🌺Happy Reading🌺
_______
"Yazeed?"
"Aku bisa jelaskan!"
"Jangan katakan jika dia orangnya, Ra?"
"M-maaf, Tsab."
_________
KEPALAN jemari pada gamis hitam yang ia kenakan semakin kuat, bersamaan dengan suara teriakan yang memenuhi aula serba guna— tempat acara reuni SMA Teladan diadakan. Tsabina, akhirnya memilih datang karena sebuah alasan.
Helaan napas berulang kali terdengar, mencoba menenangkan hati dan pikiran yang tak mau diam. Sebentar lagi pemuda yang ditunggu-tunggu semua orang akan segera memasuki ruangan.
"Bedak gue udah on belum, sih, guys?" tanya Zea, perempuan dengan gaya rambut bob yang kini duduk berdampingan dengan Tsabina.
"Sudah," Tsabina tersenyum, mengangguk.
"Menurut lo mesti di tambah lagi gak?" tanya Zea, lagi. Membuat pemuda berambut ikal yang duduk di kursi depan itu menoleh.
"Mau ditambah kek apa lagi, sih, Ze? Gak lihat apa, muka lo udah mirip caplin begitu?" ucap Farhan dengan tatapan mengejek.
"Tau, dih!" sambung Rizky, lelaki yang duduk di sebelah Farhan itu bergidik geli. "Lagian mau setebal apa bedak lo, si Yazeed juga gak bakal ngelirik!"
"Gile, sarkas banget mulut lo, ya, Ky!" Fatih ikut tertawa.
Zea mencebik. "Sibuk banget, sih, lo pada? Bedak punya gue sendiri juga!"
"Ya iya lah! Masa bedak gue?" sahut Farhan, mengundang tawa teman-temannya.
"Diem lo, berisik!" balas Zea. "Bilang aja kalau lo sebenarnya cemburu karena gue dandan full demi ketemu si Yazeed. Lo demen, kan, sama gue? Ngaku aja lagi." sambungnya, tersenyum mengejek.
"Gue demen sama betina modelan lo?" Farhan menunjuk diri. "Sampai Donald trump pindah ke Cibaduyut juga gak bakalan gue demen sama lo, Zea!"
Zea bergidik acuh. "Lihat aja ntar!"
Mendengar perdebatan keduanya membuat semua orang tertawa, kecuali Tsabina. Gadis bermata kecil itu hanya tersenyum tipis, membuat Farida yang sedari tadi duduk di sisi kanannya itu menyadari kegelisahannya.
"Tenang, Tsab. Semua baik-baik aja, InsyaAllah." bisik Farida, membuat Tsabina memgangguk.
Setelahnya, suara microfon yang diketuk berhasil merebut seluruh atensi mereka. Sepertinya, di atas panggung besar itu, sang pembawa acara bersiap memanggil bintang tamunya.
"Ya, pada akhrinya yang kita tunggu-tunggu tiba! Jadi, mari kita sambut bersama, novelis religi kita.. Rafif Yazeed Ilhami!"
Dan, mendengar apa yang baru saja pembawa acara itu katakan, membuat Tsabina seketika menahan napas karena gugup.
Tak lama setelahnya, meski sengaja memilih kursi yang berada di barisan paling belakang dengan alasan tidak ingin menjadi pusat perhatian, Tsabina justru dibuat kaku tak berkutik saat langkah panjang pemuda yang ia kenali itu lebih dulu melewati kursinya sesaat setelah memasuki ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say ... "I do !"
Novela JuvenilRafif Yazeed Ilhamy, penulis terkenal yang pernah menorehkan luka teramat dalam di hati Tsabina selama delapan tahun lamanya. Kini, pemuda itu kembali datang dengan satu tujuan. Yaitu, mendengar Tsabina mengatakan ... "I do!" _____ -cover by : 'pint...