Ketukan terdengar nyaring didepan kamar Hellio, yang sudah kembali menjadi kamar Juanda pastinya. Pemuda manis itu tengah membaca dengan fokus mengabaikan ketukan dan suara halus milik Marlion dalam indar pendengarnya.
"Juanda, ini aku marlion boleh aku masuk?"
Panggilan kedua dan Juanda meletakkan bukunya, dan memilih untuk merapihkan pakaian serta surainya. Ia berdebar sekali karna akan menyambut kekasihnya itu pulang.
"Masuk saja aku ada didalam."
Juanda lantas melebarkan kedua tangannya, menyambut Marlion yang baru saja membuka pintu dan menatapnya heran. Namun senyuman cerah Juanda membuat lelaki yang lebih tua darinya itu mulai berkaca-kaca.
Grep!
Pelukan hangat membuat keduanya tersenyum dan mulai meneteskan air matanya, luka dan semua rasa sakit Juanda tumpah hari itu dalam dekapan Marlion yang akhirnya bisa memeluk dan menyalurkan seluruh rasa rindunya pada Juanda. Isakannya bahkan terdengar hingga luar dimana Hellio dan Rayu berdiri.
Rumah menguarkan aura sendu dari pertemuan kedua hati yang hampir saling melupa. Hujan rintik turun membuyarkan lamunan dan keterdiaman keduanya, Marlion mengusap pipi memerah itu perlahan. Menyeka air mata yang terus menerus turun.
"Maaf.. Maaf aku.."
Suara Marlion bergetar, ia masih menangis. Jujur ia tak bisa menahan karna ia benar-benar berat untuk menahan dirinya selama Juanda melupakannya. Juanda mengusap air mata sang dominan dan tersenyum tipis.
"Tak apa.. Ini bukan salahmu.. Maaf sudah melupakanmu lion.."
Marlion menggenggam tangan yang ada di pipinya lalu ia mengecupnya lembut sebelum kembali mendekap Juanda kedalam pelukannya. Mengusap surai itu lembut sarat akan takut kehilangan yang begitu besar.
"Jangan lupakan aku.. jangan pergi dariku.."
Juanda mengangguk lantas mengeratkan pelukannya pada Marlion dan mendongak untuk mengecup sekilas bibir Marlion. Keduanya tersenyum dan kembali menautkan bilah bibir keduanya. Tidak ada nafsu hanya menyampaikan rindu Marlion yang teramat dalam pada kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAKSANA SENJA
ФанфикMARKNO "kata ibu, aku akan selalu menjadi budak yang kotor dan hina. apa aku... masih pantas dicinta?" Juanda "dan sekotor apapun dirimu, tidak akan pernah ada yang namanya tidak pantas dicinta. kamu memiliki cinta itu juanda... dan saya salah satu...