POYW 4

238 36 9
                                    

Charan dan Nukuea menaiki sebuah bus dan menuju sebuah desa di pinggiran kota Bangkok.
Charan melihat senyuman tidak lepas dari bibir Nukuea sepanjang perjalanan itu.

Setibanya mereka di desa tujuan mereka, mereka pun berjalan menelusuri sebuah jalan kecil menuju sebuah rumah kecil di ujung jalan itu.

"Selamat siang paman." ujar Charan ketika dia melihat seorang pria gemuk yang sedang terduduk pada sebuah kursi panjang di depan rumah.

"Charan.. Apa kabar, nak?" ujar pria itu yang segera berdiri dan menghampiri Charan sambil tersenyum.

Mereka pun saling berpelukan, sampai mata pria itu melihat sosok Nukuea di belakang Charan.

"Oh. Kau membawa teman?" ujar pria itu dan menatap Nukuea.

Nukuea membelalakkan matanya mendengar itu.

"Paman bisa melihatku juga?" teriak Nukuea.

"Tentu saja, nak. Siapa kau?" tanya pria itu pada Nukuea dan Nukuea pun tersenyum lebar.

"Dia alasanku datang kemari paman Aof." ujar Charan.

"Ayo masuklah." ujar Aof paman dari Charan.

Namun Nukuea terdiam dan melihat rumah yang dimasuki oleh Charan dan Aof dalam pandangan Nukuea terdapat tembok transparan yang menutupi jalannya.

"Oh aku lupa." ujar Aof setelah melihat Nukuea yang termenung memandang rumah dia.

Aof mendatangi Nukuea lalu berkomat kamit dan tiba2 tubuh Nukuea berubah menjadi asap dan Aof membuka tangannya dan menggenggam asap Nukuea dan membawanya ke dalam rumah.

Setelah didalam rumah, Aof membuka genggaman tangannya dan asap terbang dari telapak tangannya lalu berubah kembali menjadi sosok Nukuea.

"Duduklah kalian. Mengapa kau membawa arwah ini padaku, Ran?" tanya Aof dan duduk di tikar berhadapan dengan Charan dan Nukuea yang terduduk bersampingan.

"Ada yang aneh dengannya paman. Aku bisa memegangnya dan dia pun bisa memegangku. Aku ingin tahu tentang dia dan apa hubungannya denganku?" ujar Charan, lalu Aof pun tersenyum.

"Semenjak kalian datang aku dapat melihat ada sebuah benang merah yang menghubungkan kalian. Aku tidak tahu apa makna dari benang itu. Tapi kukira itulah yang membuat kalian berkaitan." ujar Aof yang membuat Charan dan Nukuea merasa heran.

"Benang merah?" tanya Charan.

"Hmm. Ada sebuah benang merah yang terhubung antara kau dan arwah ini." ujar Aof.

"Namanya Nukuea, paman." ujar Charan.

"Nukuea?... Mendekatlah nak." ujar Aof pada Nukuea dan Nukuea pun menatap Charan dan Charan menganggukkan kepalanya.

Perlahan Nukuea mendekat pada Aof.
Aof mengulurkan tangannya dan telapak tangannya di tempatkan di depan dada Nukuea lalu menatap mata Nukuea dan mulutnya kembali berkomat kamit.

Tak lama kemudian Aof mengganggukkan kepalanya dan menarik kembali tangannya dari depan dada Nukuea.

"Kau tertusuk di dadamu, seseorang menusukmu, nak. Kau meninggal karena seseorang membunuhmu." ujar Aof dan Charan pun menatap Nukuea dengan terkejut.

"Apa?" ujar Nukuea.

"Mengapa aku tidak ingat apa2 tentang kejadian itu, paman?" tanya Nukuea.

"Berikan tanganmu, Ran dan peganglah tangannya. Kalian terikat dengan benang takdir yang menyatukan kalian sehingga kalian bisa saling menyentuh." ujar Aof.

Charan menggenggam tangan Aof dan mengulurkan tangannya pada Nukuea.
Nukuea menatap tangan Charan dan perlahan memegang tangan itu, dan Nukuea tersenyum ketika tangannya dapat bergenggaman dengan tangan Charan.

Kedua tangan Aof menggenggam tangan Charan.

"Tutuplah matamu, Ran dan kosongkan pikiranmu. Biarkan ingatan Nukuea datang padamu. Berkonsetrasilah." ujar Aof.

Charan dan Aof pun memejamkan matanya dan mengosongkan pikirannya sementara Aof kembali berkomat kamit.

Tiba2 Charan mendapatkan gambar2 dalam pikirannya dan seakan2 dia ada di sana.

Charan POV

Charan berdiri dan melihat sekitarnya.
Charan melihat sebuah bangunan seperti sekolahan dan tiba2 Charan melihat Nukuea berlarian sambil tertawa2 bersama teman2nya.

Charan melihat pakaian yang Nukuea pakai, Nukuea berseragam sekolah SMP.

Nukuea memakai sebuah nametag dan Charan berjalan mendekati Nukuea yang berlarian berusaha melihat nametag itu.
Namun apapun yang Charan lakukan nama di nametag itu tetap buram dan tidak dapat terlihat.

Tiba2 3 orang laki2 dewasa berkacamata dan bertopi datang mendekati Nukuea yang terhenti dari larinya dan berusaha mengatur nafasnya yang terengah2.

Nukuea menatap para pria itu dan tiba2 satu orang pria memegang tangan Nukuea dan menutup mulut Nukuea.
Nukuea berusaha berontak dan akhirnya Nukuea mengigit tangan pria itu yang menutup mulutnya hingga pria itu merasa kesakitan dan melepaskan Nukuea.

Nukuea berlari dan pria itu seperti menjerit sambil menunjuk pada Nukuea namun tidak ada suara apapun yang terdengar oleh Charan.

Ke 3 pria itu mengejar Nukuea dan salah satu dari mereka mengeluarkan sebuah pisau sambil berlari mengejar Nukuea.

Charan ikut berlari mengejar mereka sampai akhirnya pria yang memegang pisau menangkap Nukuea.
Mulut Nukuea terlihat berteriak2 namun masih saja tidak ada suara yang terdengar oleh Charan.

Nukuea menangis dan terus berteriak2 sambil meronta2 hingga...
Pria itu menancapkan pisau yang dipegangnya ke dada Nukuea.

Pria itu dan kedua pria lainnya merasa terkejut dan melepaskan Nukuea yang menatap mereka dan memegang pisau yang menancap di dadanya.

Akhirnya para pria itu pun berlarian kabur dari Nukuea.
Nukuea perlahan berbaring sampai Nukuea menutup matanya dan tergeletak disana.

Charan menjerit2 memanggil nama Nukuea dan ketika Charan sedikit lagi mendekati tubuh Nukuea.
Charan membuka matanya dan kembali berada di rumah Aof.

Charan menatap Nukuea yang meneteskan airmatanya.
Tangan Nukuea menggenggam keras tangan Charan.

"Aku ingat sekarang apa yang terjadi padaku. Tapi mengapa aku masih tidak dapat mengingat siapa diriku dan mengapa para pria itu berusaha menculik aku." isak Nukuea.

"Perlahan Kuea. Kau pasti akan mengingatnya." ujar Charan dan menggenggam tangan Nukuea dengan lebih erat.

"Hanya itu yang bisa aku bantu, Ran. Sisanya kalian harus mencari jawabannya sendiri agar arwah Nukuea dapat pergi dan mendapatkan ketenangan di alamnya." ujar Aof.

"Aku mengingat wajah orang2 yang melukaiku dan aku ingin membalaskan dendamku. Kukira itulah yang membuat aku tidak dapat pergi dan tenang." ujar Nukuea.

"Dendam tidak pernah akan mendapatkan ketenangan untuk kita, nak. Lebih baik kau relakan hingga kau bisa pulang. Biarlah orang2 itu mendapatkan balasannya sendiri, orang2 jahat tidak akan pernah bisa bebas." ujar Aof.

"Tapi jika sampai sekarang aku masih berkeliaran di dunia ini, itu berarti urusanku belum selesai, paman. Aku akan membalaskan dendamku baru aku akan merasa tenang dan mungkin aku akan bisa pulang ke penciptaku." ujar Nukuea dengan airmata yang berlinang.













Bersambung.

Tinggalkan jejak dong buat penyemangat nulisnya.

Yang sudah, makasih banyaaakkkk...
💖💖💖💖

𝑃𝑎𝑟𝑡 𝑂𝑓 𝑌𝑜𝑢𝑟 𝑊𝑜𝑟𝑙𝑑 (ZeeNunew) (026)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang