"Kakak kelas yang ciri-cirinya kayak gitu mah gue kenal, temennya pacar gue kayakna deh, Ra." Stela menjawab sembari tertawa renyah.
"Namanya kak Ersa, salah satu anak Omorfos,"
Ersa, cowok playboy yang suka tebar pesona dimana-mana. Bertubuh tinggi atletis, kulit putih bersih, ganteng, gagah, keren, tinggi, dan cool. Dia salah satu anggota anak Omorfos— juga termasuk salah satu most wanted. Pacarnya? jangan ditanya— yang pasti pacarnya Ersa itu banyak, Playboy mah bebas.
Stela mendekatkan wajahnya ke Kyra sebelum berbisik. "Kata anak-anak dia playboy, Ra. Pesan gue jangan mau di gombalin sama dia." Sambungnya.
Kyra hanya ber-oh ria sambil mengangguk-angguk tanda kalau dia mengerti. Dia tersenyum tipis, tanpa sepengetahuan Stela.
Playboy? Terdengar menarik baginya.
"Kalau Kyra deketin kayaknya seru deh,"
Stela kontan memasang wajah horornya. Perkataan Kyra barusan sangat diluar ekspektasinya. Padahal barusan dia sudah memberi peringatan.
"Ra? Yang bener aja, anjir!"
Kyra berkedip lucu, memandang Stela yang masih menatap horor ke arahnya. "Kenapa? Dia udah nolongin Kyra dua kali, baik banget, kan?"
Stela menggelengkan kepalanya pelan. Tidak habis pikir lagi dengan sahabatnya yang satu ini. "Yakin dia cuma nolongin Lo doang, Ra? Secara dia playboy otomatis suka nolongin semua orang, dia baik ke Lo, tapi Lo juga jangan lupa kalau dia baik ke semua orang,"
Kyra tidak terlalu peduli dengan hal itu. Tidak masalah jika saat ini Ersa masih baik ke semua cewek, tapi nanti dia akan membuat cowok itu hanya baik terhadapnya saja.
"Tapi nanti pasti dia bakal baik ke Kyra doang, Stela."
Stela menggigit bibir bawahnya pelan. Dia tidak mau jika Kyra dijadikan mainan oleh Ersa. Tetapi percuma saja jika menasehati Kyra terus menerus. Mengingat bahwa pendirian gadis itu sangatlah kuat.
"Gue nggak mau kalau endingnya Lo jadi sakit hati, Ra. Sekali ini dengerin gue please—"
Stela trauma dengan kejadian yang telah menimpa Nara— sahabatnya. Sahabatnya berubah menjadi sosok yang sekarang karena telah disakiti oleh mantan kekasihnya.
Meski bukan Stela yang mengalaminya tetap saja dia ikut sakit hati. Ditambah lagi sahabat Nara ketika belum pindah sekolah juga ikut mengkhianatinya. Stela tidak habis pikir lagi dengan cewek itu.
Dan kini— Stela merasa khawatir jika Kyra ingin menjalin hubungan dengan seorang cowok, dia takut jika cowok itu akan membuat sahabatnya hancur dan berubah seperti sosok Nara saat ini.
Stela awalnya tidak tahu penyebab sikap dingin dan cueknya Nara— tetapi waktu itu Kyra menceritakan masa lalunya Nara terhadapnya.
Nara yang awalnya ceria, humoris, dan baik hati berubah menjadi dingin, cuek, dan tidak tersentuh karena dua orang yang pernah sangat berharga di kehidupannya.
Setelah mengetahui hal itu, Stela memaklumi Nara, dia tidak memaksa Nara untuk berubah seperti dulu ketika belum disakiti. Namun dia berharap ada cowok yang bisa mengembalikan sosok Nara yang dulu.
Tidak lama kemudian Nara datang dengan membawa pesanannya mereka berdua, Nara segera meletakan tiga mangkuk bakso di meja, dan disusul tiga es teh manis.
"Makasih adekku yang paling cantik." Puji Kyra sembari tertawa kecil.
Kyra memang suka memanggil Nara dengan sebutan adik karna dia lebih dulu lahir dan hanya selisih lima menit dengan Nara.
Nara memutar bola matanya malas. "Ya elah, cuma selisih lima menit doang juga,"
"Yang penting Kyra lebih dulu lahir," sahut Kyra, lalu menjulurkan lidahnya, mengejek.
