❣️ 4

105 9 0
                                    

Terlihat seorang gadis muda menapakan kakinya memasuki sebuah kamar mewah. Lena sangat terkejut melihat kamar itu, ternyata kamarnya Liam sangat besar. Dia memutuskan untuk berkeliling melihat-lihat ruangan itu. Bahkan, banyak piala penghargaan dan beberapa mendali yang di dapatkan cowok itu.

Lena menaruh nasi goreng buatannya, beserta segelas susu di atas nakas. Dia segera keluar dari ruangan itu.

"Lo mau kemana?" tanya cowok dengan nada baritonnya.

Lena berbalik, kini dia hanya melihat Liam hanya menggunakan celana boxer saja, dan dada bidangnya terlihat sangat sempurna. Lena takjub tak menyangka jika tubuh cowok itu sangat atletis. Lena tersadar langsung menutup matanya.

"Liam gunakan bajumu!" teriak Lena.

"Jangan munafik, lo suka ngeliat ini kan?"

"Aku,..aku-- akan pergi," ucap Lena tebata- bata, dia ingin beranjak keluar. Namun, Liam langsung menariknya keras sehingga cewek itu jatuh ke ranjangnya.

Liam hanya tersenyum menatap Lena berada di hadapannya.

"Jadi ini wajah asli lo?" Liam menyentuh lembut wajah Lena, dia meniti setiap inci wajah putih mulus itu, tangan kekarnya mengusap anak rambut yang menutupi wajah cantik Lena.

"Lepaskan aku!"

"Lo mau kemana? Lo babu gue sekarang," kata Liam tersenyum smirik.

"Lepasin aku!"

"Lipisin akii, nyi, nyi..." Liam mengikuti suara yang Lena katakan dengan suara mengejek.

"Mana cewek yang nantangin gue waktu itu, keluar lo!"

Lena tak habis pikir dengan cowok dihadapannya.

"Tapi, kalo di lihat- lihat lo cantik juga. Kek jalang, pantesan banyak buaya ngechat lo."

Liam membawa ponsel cewek itu, Lena tak habis pikir dimana Liam mendapatkannya.

"Itu ponselku, berikan kepadaku?"

"Mulai sekarang hp ini milik gue, gue udah blok nomor mereka semua."

"Liam tolong kembalikan!"

"Nyinyinyiiii..."

"Mana Lena yang dulu hah?! Mana?!" pekik Liam keras. Dia tidak suka dengan Lena yang lemah seperti dihadapannya sekarang.

"Dia udah mati."

"Dia udah mati gara- gara keadaan, ini gue Lena yang baru. Udah puas lo nertawain gue, hiks...hiks..." Buliran bening itu mengalir begitu saja, Lena menagis terisak mengingat keadaannya kini.

Liam terdiam, tanpa aba-aba langsung memeluk cewek itu. Lena hanya bisa mematung tak tahu harus mengatakan apapun saat ini.

"Hiks...hiks..,"

"Lo kira gue kasihan? Gue bakalan buat lo lebih menderita daripada ini!"

"Selamat datang di neraka Lena," bisik Liam tersenyum devil.

"Ekhm," suara deheman dari seseorang yang berada di ujung pintu. terlihat Reksa menyaksikan kelakuan putranya itu.

Liam langsung mendorong keras Lena ke sudut ranjang, tanpa disadari membuat dahi wanita itu berdarah. Cowok itu langsung mengunakan bajunya mendekat kearah ayahnya.

"Ini tidak seperti yang ayah kira, aku hanya memberikan sedikit hukuman untuknya."

Pria paruh baya itu menepuk bahu putranya.

"Lakukan apapun yang kau suka, jangan menahannya. Buat dia menderita."

"Tentu saja ayah, dengan senang hati aku akan melakukannya," sahut Liam tersenyum.

"Jangan sampai kau menyukainya."

"Jika sampai itu terjadi, kau akan tahu akibatnya."

Liam mengangguk mengerti, mana mungkin dia menyukai cewek sialan itu. Sungguh, tidak akan mungkin.

Bersambung...

Lena & LiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang