•3•

32 10 0
                                    

Nara Chalondra atau yang kerap di sapa Nara oleh teman-temannya, kini sedang beranjak turun dari mobil taksi yang dia pesan beberapa menit yang lalu.

Dia sedang malas pergi dengan kendaraan sendiri membawa mobil ataupun menunggangi motor ninja kesayangannya.

Jadi mau tidak mau dia tetap keukeuh berjalan kaki. Dia pergi sendiri dan tidak di temani oleh kembarannya yang bernama Kyra Chalondra yang bawelnya minta ampun.

Menurut Nara, lebih baik dia pergi sendiri dari pada mengajak oranglain, lagi pula dia sedang ingin sendiri, dia juga tidak ingin di ganggu orang lain.

Nara berjalan pelan sambil menikmati sejukna pagi hari di kota metropolis yang letaknya berada di kota Jakarta.

Dia tidak tahu mau kemana, yang terpenting bisa menghilangkan rasa jenuhnya, dia bosan jika berada di rumah terus.

"Nggak ada kegiatan yang lebih menyenangkan selain tidur sepuasnya." Gumamnya pelan.

Nara tetap berjalan santai, mengabaikan cibiran dan tatapan kagum ataupun iri dari orang-orang saat dia melewatinya.

Nara tahu betul apa yang membuat mereka mencibir ketika dirinya lewat.
Pasti karena dia sangat cantik dan mempunyai kulit sangat putih. Dia sangat putih karna dia keturunan orang korea, karena papanya adalah asli orang korea.

Dulu selagi dia kelas sepuluh di SMA-nya Nara sering terkena bully oleh kakak kelasnya karna Nara sering menjadi incaran para cowok di SMA-nya yang dulu.

Sebelum dia memutuskan untuk pindah sekolah di SMA Putih Abu High School— yang dimana kembarannya juga sekolah disitu semenjak masuk SMA

Sebenarnya dia itu kurang apa? Dia cantik, baik, ramah, dan ceria.

Tapi kenapa orang yang dia cintai dan sahabatnya tega mengkhianatinya?

Nara tidak habis pikir sama mantannya itu.

Walaupun Nara sering di bully, dia tetap saja diam dan tidak membalasnya, karena sejujurnya dia dulu adalah orangnya penakut, tetapi sekarang sebaliknya dia lah sekarang yang ditakuti.

Nara mengedarkan pandangannya disekitarnya, matanya menyipit ketika tidak sengaja matanya menangkap pada pasangan yang sangat dia benci.

Siapa kalau bukan mantan kekasihnya yang dulu dan mantan sahabatnya?

Penghianat sama penghianat?

Cocok banget ya?

Couple penghianat bangsat namanya.

Bibir Nara bergetar, sebisa mungkin dia menahan tangisnya agar tidak pecah saat melihat kemesraan Elan dan Vio.

Mata Nara berkaca-kaca, lagi-lagi dia bertanya kepada dirinya sendiri. "Kenapa Elan lebih bahagia sama Vio, di banding sama gue?"

Hatinya sangat panas saat melihat mantan pacarnya lebih bahagia jika bersama mantan sahabatnya itu. Dia tidak sanggup lama-lama berdiri di sini.

Ini terlalu sakit, ingin rasanya dia menghampiri Elan dan Vio lalu menonjok muka mereka berdua sampai puas menuntaskan amarahnya yang sudah mencapai ubun-ubun.

Tetapi dia mengurungkan niatnya kembali, dia tidak ingin dituduh yang tidak-tidak, apalagi dituduh masih suka sama Elan. Don't get, ya!

Nara tidak cemburu, hanya saja dia tidak terima melihat pasangan bangsat itu bahagia diatas penderitaan yang sudah dialaminya.

Bagaimana jika kalian berada di posisi Nara?

Di hianati mantan pacar dan di hianati sahabat yang sudah kamu anggap sebagai saudara sendiri?

EPHEMERALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang