar untuk berkenalan dengan Olivia.
"Ngaco Lo ah!" Olivia mencubit lengan Helen sambil memutar balik badan nya meninggalkan Helen di loker tersebut.
"AAWW! SAKIT TAUK! EEHH TUNGGUIN GUE DONG! MAIN NINGGALIN AJA!" Helen mengejar Olivia yang jaraknya sudah mulai jauh dari nya.
****
"BANGSAT!" Nada Alex meninggi di telpon yang ia terima
"Cuman itu aja sih yang mau gue kasih tau. Dari pada Lo diem-diem terus disana. Mending Lo cepet-cepet ambil tindakan. Sebelum tuh cewek abis sama cowok-cowok brengek disini."
Tut.. Tut.. (Telpon mati)
Tak lama Alex memanggil Bryan lewat telpon nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSED (why you so obsessed with me?)
Horror"Jadi pacar gue! Atau lo mati!" Olivia tidak dapat berkutik pada saat itu. Badan nya seketika kaku, gemetar tidak karuan sambil merintihkan kesakitan. Dia tidak menyangka sahabatnya ini akan melakukan hal seperti itu kepadanya. Ini seperti mimpi bur...