5. Dunia Galuh

453 17 0
                                    

Galuh menghentikkan motornya di pasar malam. Ia tak langsung turun dari motornya dan membuka helm Rania. Laki-laki itu tersenyum kecil lalu mengulurkan tangannya. "Ayo. Masuk dunia gue?"

"Dunia lo?"

Galuh mengangguk." Iya. Dunia Galuh."

Mendengar itu Rania tertawa kecil. Ia mengangguk lalu menggengam tangan Galuh. Ia membiarkan Galuh membawanya. Kemanapun ia tak apa. Karena bersama Galuh, ia merasa bahagia yang amat. Jadi biarkan malam Ini Rania berkelana dalam dunia Galuh.

Rania merasa sangat bahagia saat Galuh mengajaknya naik bianglala. Ia bisa menatap malam dari ketinggian. Melihat indahnya dunia meskipun ia tau yang ia lihat belum seberapa. Namun entah kenapa hatinya terasa hangat. Ia terasa sedikit senang hari ini.

"Orang tua gue, cerai." tutur Rania.

Galuh menatap gadis itu sendu. Ia menggengam tangan Rania." Ada gue."

"Konon semuanya bakal datang dan pergi, Gal. Lo juga akan kaya gitu kan? Lo pasti akan pergi kan?"

Galuh mengangguk." Pasti. Ada waktunya gue bakal pergi dari hidup lo. Tapi setidaknya malam ini biarin gue temenin lo. Jadi temen lo. Jadi alasan lo bertahan disini. Dunia terlalu indah untuk lo tinggalin Ran. Kalau dunia lo terlalu berat, kalau dunia lo terlalu melelahkan, kalau dunia lo terlalu berantakan, gue bakal kasih bahu gue buat lo sandarin, buat lo istirahat, buat lo pukul. Buat apa aja. Asal jangan pergi dari dunia, Ran."

Mendengar itu membuat mata Rania berkaca-kaca. Ia menundukkan wajahnya. Membiarkan dirinya terisak. Bagaimanapun juga hari ini terlalu berat untuknya. Namun hari ini ia masih mempunyai Galuh. Tapi jika tidak ada Galuh, Rania harus bagaimana?

"Ran, gue disini, jangan takut. Gue enggak akan pergi dalam waktu dekat. Sebisa mungkin gue akan selalu ada di samping lo." ucap Galuh.

Rania mengangguk. Ia mengeluarkan jari kelingkingnya." Janji?" tanya Rania.

Galuh mengangguk lalu menautkan jari kelingkingnya. "Janji. Ayo malam ini gue akan ajak lo kemanapun lo mau."

Rania tersenyum kecil." Ajak gue kemanapun, Gal. Gue mau lihat dunia lo." ucap Rania.

Galuh terkekeh." Oke."

Tak lama bianglala itu terhenti membuat Rania sedikit panik. Ia menatap Galuh cemas." Kok berhenti anjir?" tanyanya.

Galuh terkekeh." Haduh gue lupa ajakin anak orang kaya buat naik ini. Gapapa Ran, bentar lagi juga jalan."

Dan benar saja. Tak lama kemudian bianglala kembali berjalan membuat helaan nafas Rania keluar. "Gue kira gue bakal mati!" ucap Rania

"Enggak lah, enggak akan mati Rania." ucap Galuh.

Rania terkekeh. Ia memperhatikan sekitar pasar malam hingga menemukan balon yang menyala dari kejauhan. Matanya seketika berbinar-binar, ia menatap Galuh yang kini sedang menatap ke arah langit.

"Lo suka banget bintang ya?" tanya Rania.

Galuh mengangguk." Suka. Gue harap suatu saat lo akan jadi bintang paling terang, Na."

"Bintang butuh cahaya bulan buat bersinar. Kalau bulan enggak ada, cahaya bintang redup. Jadi kalau lo mau gue bahagia, lo harus ada." ucap Rania.

Dari Galuh untuk RaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang