Hari semakin larut, hampir semua tamu undangan sudah pulang. Kini saatnya Lena dan maid-maid lainnya membersihkan semua barang yang ada disana.
Lena sudah mengganti bajunya menggunakan dress berwarna peach yang diberikan oleh Lovy tadi. Dia sangat cantik memakainya.
Lena membantu merapikan gelas dan piring, para maid lainnya terlihat gelisah melihat seseorang pria muda masih mabuk disana.
"Duh gimana caranya ngusir den Liam. Setengah jam lagi tempat ini harus bersih."
"Kalian tahu kan? Den Liam adalah kesayangan tuan Areksa. Takut kejadian kayak dulu lagi."
"Biar Lena yang tangani mbak."
"Kamu yakin? Tapi kita takut kamu..."
"Lena akan bawa dia ke kamarnya."
Lena berjalan menghela napasnya menghampiri cowok yang terlihat setengah sadar meracu sambil terus meminum minumannya.
"Sadar woy, cepet balik ke kamar lo!" teriak Lena.
"Apa lo Sherin?"
"Sherin, Sherin aja terus. Apa sih spesialnya jalang itu?!" ketus Lena.
"Iya, gue Sherin puas. Ayo kita masuk, gue anterin lo ke kamar."
"Lo cantik."
Entah kenapa jantung Lena berdegup kencang saat cowok yang mabuk ini mengatakan itu.
'Jangan baper Len. Dia lagi ngebayangin Sherin.' batin Lena.
Dengan berat hati Lena langsung membantu Liam berjalan menuju kamarnya, dan mengabaikan semua racuan tak jelas dari cowok itu.
Lena membaringkan Liam di kamarnya.
"Duh nyusahin aja bisanya."
Lena menatap Liam yang sangat tampan terbalut jas hitam yang melekat di tubuhnya. Lena tak mengelaknya cowok itu sangat tampan.
"Kenapa tubuh gue panas?"
"Panas?"
Liam membuka jas itu melemparkannya sembarangan. Lena langsung melihat suhu ac nya. Padahal ini sudah minimum.
Cowok itu berlari ke kamar mandi memuntahkan semua isi perutnya.
"Gue buatin air lemon ya, lo tunggu disini."
Lena segera ke dapur. Membuatkan air lemon untuk cowok itu. Katanya ini bisa meringankan sedikit untuk mabuk berat.
"Liam versi mabuk sangat menyusahkan."
Lena segera kembali ke kamar cowok itu. Dia sangat terkejut melihat Liam sudah bertelanjang dada. Shit tubuh cowok itu sangat indah, gadis itu sampai mematung melihatnya.
"Masuk aja."
"Ini minum, biar ngurangin mabok lo."
"Makasih," ucapnya tersenyum menampilkan lesung pipinya yang sangat manis.
Liam meneguk segelas air lemon itu.
"Gue mau naruh gelas ke.."
"Gue udah suka dari dulu sama lo."
"Hah?!"
Liam langsung menarik gadis itu hingga jatuh ke pangkuannya. Tanpa basa-basi Liam langsung menyambar lembut bibir gadis itu. Terlihat Liam sangat bernafsu dengan gadis itu.
"Liam lepasin!" pekik Lena meronta-ronta.
Lena mencoba mendorong Liam, namun sayangnya tenaga cowok itu sangat kuat, malah dirinya yang terjatuh ke lantai. Liam segera mengunci pintunya sehingga hanya mereka saja berdua yang ada disini.
Cowok itu tersenyum berjalan kearah Lena."Lo mau apa hah?! Jangan mendekat!" teriak gadis itu.
"Mereka nambahin obat perangsang di minuman gue. Jadi lo harus layanin gue sekarang."
"Nggak! Lo gila hah?! Lo mau perkosa gue?!"
"Gue gak suka sama cewek munafik. Diem -diem lo tidur sama Kenan, dan sekarang hamil anaknya Kenan?"
"Gue udah tau semuanya Sher."