Nara hanya memutar bola matanya malas. "Terserah."
Kyra hanya menanggapi dengan tawa kecil.
"Thankyou very much Nara Sayang." Ujar Stela dengan tersenyum manis.
"Em-hm." Nara hanya berdehem sembari mengangguk sebelum ikut bergabung duduk.
Mereka bertiga pun menyantap bakso mereka masing-masing. Selama mereka makan, tidak ada salah satu dari mereka yang bicara karena terlalu menikmati santapan masing-masing.
Kring kring kring!
Bel masuk pun berbunyi, semua murid-murid yang berada di kantin pun langsung beranjak pergi meninggalkan kantin dan menuju kelasnya masing-masing, begitupun dengan ketiganya— mereka menyudahi makannya dan beranjak meninggalkan kantin.
Sesampainya di kelas— Kyra dengan santainya melangkahkan kakinya menuju bangku yang berada di pojok kelas, barisan yang letaknya di belakang sendiri.
SMA Putih Abu High School mempunyai aturan yang unik— yaitu muridnya duduknya harus sendiri-sendiri dan tidak ada yang berdua.
Kyra segera duduk sebelum mengambil buku tulis dan buku cetak bahasa indonesia didalam tasnya.
Detik berikutnya dia tersentak kaget saat merasakan telapak tangan seseorang yang menepuk bahunya pelan."Kenapa tadi terlambat, Ra?
Kan biasanya lo nggak pernah terlambat." Cibir Rezfan sambil tertawa renyah.Rezfan adalah ketua kelas 11 IPA3, dia juga suka Kyra semenjak awal bertemu, tetapi Rezfan tidak mau mengungkapkan perasaanya pada Kyra, dia takut jika menyatakan perasaan terus ditolak oleh Kyra.
"Tadi pagi Kyra jatoh, makanya Kyra jadi terlambat deh," Kyra menyahut lirih tanpa menoleh Rezfan.
"Makanya kalo jalan hati-hati." Saran Rezfan.
Kyra hanya mengangguk-anggukan kepalanya saat mendengar jawaban Rezfan.
"Tapi Lo nggak apa-apa, kan? Ada yang terluka nggak?" Rezfan bertanya lagi, kali ini wajahnya terlihat khawatir.
Kyra menggeleng pelan. "Kyra nggak apa-apa Rezfan."
"Bagus deh kalau lo nggak terluka."
Tidak lama kemudian bu Elina guru bahasa indonesia masuk kedalam kelas, semua murid yang tadinya berkumpul untuk ngerumpi atau pun bergosip di kelas— sekarang sudah bubar dan duduk manis di bangkunya masing-masing, karna pelajaran akan segera di mulai.
Bu Elina dia guru bahasa indonesia, dia cantik dan awet muda, baik, ramah, dan tidak galak.
Selama pelajaran dimulai sampai selesai, Kyra tidak memerhatikan materi yang sedang dijelaskan oleh bu Elina.
Yang ada Kyra malah mencorat-coret belakang buku tulisnya dan selama bu Elina menjelaskan materi dia tidak mendengarkanya tetapi pikiranya malah ingin cepat pulang karna jujur saja dia hari ini sangat melelahkan.
Mengingat bahwa dia habis dihukum tadi. Dia ingin cepat pulang karna ingin rebahan sembari melanjutkan menonton drama Korea kesukaanya.
Kring kring kring!
Akhirnya bel pulang berbunyi juga, murid-murid langsung bersorak dalam hati karna akhirnya pelajaran yang membosankan berakhir juga.
Semua murid langsung berkemas, begitupun dengan Kyra.
Setelah bu guru mengakhiri pelajaran, semua murid berbondong-bondong untuk keluar dari kelas untuk pulang.Kyra, Nara, dan Stela jalan bersama menuju gerbang untuk menunggu jemputan masing-masing. "Gue balik duluan ya, Bubay sayang-sayangnya Stela," Stela berpamitan kepada kedua sahabatnya lalu melambai-lambaikan telapak tanganya ketika sudah berada didalam mobil.
"Iya Stela, bubay!" Kyra menyahut antusias sambil tersenyum manis.
Sedangkan Nara hanya tersenyum manis dan ikut melambai-lambaikan telapak tangannya.
o0o
TBC!
