Liam mendapat telpon dari papanya yang menyuruhnya membawa Lena pulang secepatnya. Tanpa basa-basi dia menepuk pipi gadis itu keras.
"Bangun woy. Ga usah manja jadi putri tidur!"
"Lena bangun!"
Karena tak ada pergerakan. Liam mendorong gadis itu sehingga terjatuh dari brankar.
"Awhh. Sakit!" ringis Lena kesakitan.
"Makanya jangan manja! Ayo cepetan balik!"
Lena dengan kesadaran setengah setengah, mencoba bangun menahan sakit di tubuhnya.
"Gue gak kuat jalan, gue belum makan dari tadi pagi."
"Alesan, lemah banget lo jadi cewek."
"Jalan ngga! Atau gue seret nih!"
Lena berjalan sambil memegangi perutnya. Liam yang geram melihat gadis itu berjalan sangat lambat terpaksa menyeret gadis sialan itu.
"Liam lepasin! Sakit!"
"Jalan lo lambat banget kek putri keraton. Masuk cepetan!"
Mereka memasuki mobil, dimana tak ada seorangpun yang membuka suara. Jangan harap Liam merasa iba melihat cewek itu sakit. Malah Liam sangat ingin memberikannya pelajaran.
"Besok weekend. Nanti malem gue mau party ke club."
"Gue ngga nanya." sahut Lena ketus.
"Cewek di klub Rama cantik-cantik. Lo ngga ada niatan daftar? Siapa tahu lo sukses open bo. Bisa lunasin hutang bokap lo secepatnya."
"Asal lo tahu ya gue ngga serendah itu. Sampai nawarin tubuh gue ke cowok yang ngga jelas."
Tiba-tiba terdengar suara perut yang bergemuruh dari perut Lena. Liam tertawa mendengarnya. Cowok itu langsung menepikan mobilnya disisi jalan.
"Tetep di mobil gue mau beli sesuatu bentar."
"Jangan keluar dari mobil sebelum gue dateng."
Liam terlihat memasuki minimarket itu. Sedangkan Lena masih di mobil. Sungguh, cowok itu tidak peka sama sekali, apa dia akan membuat Lena mati kelaparan disini? Pantas saja tidak ada yang mau jadi pacar seorang Liam Areksa.
Lena memejamkan matanya sembari menunggu cowok itu ngga kunjung datang. Terlihat seorang wanita mengetuk pintu mobilnya.
"Mbak, ini pesanannya."
"Tapi saya ngga ada beli mbak, saya nggak punya uang buat bayar."
"Ini udah di bayar sama mas-mas tadi. Dia menyuruh untuk mengantarkan makanan ini kesini."
Lena hanya menggangguk paham.
"Terimakasih."
Tanpa basa-basi Lena langsung memakan lahap makanan itu. Setelah menghabiskannya dia keluar mobil untuk membuang bungkus itu.
Terlihat Liam sedang bersama salah satu anak SMA Praja Mukti yang asik mengobrol disana. Lena langsung memalingkan wajahnya. Memasuki toilet wanita.
"Bos, itu Lena kan?" kata Devan.
Liam hanya melotot melihat Lena di toilet wanita. Memang cewek keras kepala. Liam akan memberikan hukuman untuk itu.
"Ya, siapapun itu gue ngga peduli. Gak kenal juga," sahut Liam seolah acuh.
"Tapi kasihan banget sumpah. Hidupnya berubah drastis."
"Lo mau open donasi sama dia?" tanya Liam.
"Open bo aja gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lena & Liam
RomanceLena Clarissa, gadis muda cantik dengan kehidupan manja dan glamor. Bersekolah di SMA elite, memiliki banyak teman, serta dikenal dengan gadis pembangkang. Sampai di suatu titik kehidupan Lena berubah drastis ketika mengetahui ayahnya memiliki banya...