07. Altan Kerja? ✔

2.3K 128 3
                                    

[Mansion]

"Pagi semua" sapa Altan dengan nada ruang dan tak lupa juga dengan senyuman manisnya, tapi mereka tidak membalas ucapannya. Tapi Altan sudah biasa, jadi Altan akan langsung pergi ke sekolahan karena sekarang mereka semua melarangnya sarapan jika sedang ada mereka.

"Oh iya" gumam Altan seakan baru teringat sesuatu.

"Daddy" panggil Altan dengan berlari kearah Bagas yang sedang menyuapi Aira.

Karena tidak ada balasan akhirnya Altan pun melanjutkan ucapannya.

"Kemarin Altan di panggil sama kepsek, terus sama kepsek Altan di bilangin kalau Altan harus bayar SPP karena udah nunggak 4 bulan" Altan menunjukkan empat jaringan dan kepalanya yang di miringkan.

Itu sekolahan nya setiap bulan bayar SPP ya.

"Mau bayar? " tanya Dean yang baru saja selesai makan.

"Iy-iya" ucap Altan dengan menatap takut ke arah abangnya, karena beberapa minggu yang lalu dia pernah di pukul oleh abangnya sampai dia masuk rumah sakit, karena tangan kirinya bengkak.

"Kerja" ucap Dean dengan menatap datar atau benci (?) ke arah Altan.

"Kerja kayak daddy? " tanya Altan lagi, karena dia tidak tau kerja, yang dia tau jika daddynya tidak berada di rumah maka daddynya sedang bekerja.

Dean berdiri dari duduknya,padahal makanannya belum habis. "Dean berangkat" tidak menunggu jawaban mereka, Dean langsung berjalan keluar dan mengendarai motornya.

"Aira ikut" ucap Aira dengan kedua tangan yang di rentangan seolah-olah meminta gendong.

Dean menggendong Aira dengan gaya koala dan di kedua pundaknya yang terdapat dua tas dengan warna yang berbeda tapi dengan disain dan merek yang sama.

Sedangkan Altan yang merasakan mereka mengacuhkannya akhirnya dia berangkat dengan berjalan kaki, karena dia harus berhemat.

Ya, akhir-akhir ini Altan memang sering berjalan kaki karena uangnya yang semakin menipis.

Ya walaupun dia memiliki tabungan yang banyak, tapi sebisa mungkin dia menghematnya sampai dia lulus SMP karena dia tidak tau harus mencari uang kemana.

Selama satu bulan terakhir ini dia sibuk bertanya-tanya kepada teman-temannya untuk mencarikan dia sebuah pekerjaan, tapi karena usianya masih kurang jadi dia sangat susah untuk mendapatkan pekerjaan.

****

Saata berjalan tiba-tiba Altan menabrak sesuatu yang cukup keras.

"Akh" pekik Altan saat dia terjatuh, karena saking kuatnya benturan nya.

"Perhatian jalanmu" ucap orang itu.

Karena posisi Altan sedang terduduk di lantai jadi dia harus mendongak untuk melihat siapa orang yang sedang berbicara dengannya.

"Ish, ini salah kamu" ucap Altan dengan menunjuk orang itu.

"Ck, mangkanya jadi orang tuh yang tinggi kan gue ga lihat kalo orangnya pendek" orang itu menatap Altan dengan tatapan meremehkan.

Altan berdiri dari duduknya dan langsung menatap tajam (yang jatuhnya malah ikut) orang itu yang dia ketahui jika bukan siswa SMP GARUDA karena bajunya yang berbeda.

"Itu kamunya aja yang ketinggian" ucap Altan tak terima karena dirinya di katakan pendek, padahal tinggi dia 154, tapi di katain pendek.

Altan berdiri sejajar dengan laki-laki itu dan dapat di lihat perbedaan tinggi badan mereka.

"Tinggi badan lo aja cuma sebatas dada gue"

"GARA! " Teriak seorang perempuan dan laki-laki dari arah utara.

Sontak Altan dan orang yang di ketahui bernama Gara itu menoleh ke arah suara.

"Wuih, di mana lo nemu nih bocah? " tanya Laki-laki itu.

"Dia nabrak gue" ucap Gara dengan nada yang datar.

"Kenalin nama kakak Mesya Rentara dan di samping kanan kakak namanya Teo Hata sedangkan dia namanya Alanggara Zevano Zeeland. Kita dari SMPN Tunas" ucap Mesya dengan menunjuk mereka satu per satu.

"Hai kak, nama aku Altan Ravindra" ucap Altan dan tak lupa dengan senyuman tampangnya.

"Hai, kamu kelas berapa? " tanya Mesya lagi.

"Altan kelas VII, kalau kakak? " tanya Altan dengan mengedipkan kedua matanya.

"Kalau Kakak kelas IX"

Dan tanpa mereka sadari ternyata mereka sedari tadi menjadi bahan tonton siswa/i yang memang sedang melewati lorong.

"Heh bocah" panggil Gara.

Altan yang merasa terpanggil pun langsung menoleh ke arah Gara.

"Jangan panggil Altan bocah! " pekik Altan.

"Bi-"

Tring tring

"Nah, udah sana masuk ke kelas" ucap Mesya untuk menengahi mereka berdua.

"Ya sudah, kalau bergitu Altan ke kelas dulu" Altan melambaikan tangannya dan berjalan menuju kelasnya.

ALTAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang