Di dalam gudang Altan menangis dan tidak lupa juga dengan teriakan yang sangat amat memprihatinkan, para maid yang mendengarnya merasa sangat iba.
Mereka ingin membantu tuan kecil mereka, tapi sayangnya satu-satunya kunci tersebut di bawa oleh Dean.
"Keluarkan Altan, Altan takut di sini"
"Di sini gelap, Altan tidak suka"
"Kaki Altan perih, kaki Altan sakit"
"Altan juga lapar"
"Altan mohon, keluarin Altan dari sini"
"Abang, daddy. Altan mohon Altan takut"
"Altan nda bakal nakal, Altan mohon"
"Daddy, abang. Kaki Altan perih"
"Kaki Altan dari tadi ngeluarin darah"
"Darahnya tidak mau berhenti"
"Altan takut gelap"
"Altan phobia ruangan sempit"
"Altan alergi debu"
"Altan takut"
Suara itu terus-terusan terucapkan dari mulut Altan. Bahkan sekarang suara Altan sudah terdengar serak, suaranya juga semakin mengecil, bahkan gedoran pintu yang awalnya kuat dengan perlahan melemah.
Maid yang ada di dapur merasa sangat kasihan, jika mereka tidak bisa mengeluarkannya setidaknya mereka bisa menenangkannya, memberikannya makanan dan mengobati lukanya.
Spertinya luka di kaki Altan cukup lebar, karena sepanjang jalan kaki Altan mengeluarkan darah yang cukup banyak, bahkan kalau semisal di kumpulkan mungkin sekitar 50 mil.
Bahkan bi Indah sampai meneteskan air matanya karena mendengar suara Altan yang seperti itu.
Dan mungkin saja ini akan meninggalkan ingatan yang buruk untuk Altan, karena ini pertama kalinya Altan di perlakukan seperti ini. Dan juga mungkin akan menyebabkan trauma kepada Altan.
Altan yang biasanya di manja tiba-tiba di perlakukan dengan buruk oleh keluarganya. Altan yang biasanya tidak di biarkan terluka malah mereka yang memberikan luka, bahkan mereka merupakan manusia pertama yang menyakiti Altan.
Dari balik pintu Altan berharap jika Dean segera membebaskannya, karena dia saat ini sudah merasa sangat lemas, dadanya sesak dan lehernya sakit.
Walaupun dia tidak mengeluarkannya dari sini setidaknya mereka memberikannya makanan atau minuman untuknya.
Altan sekarang sudah diam karena dia tidak ingin berharap lagi.
"Daddy katanya sayang Altan, kok sikap daddy sama Altan kok gini?" ucapnya dengan memeluk lututnya.
Altan melamun, dia berfikir kalau saja saat itu dia tidak memaksa untuk pergi ke sekolahan pasti dia sekarang masih bermain bersama mereka di luar sana, dia masih tertawa lebar bersama mereka.
Ya, seperti kata orang-orang di luar sana. Penyesalan selalu ada di akhir. Dan itu nyata.
Altan merebahkan dirinya dan dia tertidur atau pingsan(?).
****
Di sebuah taman atau lebih tepatnya di halaman belakang mansion terdapat empat orang yang terlihat sangatlah bahagia.
Tiga dari mereka tertawa karena mereka berhasil membohongi seorang anak perempuan di antara mereka.
"Hahaha, lihatlah bukanlah itu sangat lucu" ucap Bagas dengan menunjuk ke Aira.
"Hahaha, iya itu sangat lucu" Dean membalasnya dengan tawa yang tidak bisa berhenti.
Sedangkan Xavier dia tidak bisa berbicara karena dia tidak bisa berhenti tertawa.
Aira yang di tertawakan mereka malah menangis karena dia merasa malu. Kalian tau apa yang sedang mereka lakukan?
Mereka awalnya sedang piknik kecil-kecilan di belakang mansion. Dan Aira yang merasa bosan akhirnya berdiri dan dia melihat-lihat taman tersebut dengan di temani oleh Xavier.
Tapi karena dia terlalu fokus dengan hal yang menarik perhatiannya akhirnya dia tersandung sehingga membuat mereka semua tertawa.
Ya, dan tanpa mereka ketahui di sebuah ruangan terdapat seorang remaja laki-laki yang sedang membutuhkan mereka.
___________________
Maaf ya jarang up, soalnya otak aku lagi buntu.
Info dong yang jual otak di mana, siapa tau ada yang pinter kayak yang main di clash of champions.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAN
RandomTentang seorang anak laki-laki yang harus bekerja untuk kehidupannya, padahal dia merupakan anak dari orang kaya. Daddynya seorang pengusaha, sedangkan para abangnya bekerja di tempat yang memiliki gaji tinggi. Tapi kenapa dia harus bekerja untuk ke...