❣️1

309 9 0
                                    

Suara keributan di tengah lapangan SMA Praja Mukti. Terlihat semua siswa berkerumun, menyaksikan pertarungan sengit antara dua gadis yang namanya cukup populer di kalangan sekolah. Dua gadis itu saling menjambak rambutnya satu sama lain.

"Lepasin gue!" pekik Sherin, yang menjadi korban jambakan itu.

"Gak akan! Lo emang cewek sialan! Berani banget lo deketin pacar gue!"

Pertarungan kedua gadis itu semakin memanas, terlihat dua cowok lengkap memakai almamater kebanggan sekolah berlari memasuki lapangan. Cowok yang berparas tampan, sebagai ketua tim basket selalu menjadi incaran kaum hawa. Sedangkan satunya lagi, seorang ketua Osis yang sangat di segani setiap kaum hawa, terutama adik kelas. Namun, itu tak akan berlaku untuk Lena Clarissa.

"Sudah Lena! Lepasin Sherin!" pekik Liam, seorang ketua osis yang melerai perdebatan mereka. 

"Jangan ganggu gue!" teriak Lena keras. Tanpa sengaja dia mendorong Liam, sehingga cowok itu jatuh tersungkur. Memang, aslinya cowok itu lemah banget.

"Lena!" teriak seseorang dengan nada baritonnya.

Lena langsung diam melihat pacarnya ada disini. Dia segera melepaskan jambakan dari cewek dihadapannya.

"Gue nggak nyangka ya, lo bertindak rendahan gini!"

"Kenan itu..."

"Sherin lo ngga papa?" tanya cowok itu mengusap rambut Sherin lembut.

"Kenan, kenapa lo bela dia? Dia cewek genit yang ganggu hubungan kita!" sahut Lena tak terima.

"Gue suka sama Sherin," lontar cowok itu tiba-tiba.

"Apa?!" Lena tak percaya dengan apa yang di dengarnya.

"Mulai sekarang kita putus!" kata Kenan penuh penekanan. "Jika bukan karena tantangan. Gue nggak sudi pacaran sama cewek manja kek lo!"

"Jadi, selama ini lo pacaran sama gue gara- gara taruhan?" tanya Lena disertai isakan tangisnya.

Mata Lena berkaca- kaca, hatinya terasa sakit. Tak menyangka, Kenan akan mengkhianatinya seperti ini. Memang benar, jangan pernah berharap kepada seseorang.

Kenan merangkul cewek romantis itu, "Ayo Sherin, kita pergi dari sini."

Semua siswa bubar setelah menyaksikan drama yang sangat miris itu. Lena sudah kalah tanpa berperang. Kini, gadis itu berlutut, percuma saja dia berusaha mempertahankan hubungan ini mati- matian, Kenan hanya bermain-main dengannya.

"Ckck, harusnya lo sadar diri. Lo nggak pantes buat sahabat gue!" ucapan judes seseorang yang masih ada disana. Siapa lagi, jika kalau bukan Liam, ketua Osis yang katanya sangat tegas dan bertanggung jawab. Namun, dimata Lena cowok itu sangatlah pecundang.

"Apa lo sadar? Lo hanya cewek bodoh yang di butakan cinta. Lihat Sherin, dia cantik, pinter, ranking 1 umum. Sedangkan lo..."

"Harusnya lo ngaca! Sadar diri! Ga akan ada cowok yang mau punya pacar kek lo!"

"Cukup! Jangan ikut campur!" pekik Lena melawannya.

"Cepet, ganti baju lo! Jangan pake baju ketat kek gini," ujar Liam menasehati cewek di hadapannya.

Lena menatap intens cowok dihadapannya.

"Kenapa? Kenapa lo ngatur hidup gue hah?! Mentang- mentang lo ketua Osis. Lo sok berkuasa ke gue?!" pekik Lena marah.

"Gue juga ngga minta makan ke kelurga lo! Jangan urusin hidup gue!"

"Lo itu ya, gue bilangin..."

"Cukup!" Lena menyela pembicaraannya, "Ini tubuh gue. Lo nggak ada hak buat ngelarang gue!"

"Gue bakalan bales dendam, tunggu aja nanti Sherin!"

"Jangan ganggu Sherin lagi, atau lo bakalan rasain akibatnya."

"Gue nggak peduli!" teriak gadis itu mulai menjauh.

Liam menatap gadis itu dari kejauhan, gadis pemberani tak kenal takut. Lihat saja, suatu hari nanti Lena pasti bertekuk lutut dihadapannya.

"Kita lihat saja nanti Lena," kata Liam tersenyum memikirkannya.

Bersambung...

Hai, haiiii

Ini cerita pertamaku tentang teenfiction, mencoba menpublis cerita lama yg ada di draf akoh

Semoga kalian suka yaa..❣️

Lena & LiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang