❣️ 8

118 5 10
                                    

Liam bukan seseorang yang bodoh, yang tidak mengetahui durasi haid seorang wanita. Biasanya seminggu atau bahkan lebih dari itu. Setelah kejadian tadi Liam tak mengatakan apapun kepada Lena. Hanya keheningan saat perjalanan, bahkan hingga sampai dirumah pun mereka tak bertegur sapa lagi. 

Kini mereka makan malam bersama. Liam terlihat dingin tak seperti biasanya.

"Mbak, tolong ambilkan aku sayuran lagi." perintah Liam.

"Baik den."

Lena yang dibelakang Liam hanya diam membisu. Mbak Sulis memberikan isyarat agar gadis itu melayani Liam. Memang, karena Lena lah yang menjadi pelayannya Liam.

Lena menyendok sayuran untuk Liam, namun cowok itu mencegahnya.

"Lo ngga denger? Gue nyuruh mbak Sulis bukan lo!"

"Sungguh. Aku tak berselera makan lagi!" ucap Liam menaruh sendok dan garpunya.

"Pa, aku akan ke club hari ini."

Reksa langsung memberikan Liam blackcard. "Tentu, bersenang -senanglah putraku."

Semua orang terlihat biasa akan hal itu. Liam mengambil kunci mobilnya langsung pergi dari sana.

"Apa terjadi sesuatu di sekolah?" tanya Reksa.

"Tidak ada tuan."

"Disini tugasmu hanyalah menuruti semua kemauan Liam. Jangan pernah membantah jika ingin semua hutang ayahmu lunas. Minta maaflah kepada Liam!"

"Mengurus Liam saja tidak becus!"

Lena hanya terdiam, dirinya tak tahu salahnya apa, tapi selalu disalahkan karena Liam.

"Pa, yang salah Liam. Kenapa papa marahin Lena? Dia ga tau apa -apa."

"Jangan ikut campur Lovy!"

"Bela aja terus anak kesayangan papa."

Semua orang sudah selesai makan malam.

"Nanti setelah selesai langsung ke kamar gue ya," kata Lovy.

Lena hanya mengangguk mengiyakan.

Setelah selesai bersih-bersih sesuai dengan perintah Lovy. Gadis itu memasuki kamarnya.

"Lo udah dateng, ayo sini. Lo tidur bareng gue aja, sambil kita curhat."

"Tapi Lov, gue takut Liam.."

"Dia ngga bakalan pulang. Percaya deh."

Lena hanya mengangguk ikut tidur bersama gadis itu.

"Apa lo pernah pacaran?" tanya Lovy.

"Pernah. Tapi sayangnya gue terlalu bodoh, sampe ngga nyadar dia selingkuh di belakang gue."

"Haha, emang. Cowok nggak puas sama satu cewek."

"Eh, btw lo tahu Sherin nggak? Dia satu sekolah sama kalian."

"Tahu."

"Lo bisa deketin dia, buat dia suka sama Liam? Jika Liam dapet tuh cewek maka lo ga bakalan jadi babunya lagi. Gue tahu, dari dulu Liam diem-diem suka sama tuh cewek. Lo bisa manfaatin itu."

"Ga bisa. Gue ga bisa ngelakuin itu."

"Why? Itu satu satunya cara biar lo bisa bebas dari Liam."

"Dia pelakor. Gara-gara dia gue dipermalukan satu sekolah."

"Astaga, sorry Len, gue ngga tahu soal itu. Gue terlalu fokus nyari cara biar lo ngga diperlakukan semena-mena sama Liam."

"Ngga usah khawatir. Gue baik -baik aja kok. Makasih udah peduli sama gue."

Lena & LiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang