Matahari sudah mengintip dari balik awan. Burung-burung sudah becicit ria di pepohonan di luar jendela Kyra. Sayangnya cewek yang bernama lengkap Kyra Chalondra masih asik bergelung di balik selimutnya.
Tak lama kemudian terdengar suara perempuan paruh baya yang sedang mengetuk pintu sambil berteriak di balik pintu kamar Kyra.
Kyra Chalondra, cewek cantik nan imut, rambutnya panjang, kulitnya putih bersih, tinggi tapi tidak begitu tinggi.
Dia sekolah di SMA High School Red White, sekolah elite yang berada di ibu kota Jakarta. Dia kelas 11 IPA3, satu kelas dengan Nara— kembarannya.
Kyra sering sekali di tembak cowok namun dia tidak pernah menerima siapapun, alasanya pun simpel— "Karna mereka tidak mirip oppa-oppa Korea."
Kyra termasuk golongan fangirl, jadi wajar jika seleranya begitu tinggi. Selain itu dia juga hobi menyanyi dan nonton drakor— meski sering nangis bombay jika ada adegan sedihnya.
Kyra anaknya bawelnya minta ampun, sangat berbanding terbalik dengan Nara— kembarannya yang pendiam dan tidak banyak bicara.
"Kyra bangun sayang... Nara juga udah siap, cepat bangun... Nanti kamu telat, kalau udah langsung turun ke bawah untuk sarapan bersama ya!" Seru perempuan paruh baya dibalik pintu, dia adalah maminya Kyra dan Nara, namanya Niva.
"Iya mi." Sahut Kyra cepat, karna tidak mau jika melihat maminya marah karena dia bandel.
Kyra segera bergegas menuju kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya, tidak perlu menghabiskan waktu yang lama, dua puluh menit pun Kyra sudah siap.
Cewek cantik itu yang sudah memakai seragam abu-abunya, dia menatap cermin, rambutnya yang panjang di biarkan tergerai indah di punggungnya.
Dia hanya memoles bibirnya dengan liptint saja dan tidak mau pakai make-up tebal dan seperti ondel-ondel menor katanya, toh dia juga sudah cantik walaupun tidak pakai make-up.
Kyra mengambil tas ransel sekolahnya yang berwarna biru muda lalu memakainya, dia bergegas turun menuju ruang makan, menuruni anak tangga dengan cepat, karna alasan tidak ingin terlambat.
"Pagi semuanya!" Sapa Kyra dengan suara merdunya pada anggota keluarganya.
"Pagi juga sayang," Jawab Nita dan Ezra bersamaan, keduanya merasa bahagia saat melihat raut wajah Kyra yang terlihat begitu ceria seperti hari biasanya.
Ezra itu adalah nama papinya Kyra dan Nara.
"Bisa nggak sih kalau bicara nggak usah pake teriak-teriak segala, berisik tau nggak!" Tegur Nara dengan muka datar, Nara paling tidak suka orang teriak-teriak, apalagi jika dengerin kembaranya menyanyi lagu Korea yang menurutnya tidak jelas dan tidak tahu artinya, auto ngegas langsung dia.
Meskipun mereka kembar, kepribadian mereka bertolak belakang. Kyra sangat feminim anaknya, fangirl sejati pula. Sedangkan Nara dia itu anaknya tomboy dan dingin orangnya, sangat berbeda jika dibandingkan dengan Kyra yang super duper bawel.
"Bodoamat, senyum dong jangan pasang muka datar terus, entar cantiknya hilang loh..." Kyra menyahut santai sembari memamerkan sederet giginya yang putih itu.
Nara hanya berdecih mendengarkan kembaranya yang bawelnya minta ampun.
"Udah udah jangan berdebat terus, kalau lagi makan nggak boleh ngomong sayang!" Lerai Nita dengan lembut.
"Iya, Mi." Mereka berdua menyahut dengan kompak.
Bagi Nara senyum itu tidak berguna, namun bagi Kyra senyum itu penting.
Kyra segera duduk di kursi yang bersebelahan dengan kembaranya.
Di depanya sudah tersaji roti bakar selai coklat sama segelas susu putih, dia segera melahap rotinya sampai habis dan meneguk susunya itu sampai habis.
