Saat baru memasuki mansion tiba-tiba Altan di hadang oleh kedua kakaknya dan juga daddy nya. Altan memperhatikan mereka dengan ekspresi bingung, karena mereka menunjukkan raut wajah seperti menahan marah(?).
Tiba-tiba saja Bagas mendekati Altan dan mencengkeram dagu Altan. "Apa yang kau lakukan kepada abangmu hah! " bentak Bagas.
Altan menatap bingung kepada Bagas. "Abang?".
Xavier yang sebelumnya di belakang langsung mahu ke depan dan menunjukkan wajahnya yang bonyok.
"Apakah kau lupa?"
"T-tapi kan itu tadi yang pukul Kenzo" gumam Altan, tapi masih bisa di dengar oleh Bagas dan Xavier.
"Tapi kan tetap saja, ini gara-gara lo" Xavier menunjuk wajah Altan.
"Tapi kan yang pukul bukan Altan! " pekiknya dengan suara keras.
Mereka semua terdiam, dan karena mereka tidak meresponnya Altan pun berlari ke atas untuk menuju ke kamarnya.
Sedangkan mereka yang berada di lantai dasar masih terkejut karena mereka baru pertama kali mendengar Altan berbicara dengan suara keras.
Aira yang dari tadi mendengarkan perdebatan keluarga ini tiba-tiba tersenyum(?), entah karena apa.
Altan sekarang sedang menangis karena tidak ada yang percaya kepadanya, padahal dia tidak berbohong. Ya dia memang tau jika ini ulahnya tapi kan yang memukul wajah dan perut Xavier kan Kenzo, sebenarnya Altan tidak bermaksud menyalahkan Kenzo, tapi kan itu fakta.
"Padahal biasanya mereka percaya dengan Altan, tapi sekarang mereka sudah tidak percaya lagi" Altan menatap sebuah figora yang dia pajang di samping tempat tidurnya.
"Altan rindu abang" ucapnya dengan memeluk figora tersebut.
****
Sekarang sudah menunjukkan pukul 19.03 yang berarti sudah waktunya untuk makan malam, mereka semua sudah berada di meja makan dengan Altan yang berada di ujung sendiri.
Altan menatap mereka semua yang sedang berbicara dengan Aira, padahal kan dia juga di sini tapi kenapa mereka hanya berbicara dengan Aira saja?.
Sebenarnya Altan sudah mencoba berbicara dengan mereka tapi mereka mengacuhkannya seakan-akan mereka tidak mendengar kalau dia berbicara.
Saat Altan akan bertanya lagi tiba-tiba Bagas menginstruksi untuk melakukan makan malam.
Dengan terpaksa Altan pun diam.
Ketika akan mengambil nasi tiba-tiba saja Aira menarik wadah nasinya dan karena terlalu kencang menariknya alhasil nasi tersebut pun jatuh.
Pyarr
Tiba-tiba Aira jongkok dan dapat Altan lihat kalau Aira dengan sengaja menggoreskan pecahan kaca tersebut dan tiba-tiba saja dia menangis.
Bagas dan kedua abangnya langsung menghampiri Aira dan menanyai keadaan Aira. Karena saking fokusnya dia menatap piringnya dia sampai tidak menyadari kalau Aira sudah di bawa pergi oleh Bagas dan Xavier. Saat Altan sedang menatap piringnya yang kosong tiba-tiba Dean menarik lengannya ke tempat yang terdapat pecahan kaca tersebut.
"Akh" pekik Altan karena kaget.
Dan tanpa berperasaan Dean menarik Altan yang masih belum bisa memproses apa yang sedang terjadi, bahkan dia tidak merasakan perih di kakinya.
Altan hanya mengikuti Dean dan ternyata Dean membawanya pergi ke gudang yang ada di lantai bawah dan yang lebih tepatnya lagi di dapur.
Para maid memperhatikannya, mereka semua menatap iba kepada Altan.
Dean melemparkan Altan dan langsung menutup tidak lupa juga dia mengunci pintunya.
Setelah selesai menguncinya Dean berbicara kepada maid yang ada di dapur. "Kalian jangan membuka pintu ini walaupun dia berteriak" dan Dean langsung pergi begitu saja.
Para maid langsung membicarakan kenapa tuan muda mereka bersikap seperti itu ke tuan kecil mereka. Padahal setau mereka seluruh keluarga besar Syamssangat menyayangi Altan, bahkan mereka tidak akan menyakiti tuan kecil mereka walaupun seujung jari.
Tapi kenapa semuanya berubah, mereka tau jika semuanya akan berubah, tapi bukanlah ini terlalu drastis?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAN
AcakTentang seorang anak laki-laki yang harus bekerja untuk kehidupannya, padahal dia merupakan anak dari orang kaya. Daddynya seorang pengusaha, sedangkan para abangnya bekerja di tempat yang memiliki gaji tinggi. Tapi kenapa dia harus bekerja untuk ke...