"Apa?!"
"Gue bukan Sherin!" pekik Lena keras.
Liam menyeret Lena ke kamar mandi bersamanya. Gadis itu memberontak sekuat tenaga, namun sayangnya Liam hari ini sangat gila.
Cowok itu menyalakan shower, dan memulai aksinya menyalurkan hasratnya dengan gadis itu. Sungguh Lena tak berdaya, dia sudah melawannya sekuat tenaga, tapi Liam sangat kuat. Di bawah guyuran shower menjadi saksi jika dia tidak perawan lagi.Hampir beberapa kali Liam menyebut nama Sherin dari bibirnya saat mencapai kepuasannya. Lena menangis sejadi-jadinya saat mengetahui jika Liam menganggap dirinya Sherin. Lena pasrah tubuhnya hanya menjadi pelampiasan nafsu cowok itu. Tetapi entah kenapa hatinya terasa sangat sakit jika Liam menganggap dirinya adalah wanita lain.
***
Keesokan harinya.Liam tersadar dirinya sudah berada di ranjang tanpa menggunakan sehelai benangpun. Dia melihat kamar mandinya terbuka, terlihat Lena yang menangis terisak menggigil kedinginan, memeluk tubuhnya di bawah guyuran shower.
"Jadi kemarin itu?"
Liam merasa dirinya mimpi bercinta bersama Sherin. Tapi kenyataannya dia melakukan itu bersama Lena?
"Sial! Apa yang sudah aku lakukan!"
Cowok itu langsung memakai pakaiannya. Dia menghampiri Lena yang ada disana.
"Lepasin, lepasin gue!"
"Lo bisa sakit kalo kayak gini," ucap Liam peduli.
"Biarin! Sekalian biar langsung mati aja!"
"Ya udah, kalo lo mati, hutang bokap lo makin bertambah. Lo ngga mau kan liat kedua orang tua lo itu menderita lagi? Jadi, ayo cepetan bangun!"
"Gue ngga peduli. Gue lebih malu kalo gue lihat mereka lagi. Lebih baik gue mati aja."
"Lo itu anak mereka satu -satunya. Hidup mereka bergantung sama lo!"
"Gue ngga peduli. Gue mau mati aja!" isak Lena menangis terisak.
"Ya udah, mati sana!" kesal Liam.
"Nih anak ya, dikasih hati malah minta jantung. Cengeng banget lo baru gue gituin. Ini baru sekali, belum berkali kali."
"Emang lo mau sama gue berkali-kali?"
"Sekarang kan lo babu gue. Kalo gue pengen lagi lo harus layanin gue. Inget kesepakatan kita."
Tanpa basa-basi, Liam langsung menggendong gadis itu ala bridal style. Lena hanya terdiam tenaganya sudah habis untuk menangis semalaman.
"Cepet ganti baju lo pake baju gue."
"Sakit tau gue ga kuat jalan," Lena meringis kesakitan saat mencoba berjalan.
Liam langsung mengambilkan pakaiannya, melemparkannya ke arah Lena.
"Ganti baju lo. Gue nunggu di luar."
Cowok itu keluar dari kamarnya, Lena langsung mengganti bajunya. Dia bercermin melihat beberapa bekas kemerahan ditubuhnya akibat kejadian tadi malam. Cowok itu benar benar brutal dengan dirinya.
Lena beranjak melihat foto Liam yang ada disana, jari lentiknya mulai menyentuh foto itu.
"Lo mau main -main sama gue? Lihat aja, gue bakalan buat lo cinta mati sama gue Liam."
Bersambung...
![](https://img.wattpad.com/cover/348092478-288-k700251.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lena & Liam
RomanceLena Clarissa, gadis muda cantik dengan kehidupan manja dan glamor. Bersekolah di SMA elite, memiliki banyak teman, serta dikenal dengan gadis pembangkang. Sampai di suatu titik kehidupan Lena berubah drastis ketika mengetahui ayahnya memiliki banya...