•8•

7 11 0
                                    

Stela uring-uringan di kasurnya, pagi ini dia bosen banget, rumahnya sepi seperti biasa. Kedua orang tuanya ada urusan diluar negeri.

Sementara abangnya? Entah kemana dia, Stela tidak tahu keberadaannya saat ini. Mungkin abangnya sedang kumpul bersama para anak Omorfos?

Abangnya memang jika bermain tidak pernah mengajaknya padahal dia juga ingin sesekali kumpul dengan geng motor Omorfos.

Stela mengambil ponselnya diatas nakas sebelum membuka grup WhatsApp miliknya. Dia berencana akan mengajak kedua sahabatnya joging.

-Three Beautiful Girls (Grup Chat)-

Stela:
Skuy joging yuk?

Kyra:
Ayok! Tapi Kyra belum mandi hehe

Nara:
^2

Stela:
Ya udah, lo berdua sana mandi gih

Kyra:
Asyiap, Stela sayang

Nara:
Otw mandi.

Stela:
Otw kerumah lo berdua.

Setelah mengirimkan pesan, Stela segera beranjak turun dari kasurnya dan mengganti pakaiannya dan bersiap-siap untuk pergi, dia sudah mandi tadi, jadi tidak perlu mandi lagi.

Stela memakai sepatunya sebelum mengambil kunci mobilnya. Jarak antara rumahnya menuju rumah si kembar tidak begitu jauh hanya sepuluh menit saja sudah sampai.

Minggu pagi yang cerah pun tiba, ketiganya memutuskan untuk pergi joging— mengingat bahwa hari ini adalah akhir pekan jadi mereka bisa bebas main kemanapun.

Untungnya cuacanya kali ini mendukung, langit biru dengan awan cerah. Belum begitu terik, mengingat bahwa masih sangat pagi.

Ketiga cewek cantik itu mengedarkan pandanganya ke sisi timur kota itu. Tampak beberapa orang bermain basket di lapangan sana, salah satunya adalah Daren— wakil ketua Omorfos.

Banyak cewek-cewek yang menonton pertandingan basket itu, semuanya berteriak-teriak heboh saat melihat Daren yang sedang asik bermain basket.

Daren, cowok tampan yang sangat dikagumi oleh semua kaum hawa. Bertubuh tinggi atletis, kulit putih bersih, tampan, gagah, keren, dan cool banget.

Daren belum pernah pacaran, dia tidak percaya akan cinta, katanya cinta itu 'Bullshit'. Tetapi diam-diam dia menyimpan satu nama cewek yang berhasil membuatnya jatuh cinta.

Daren juga termasuk most wanted di sekolahnya, apa lagi dia adalah wakil ketua Omorfos. Daren sangat dingin kepada semua orang, kecuali keluarganya sendiri dan pujaan hatinya.

Daren mendrible bola dengan lihai dan memasukanya kedalam ring.
Walau bermain dengan beberapa teman yang baru dia kenal semenjak datang ketaman itu.

Daren tampak menguasai permainannya itu. Dia menghabisi seluruh lawannya dengan cepat. Bahkan disaat yang lainya istirahat karna kelelahan, dia masih saja bermain sendirian.

Daren sangat terlihat cool saat ini, keringat yang menetes di pelipisnya yang membanjiri bajunya menambah kesan seksi, apalagi roti sobeknya yang terpampang jelas karna bajunya basah.

"Gilaaa! Tuh cowok cool banget anjir! Roti sobeknya omaygat! Kayak oppa Korea sumpah!" Kyra berteriak heboh, dia bahkan masih setia memandangi Daren tanpa berkedip.

"Heboh banget si lo, kayak nggak pernah liat cowok yang kayak gitu aja," Nara menyahut kesal, pasalnya kembaranya itu orangnya sangat heboh dan lebay kalau menurutnya.

"Ih bodoamat, wleee—" Kyra menyahut tak terima lalu menjulurkan lidahnya mengejek.

"Dasar! Udah dicariin, eh malah ada di sini, mana banyak banget lagi yang merhatiin Abang gue." Stela mengomel pelan, dia masih memperhatikan Daren, dimana Daren sudah berhenti bermain dan kini tengah minum air mineral.

"What? Kakak kamu?"

"What? Kakak Lo?" Nara juga bertanya seperti kembarannya.

Keduanya kompak bertanya dengan membulatkan matanya tak percaya ke arah Stela. Keduanya heran dengan perkataan Stela barusan.

Stela yang masih setia memandang ke arah Daren pun tersentak kaget saat mendengar pekikan kedua sahabat kembarnya.

Dia menepuk jidatnya pelan. Tidak heran jika si kembar heboh seperti ini, pasalnya si kembar juga belum tahu bahwa Stela punya kakak laki-laki.

Dia juga salah, harusnya sejak awal dia memberi tahu kepada si kembar jika dia mempunyai seorang kakak laki-laki.

"Iya, dia kakak laki-laki gue, namanya Daren." Stela menyahut sambil memutar bola matanya malas.

"Kok kamu nggak pernah bilang sih kalau kamu punya kakak yang cakepnya minta ampun itu, sih?" Kyra bertanya sembari mengerucutkan bibirnya lucu.

"Kan lo nggak pernah nanya, gimana sih, Ra?" Stela tertawa pelan.

"Iya juga sih, tau ah sebel." Kyra bergumam pelan.

Nara hanya mendengarkan kembaranya dan sahabatnya yang sedang berdebat itu, tanpa mau ikut nimbrung. Mengingat bahwa dia lebih suka mendengarkan orang berbicara.

"Tapi kakak kamu kok kayak nggak asing, ya?"

"Dia satu sekolahan sama kita, salah satu anak Omorfos juga."

Pikiran Kyra langsung berkelana. "Anak Omorfos? Otomatis dia satu geng sama kak Ersa dong?"

"Yup! Betul banget!" Stela menyahut menyetujui.

Nara memicingkan matanya ketika mendengar kembarannya menyebut nama cowok yang terasa asing baginya. "Siapa cowok itu? Pacar Lo?"

"Dia cowok baik yang udah nolongin Kyra dua kali, nanti kalau ketemu disekolah, Kyra kenalin ke Nara, dia belum jadi pacar Kyra— tapi mungkin nanti,"

Nara hanya menghela nafasnya pelan. Dia takut jika kembarannya disakitin oleh cowok, bagaimana dirinya dulu pernah merasakannya dan dia tidak ingin jika Kyra nantinya akan merasakan hal yang sama seperti dirinya waktu itu.

"Pulang yuk? Udah panas nih," Stela kembali membuka suaranya, dia tengah menyeka keringatnya yang sudah membanjiri keningnya.

"Ayok!" Kyra dan Nara menyahut antusias.

Mereka bertiga lantas jalan beriringan untuk menuju ke rumah si kembar, mobil Stela di taruh di rumah si kembar, jadi mau tidak mau Stela harus ikut pergi ke rumah kedua sahabatnya.

Tidak membutuhkan waktu lama mereka sudah sampai di rumah si kembar yang seperti mansion, pasalnya rumah mereka besar banget— sebelas dua belas jika dibandingkan dengan rumahnya.

"Stela? Mau mampir dulu apa mau langsung pulang?" Kyra bertanya antusias.

"Gue mau langsung pulang aja, Ra—"

"Bay the way ... Thanks for time sayang-sayangnya Stela, gue pulang dulu ya bubay!" Stela berpamitan kepada si kembar. Setelahnya dia segera melangkah menuju bagasi, tempat di mana mobilnya itu di parkirkan.

"Masama Stela, bubay! Hati-hati ya!" Kyra menyahut antusias.

"Hati-hati Stela!" Nara ikut menimpali.

"See you Kyra, Nara." Stela berteriak, dia sudah berada di dalam mobil kesayangannya itu.

Si kembar hanya tersenyum manis sambil melambai-lambaikan telapak tangannya.

Stela buru-buru pulang karena nanti siang dia sudah berjanji akan berkencan bersama pacarnya yang bernama Kevin.

Kevin cowok tampan, bertubuh tinggi atletis, kulit putih bersih, gagah dan cool. Cowok dingin dan cuek— sebelas dua belas jika dibandingkan dengan Daren, tetapi jika sudah bersama pacarnya dia akan bucin parah.

Kevin juga termasuk salah satu most wanted di sekolahnya mengingat bahwa dia juga anggota Omorfos yang dikagumi oleh kaum hawa.

o0o

TBC!

EPHEMERALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang