BAB 18

211 5 0
                                    

Tanda in typonya yaa⚘

بسم الله الرّحمن الرّ حيم

Setelah 2 minggu mala libur akhirnya mala pun berangkat pondok lagi untuk menyelesaikan pendidikannya. Devan pun sudah menghubungi arsyad tadi malam untuk menjemputnya

"Humaira, sudah siap?"

"Sudah mas"

"Barang-barangnya sudah disiapkan?"

"Sudah"

"Yaudah yok keluar"

Mereka keluar kamar dan diruang tamu ada umi maryam dan abi abdullah yang tengah duduk

"Em, umi abi mala akan berangkat kepesantren, karena waktu liburnya sudah habis"ujar mala

"Oalah, yaudah yang hati hati ya"ujar abi abdullah

Mala pun memeluk umi maryam bergantian dengan devan

"Van, umi titip mala ya"bisik umi maryam sebelum melepaskan pelukkannya devan

"Nggeh mi"

Setelah itu devan memeluk abi abdullah.

"Abi titip mala ya dev, jaga dia seperti abi menjaganya, jangan sampai kamu menyakitinya karena dari dia kecil saya tidak pernah menyakitinya, jangan sampai kamu membuat dia menangis, ingat amanah saya"bisik abi abdullah tegas

"In syaa allah devan akan menepati amanah itu"ujar devan

"Yaudah kami berangkat dulu ya mi, bi, Assalamualaikum"pamit devan

"Walaikumu'salam"

Mala dan devan naik ke mobil sebelum berjalan mala berlambai-lamabi dengan abi dan umi nya dan arsyad pun mengelakson nya

"Humaira kamu tidur aja, biar nggak pusing"ujar devan

"Belum bisa tidur mas orang ini aja masih pagi"ujar mala kemudian memandang kearah luar

"Oh yasudah jangan dipaksa"ujar devan

"Syad lewat tol aja biar cepat, dan lewatnya jalan..."sebelum selesai bicaranya devan  mengedipkan mata nya. Dan arsyad pun paham akan itu

"Oke gus devan"ujar arsyad

"Gus? Tumben lo panggil gue gus, nggak kayak biasanya, jangan jangan ada mau nya nih lo"ujar devan

"Iya lah pasti nya itu bro, gue mau lo cariin santriwati buat gue jadiin istri"ujar arsyad menaikan turunkan satu alisnya

"Ck! Kebiasaan"

Malam hari, Mereka menempuh jalan kurang lebih 8 jam untuk sampai di jakarta tempat pesantren mala

Arsyad pun melewati jalan yang  tersembunyi sesuai yang diminta oleh devan

"Emm, mas kok lewat jalan ini bukannya jalan kearah pasantren kayaknya bukan ini,  dan juga disini juga banyak masion to"ujar mala

"Ini jalan menuju pesantren humaira, kita lewat belakang katanya pernikahannya mau dirahasiakan kalo kita lewat depan pasti ada banyak santri pada nongkrong, humaira"jelas devan

"Dan ini juga jalan yang diketahui oleh keluarga mas doang tidak ada siapapun yang mengetahui jalan ini"sambung devan

"Oh, terus ini kok banyak masion itu punya siapa?"Tanya mala mrnunjuk masion itu dengan heran

I love you Gus DevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang