Altan saat ini sedang bahagia karena dia akan pergi ke sekolah dan tidak homeschooling lagi, ya selama ini Altan homeschooling, saat Altan bertanya kenapa dia tidak pergi ke sekolah seperti ketiga abangnya jawabanya Bagas selalu seperti ini "Di luar banyak orang jahat, jadi Altan di rumah saja" atau "Di luar berbahaya jadi baby Altan di rumah saja"
Setelah 13 tahun terkurung di mansion itu akhirnya Altan keluar dari sangkarnya dan itu semua berkat semua bujukan Altan, bahkan Altan sampai mogok makan selama 2 hari karena itu.
Tapi karena itulah semuanya berubah dan Altan setiap malam selalu berucap "andai" karena dia menyesali pilihan yang dia buat, dia berharap ada seorang peri yang datang kepadanya untuk mengulang waktu yang telah berlalu.
Tapi nasi sudah menjadi bubur jadi Altan hanya bisa menjalaninya sampai arwahnya di ambil oleh Tuhan.
Hari ini adalah hari di mana Altan bahagia, karena hati ini adalah hari pertamanya masuk sekolah. Altan bersekolah di SMA Garuda, sebuah sekolahan bergengsi bahkan yang bisa masuk ke sekolahan ini hanyalah orang-orang yang kaya atau orang pintar yang mendapatkan beasiswa.
Di pagi yang sangat bahagia ini Altan sedang sarapan bersama dengan keluarganya dan saat ini Altan sarapan dengan di suapin oleh daddy nya. Ya walaupun terpaksa.
"Daddy, Altan mau makan sendiri" rengek Altan dengan mengunyah makanan yang berada di dalam mulutnya.
"Sttt, diam. Biar daddy suapin saja" balas Bagas.
"Ishh, kalau bagitu Altan tidak mau sarapan" Altan menutup mulutnya dengan ke dua tangannya saat Bagas akan memasukkan makanan ke dalam mulutnya, dengan menggelengkan kepalanya.
"Untuk apa kamu berbicara seperti itu, coba kamu lihat piringmu, makanannya sudah hampir habis" jawab Xavier Tirtanadi Syams, abang ketiga Altan, yang sekarang sudah duduk di kelas 3 SMA.
"Cepat habiskan makan kamu Altan dan segera minum vitamin mu" ucap abang kedua yaitu Dean Arangga Syams yang mash berada di jenjang perkuliahan jurusan kedokteran.
Itu vitamin biasa ya.
"Atau, kamu tidak jadi pergi ke sekolahan" lanjut Dean dengan menatap tepat di manik hitam Altan.
"Ish, iya-iya nih Altan makan nih" ucap Altan dengan cemberut.
Setelah mereka semua selesai sarapan mereka pergi ke kegiatan mereka masing-masing.
****
[Mobil]"Baby" panggil Bagas.
Btw ini Xavier bawa motor sendiri.
"Heum? " tanya Altan dengan kepala yang mendongak.
"Jangan nakal di sekolahan oke" ucap Bagas dengan mengelus surai lembut milik Altan.
"Oke daddy" jawab Altan dengan semangat.
Di sepanjang perjalanan Altan berfikir 'apakah dia akan memiliki teman di sekolahan barunya?'
Sekitar 40 menitan mereka sampai di SMA Garuda.
"Ingat semua pesan daddy oke" ucap Bagas.
"Iya dad"
"Dadah" lanjut Altan dan di balas senyuman dari Bagas.
Sekarang Bagas akan pergi ke perusahaan miliknya tapi saat di jalan ada seorang anak perempuan yang mengetuk kaca mobilnya.
Bagas pun membuka kaca mobilnya dan hal pertama yang dia lihat adalah seorang anak perempuan dengan keadaan yang sangat kotor dan nafas yang memburu.
"T-tuan tolongin saya tuan" ucap perempuan itu.
"Hm? "
Karena merasa iba akhirnya Bagas menyuruh anak itu masuk, di dalam mobil Bagas menyuruh sangat sopir untuk berputar balik dan membatalkan untuk pergi ke perusahaan.
"Siapa namamu? " tanya Bagas.
"Perkenalkan nama saya Aira Veranda"
"Apa yang sedang kamu lakukan tadi? " tanya Bagas lagi.
"S-saya tadi sedang di kejar oleh preman yang ada di gang sana tadi" cicit Aira dengan nada yang sengaja di imut-imutkan.
"Hmm" Bagas meneliti wajah Aira dan tiba-tiba saja dia berujar.
"Saya akan mengangkat kamunya menjadi anak saya"
"B-benarkah? " tanya Aira dengan nada yang seakan-akan tidak percaya.
"Iya sayang" ucap Bagas.
"Makasih..... " Aira menatap Bagas dengan tatapan polosnya.
"Panggil saja daddy" ucap Bagas.
"Makasih daddy" pekik Aira.
"Sama-sama sayang" Bagas mengelus kepala Aira.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAN
De TodoTentang seorang anak laki-laki yang harus bekerja untuk kehidupannya, padahal dia merupakan anak dari orang kaya. Daddynya seorang pengusaha, sedangkan para abangnya bekerja di tempat yang memiliki gaji tinggi. Tapi kenapa dia harus bekerja untuk ke...