POYW 5

257 40 9
                                    

Hari sudah gelap ketika mereka sampai di rumah Charan.
Nukuea terduduk di sofa sementara Charan ke kamar mandi dan membersihkan dirinya.

Setelah beberapa saat Charan kembali ke sofa dan melihat Nukuea yang sedang merenung.
Matanya kosong dan tubuhnya yang terduduk tegak.

"Kuea." ujar Charan pelan dan Nukuea pun membalikkan kepalanya dan menatap Charan yang berjalan mendekat padanya.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Charan dan duduk di samping Nukuea.

"Siapa orang yang sudah membunuhku? Mengapa dia membunuhku yang hanya seorang anak SMP?" ujar Nukuea dan Charan pun menundukkan kepalanya.

"Bagaimana aku akan mencari ke 3 orang yang sudah membunuhku, sementara ingatanku tidak juga kembali." ujar Nukuea dengan nada sedih.

"Kuea... Jangan terlalu dipikirkan. Segalanya pasti ada jalannya. Phi akan selalu membantumu. Kita cari bersama, tapi kau harus bersabar." ujar Charan dan memegang tangan Nukuea di pangkuan Nukuea.

Nukuea menatap tangannya dan tersenyum, dan Charan pun ikut tersenyum.

"Aku terikat denganmu, dan kau bisa mengikutiku dan tinggal bersamaku, kau tidak akan kesepian lagi, Kuea. Setelah semua urusanmu di dunia ini selesai, kau bisa dengan tenang meninggalkan dunia ini." ujar Charan dan Nukuea pun tersenyum.

Charan pun perlahan mengelus pipi Nukuea.
Nukuea dan Charan pun saling menatap.

"Mengapa kita bisa terikat Phi? Apa alasannya?" ujar Nukuea.

"Aku juga tidak tahu, Kuea. Tapi aku yakin kalau semua ini pasti berhubungan." ujar Charan.

"Oleh karena itu, aku ingin kau bersabar, suatu hari pasti kita akan dapatkan pelaku2 yang sudah membunuhmu." ujar Charan dan Nukuea pun kembali mengangguk.
.
.

Keesokan paginya seperti biasa Charan bersiap berangkat bekerja.
Dan ketika Charan akan keluar rumah, Charan melihat Nukuea yang berdiri di depan pintu dengan senyumnya yang mengembang.

"Ayo Phi." ujar Nukuea dan Charan pun mengangguk sambil tersenyum dan menutup pintu serta menguncinya.
Mereka pun berangkat ke tempat kerja Charan.

"Ran kau dipanggil oleh Phi Foei, sebaiknya kau segera kesana sekarang." ujar Max setibanya Charan di meja kerjanya.

"Ok." balas Charan dan menyimpan tasnya lalu kembali keluar dan berjalan menuju kantor Foei yang merupakan sekretaris bos perusahaan itu.

"Selamat pagi Phi. Phi memanggilku?" tanya Charan sesampainya dia di hadapan Foei.

"Oh iya, Ran. Bos memintamu untuk menemaninya berangkat ke Pattaya selama seminggu untuk mengurus proyek disana." ujar Foei.

"Oh ok, Phi." ujar Charan.

"Lebih baik kau kembali pulang dan membereskan barang2 yang kau butuhkan selama di sana. Aku bertugas untuk mengurus jadwal2 proyek itu sementara tugasmu sebagai asisten yang mengurus jadwal2 harian Bos. Ok?" ujar Foei.

"Khap Phi." ujar Charan.

"Ok. Pergilah kita berangkat jam 1 siang nanti. Kau bersiap2lah." ujar Foei lagi.

"Khap Phi, aku permisi dulu." ujar Charan dan membalikkan badannya keluar dari kantor Foei.

"Phi, Phi mau pergi jauh? Bolehkah aku ikut?" tanya Nukuea yang sedari tadi mengikuti Charan.

"Tentu saja boleh. Kau ikutlah denganku dan menikmati suasana baru." ujar Charan dan Nukuea pun tersenyum lebar.

charan kembali ke rumahmya dan membereskan beberapa pasang pakaian untuk selama seminggu berada di Pattaya.

Setelah semuanya beres Charan pun kembali ke kantor dan menemui Foei lagi.

"Sudah siap, Ran?" tanya Foei.

"Sudah Phi." ujar Charan.

"Dengarkan aku, kau harus ingat jadwal2 bos tidak boleh sampai ada yang terlewat. Ini jadwal2 harian bos. Kau ingat2lah jadwal itu sebab bos paling benci melewatkan jadwal itu. Dia orangnya ingin selalu sempurna." ujar Foei.

Charan menerima cacatan kegiatan harian bos mereka dan membacanya.

"Ayo kita pergi." ujar Foei.

Charan menutup catatan itu dan mengangguk lalu membawa kopernya dan berjalan mengikuti Foei.

"Sudah siap semuanya, Foei?" tanya seorang pria gagah, setelah Foei dan Charan memasuki sebuah kantor yang besar.

"Sudah tuan Zee. Mari kita berangkat sekarang... Oh iya tuan ini Charan yang akan menjadi asisten selama di Pattaya." ujar Foei dan Charan pun memberikan wai pada pria gagah bernama Zee itu.

"Ok. Aku mengandalkanmu, Charan." ujar Zee.

Zee bersiap2 akan berangkat dan ketika Charan melihat kebelakangnya dia melihat Nukuea yang menatap tajam pada Zee.
Charan merasa heran melihat itu.

'Mengapa Nukuea melihat bos Zee seperti itu?' pikir Charan.

Setelah beberapa saat rombongan Zee, Foei dan Charan termasuk Nukuea pun berangkat menggunakan sebuah mobil SUV besar.

Zee duduk di kursi tengah sementara Foei dan Charan duduk di kursi belakang.
Nukuea yang juga mengikuti mereka pun duduk di samping Zee dan masih terus menatap wajah Zee.

Charan yang melihat itu ingin sekali bertanya pada Nukuea mengapa dia seperti itu, namun jika dia bertanya oada Nukuea di depan Zee dan Foei maka sudah dipastikan kalau mereka akan menganggap Charan orang gila yang bicara sendiri.

Charan menahan keinginannya dan membuatnya menjadi salah tingkah melihat Nukuea yang masih saja menatap tajam wajah Zee.

Mereka pun akhirnya sampai di bandara dan akan terbang ke Pattaya.

"Bos maaf bisa saya minta ijin ke toilet sebentar?" tanya Charan pada Zee.

"Tentu saja. Pergilah, ingat penerbangan kita akan berangkat dalam 30 menit, jangan terlalu lama." ujar Zee dan Charan pun mengangguk.

Charan menatap Nukuea dan sambil berjalan perlahan Charan menyentuh punggung Nukuea dan Nukuea pun terkejut dan menatap Charan yang memberi tanda di wajahnya agar Nukuea mengikutinya.

Nukuea kembali menatap Zee lalu perlahan berjalan mengukuti Charan.

Sesampainya mereka di toilet bandara, Charan memasuki sebuah bilik dan menutup pintunya.

"Kuea kemari." ujar Charan pelan.

Dan tak lama tubuh Nukuea pun menembus pintu toilet itu dan berdiri menatap Charan.

"Kuea mengapa kau menatap tuan Zee seperti itu? Apa ada yang kau ingat?" tanya Charan.

"Entahlah Phi tapi aku merasa seperti mengenalnya dan merasa dekat dengannya. Aku berusaha mengingat tapi tetap tidak ada ingatanku yang mengarah padanya. Kuea rasa Kuea pernah melihat seseorang yang berwajah sama dengan bos Phi." ujar Nukuea.

"Mungkin, atau mungkin kau mengenal dia?" tanya Charan.

"Mana mungkin aku mengenal bos besar seperti dia Phi. Apa Phi ingat nama sekolahku di gambar yang Phi terima waktu di rumah paman?" ujar Nukuea dan Charan pun berusaha mengingat gambar2 dari ingatan Nukuea yang dia lihat.

"Phi tidak melihatnya tapi kurasa itu hanya sekolah biasa saja." ujar Charan.

Dan mereka berdua pun melamun dan berusaha mengingat2 apa saja hal2 yang penting dari gambar2 yang terlihat waktu di rumah paman waktu itu.

"Phi, lebih baik Phi sekarang keluar, kita sudah terlalu lama disini. Takut nanti bos Phi marah." ujar Nukuea dan menyadarkan Charan.

"Oh iya benar juga. Ayo." ujar Charan dan membuka pintu lalu keluar dari toilet itu.












Bersambung.

Tinggalkan jejak dong buat penyemangat nulisnya.

Yang sudah, makasih banyaaakkkk...
💖💖💖💖

𝑃𝑎𝑟𝑡 𝑂𝑓 𝑌𝑜𝑢𝑟 𝑊𝑜𝑟𝑙𝑑 (ZeeNunew) (026)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang