POYW 1

351 38 11
                                    

Malam itu hujan rintik2 membasahi bumi, Charan berlari kecil menutupi kepalanya dengan tas kecil yang selalu dia bawa.

Hari itu seperti biasa Charan menaiki sebuah bus untuk mengantarkannya pulang dari perusahaan tempat dia bekerja.

Ketika Charan kembali berlari kecil dan menunduk untuk menghindari hujan membasahi wajahnya, kaki Charan terhenti dan terkejut dengan adanya sesosok pria berjongkok di tengah jalan yang masih cukup ramai dengan orang2.

Sosok pria mungil itu menatap Charan yang membelalakkan matanya karena kaget.
Charan segera memalingkan wajahnya dan kembali berjalan.

"Sial." gumam Charan pelan dan memejamkan matanya sebentar.

Benar saja pria mungil tadi berdiri dan mengikutinya.

"Kau bisa melihatku kan?" tanya pria mungil itu.

Charan tidak memperdulikannya dan terus berjalan.

"Hey kau bisa melihatku kan?" tanyanya lagi sambil berjalan cepat dan menundukkan kepalanya berusaha menatap wajah Charan yang menunduk.

"Aku tahu kau bisa melihatku." ujarnya lagi.

Namun Charan terus berjalan dan terus menatap ke depan tanpa memperdulikan pria itu.

Charan dapat melihat beberapa orang yang berpaspasan dengannya menabrak pria itu, namun tubuh mereka menembus tubuh pria mungil itu.

Pria mungil itu memakai kaos putih dan celana pendek biru serta kakinya yang tanpa sepatu ataupun sandal.

"Ayolah Phi, bicara denganku, kumohon." ujar pria itu.

Akhirnya Charan tiba di rumah kecilnya.
Charan segera membuka pintundan masuk ke dalam.
Rumah Charan terdapat 1 mantra yang tertempel di atas pintu agar para arwah penasaran tidak dapat masuk dan menganggunya.

Pria itu pun berusaha menembus pintu dan seluruh bagian rumah Charan namun usahanya sia2, pria itu terus terpental dan terdorong kembali ke belakang.

"Hahh. Hari sial. Apakah hantu itu akan terus mengikutiku?" ujar Charan dan berjalan menuju ke kamarnya dan menyimpan tasnya.

Charan segera mandi karena tubuhnya sedikit basah oleh air hujan.

Setelah beberapa saat, Charan keluar dari kamar mandi dan duduk di sofa ruang tamunya sambil mengusap2 kepalanya dengan handuk.

Namun tiba2 sosok pria itu kembali muncul di pikirannya.
Charan berusaha melupakannya namun bayangan wajah sosok itu terus menganggunya.

Charan menggeleng2kan kepalanya lalu berjalan ke kamarnya lalu berbaring dan menutup matanya.

Tak lama kemudian mata Charan kembali terbuka.

"Ahhh ada apa denganku? Mengapa bayangan hantu itu tidak dapat hilang dari ingatanku?" ujar Charan dan duduk kembali dengan kesal.

Pikiran Charan terus teringat wajah pria hingga kepalanya terasa sakit.

"Ada apa dengan sosok itu? Aku tidak pernah merasakan seperti ini. Mengapa aku merasa sakit hati dan sedih mengingat wajahnya?" gumam Charan.

Charan lalu berjalan dan mengintip dari jendela ruang tamunya dan tiba2 Charan melonjak kaget.

"Tuhanku." teriak Charan.

"Nah kan.. Aku tahu kau bisa melihatku." teriak sosok itu yang wajahnya menempel pada kaca jendela Charan.

"Hantu gila." teriak Charan kembali dan memegang jantungnya yang masih berdetak kencang.

Charan menatap wajah hantu itu yang tersenyum.
Charan merasa sulit untuk memalingkan wajahnya dari sosok itu.

Sosok itu melambaikan tangannya dan akhirnya Charan memutuskan untuk berbicara dan mengusir hantu itu.

Charan pun membuka pintu dan berdiri di depan pintu.

"Bisakah kau jangan ganggu aku? Aku tidak bisa menolongmu, aku hanya ingin sendiri ok!" ujar Charan.

"Siapa yang bilang aku akan meminta pertolonganmu? Aku hanya butuh teman mengobrol dan seseorang yang bisa melihatku dan tidak mengacuhkanku." ujar sosok itu dengan senyumnya yang cantik.

"Kau tidak tahu berapa lama aku disini dan tidak ada seorangpun yang dapat melihatku. Aku hanya merasa kesepian saja, Phi." ujarnya lagi.

Charan hanya menatapnya dan kehilangan kata2nya.
Entah mengapa Charan tidak dapat berpaling dari sosok itu.
Entah rasa kasihan, entah rasa perduli, entah rasa suka, Charan sendiri tidak dapat mengutarakannya.

Yang Charan dapat katakan adalah kalau dia merasa terhubung dengan sosok itu.

"Phi tidak tahu betapa senangnya aku setelah bertahun2 akhirnya dapat menemukan seseorang yang dapat melihatku." ujarnya lagi.

"Siapa namamu?" tanya Charan.

"Aku... Emmm Nukuea. Aku lupa nama asliku tapi aku suka nama itu, entah mengapa, jadi Phi bisa memanggilku Nukuea." ujar Nukuea.

"Aku Charan. Maaf tapi kau tidak boleh masuk ke dalam rumahku. Aku ingin tenang setidaknya di dalam rumahku sendiri." ujar Charan.

"Phi bisa melihat sosok sepertiku sudah lama ya?" tanyanya.

Charan pun akhirnya duduk di pagar teras rumahnya dan Nukuea pun mengikutinya.

"Hmm. Semenjak kecil. Dan aku tidak suka kalian selalu saja muncul tanpa terduga dan mengagetkanku, hingga banyak yang menyangka kalau aku gila." ujar Charan dan sosok itupun tertawa.

"Tentu saja, mereka semuanya tidak dapat melihat kami tapi Phi sendiri yang bisa." ujar Nukuea.

"Kau mentertawakanku? Gara2 kalian aku diperlakukan seperti itu." ujar Charan dan membalikkan tubuhnya menghadap ke tembok rumahnya.

"Khop khun na khap, Phi." ujar Nukuea.

"Untuk apa? Aku tidak melakukan apa2 untukmu." ujar Charan dan kembali menatap Nukuea.

"Karena Phi mau berbicara denganku. Aku tidak akan menganggu Phi. Aku hanya ingin berbicara seperti ini, Phi juga jadi bisa curhat padaku dan aku jamin kalau aku tidak akan comel dan memberitahukan rahasiamu." ujar Nukuea sambil tertawa.

"Kau sangat ceria untuk ukuran hantu." ujar Charan dan tersenyum.

"Apa kau ingat mengapa kau meninggal?" tanya Charan dan Nukuea mempoutkan bibirnya dan menatap ke atas langit2 rumah Charan.

"Aku tidak ingat, Phi. Yang aku ingat aku tiba2 ada di sebuah rumah sakit dan tidak ada seorangpun melihatku ataupun mendengar suaraku sekeras apapun aku menjerit. Aku berusaha mencari jasadku namun aku juga tidak dapat menemukannya." ujar Nukuea.

"Tapi apakah ini wujud aslimu? Atau kau dapat berubah2 seperti beberapa hantu yang aku lihat." ujar Charan.

Nukuea menatap ke tubuhnya.

"Hmm. Ini wujud asliku. Aku bisa merubah2 wujudku tapi inilah aku yang asli. Phi mau lihat?" tanya Nukuea dan Charan segera berteriak.

"Tidak."

"Jangan macam2 kau, Kuea. Jika kau bersamaku cukup sosok ini saja yang kau perlihatkan padaku ok!" ujar Charan dan Nukuea pun tertawa kembali sambil mengangguk.

"Phi takut hantu?" ujar Nukuea.

"Tentu saja. Aku sudah melihat wujud yang aneh2 dari kalian dan tentu saja aku takut." ujar Charan.

Mereka pun berbincang hingga hampir tengah malam.





Bersambung.

Tinggalkan jejak dong buat penyemangat nulisnya.

Yang sudah, makasih banyaaakkkk...
💖💖💖💖

Semoga kalian suka dengan cerita ini.
Jika banyak kekurangan mohon maaf karena genre ini diluar zona aman author.

𝑃𝑎𝑟𝑡 𝑂𝑓 𝑌𝑜𝑢𝑟 𝑊𝑜𝑟𝑙𝑑 (ZeeNunew) (026)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang